Kalimat yang Komunikatif, tetapi tidak Cermat

Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Kalimat ini tidak lengkap pada objeknya. Hal apa yang diceritakan oleh pelaku tidak tertera atau djelaskan. Jika pun strukturnya dipertahankan, supaya tidak rancu, kata menceritakan yang merupakan verba transitif diubah menjadi intransitif bercerita Perbaikan kalimatnya ialah: a. Dilengkapinya perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh kepala sekolah menjadikan bertambahnya para pengunjung perpustakaan sekolah. b. Dengan bersemangat Pak guru bercerita kepada murid-muridnya agar mereka dapat mengambil hikmah.

2. Ketidaktepatan penempatan unsur-unsurnya

Kalimat yang tidak tepat kedudukan unsur-unsurnya membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami atau sulit dimengerti. Contoh: a. Petani sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah ia dan istrinya mendapat teror terus-menerus, segera melapor kepada pihak kepolisian. Kedua kalimat ini terasa janggal karena ada ketidaktepatan penempatan salah satu unsur kalimatnya. Jika diperhatikan, kesalahan ada pada kata petani yang seharusnya diletakkan setelah klausa keterangan sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah. Begitu pula dengan kalimat kedua, kata atau subjek ia dan istrinya seharusnya diletakkan pada kalimat induk segera melaporkan kepada pihak kepolisian. Perhatikanlah perbaikannya berikut ini. a. Sebelum ada kebjakan impor gula dari pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. b. Setelah mendapat teror terus-menerus, ia dan istrinya segera melapor kepada pihak kepolisian. Perhatikan kembali contoh berikut: c. Selanjutnya saya akan berikan kekurangannya setelah pekerjaan selesai. d. Jadi, kita harus sukseskan pilkada tahun ini. Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Kedua kalimat ini juga janggal. Keterangan aspek seperti akan, belum, telah, masih, sedang , dan sebagainya tidak boleh disisipkan pada kata kerja pasif yang berupa ikatan erat antara subjek kata kerjanya. Perhatikan perbaikannya berikut ini: c. Selanjutnya akan saya berikan kekurangannya setelah pekerjaan selesai. d. Jadi, harus kita sukseskan pilkada tahun ini.

3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan

Ketidakcermatan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat yang berlebihan. Unsur yang berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata yang sama artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu. Contoh: a. Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih. b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus-virus yang membahayakan. c. Remaja harus mengetahui akan bahaya narkoba. d. Bagi siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia. Kalimat pertama dan kedua berlebihan dalam hal pemakaian kata para dan banyak yang menunjukkan makna jamak. Maka, kata berikutnya tidak perlu diulang. Kalimat ketiga dan keempat tidak perlu memakai kata tugas akan dan bagi. Jadi, kalimat yang benar ialah: a. Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih. b. Di dalam tubuhnya terdapat banyak virus yang membahayakan. c. Remaja harus mengetahui bahaya narkoba. d. Siswa yang mengisi acara pensi harap segera menghubungi panitia.

4. Pilihan kata tidak tepat

Ketidakefektifan atau ketidakcermatan penyusunan kalimat juga dapat disebabkan karena pilihan kata tidak tepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing. Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X Selain itu, ketidakpahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat. Contoh: a. Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan dinginnya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya menggemparkan warga sekitarnya. c. Rumahnya besar sendiri dibandingkan rumah-rumah tetangganya. Kalimat pertama terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan . Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan dengan kata akan yang baru atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Kalimat kedua ketidaktepatan pada kata menggemparkan. Kata ini berkonotasi negatif yang berarti membuat panik. Padahal kenikmatan adalah suatu kesenangan dan dalam hal ini berkaitan dengan urusan rasa. Maka, frasa yang tepat adalah membuat takjub. Kalimat ketiga kata besar sendiri dipengaruhi bahasa daerah gede dewe, yang tepat adalah paling besar. Jadi, perbaikannya. a. Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan dingin- nya udara di sini. b. Kenikmatan mie buatannya membuat takjub warga sekitarnya. c. Rumahnya paling besar dibandingkan dengan rumah-rumah tetangganya.

C. Kalimat yang Cermat, tetapi tidak Komunikatif

Kalimat yang disampaikan oleh pembicara secara lisan atau penulis secara tertulis mungkin saja telah sesuai dengan kaidah bahasa, namun jika penyampaiannya tidak lugas dan padat, dapat menyulitkan komunikan untuk memahaminya. Sebuah kalimat dapat saja penyusunannya sudah cermat tapi tidak komunikatif. Hal ini dapat terjadi karena hal-hal berikut ini.

1. Kalimat terlalu luas atau berbentuk kalimat majemuk kompleks.

Kalimat yang terlalu luas atau panjang dapat mengaburkan maksud Bahasa Indonesia SMKMAK Setara Tingkat Semenjana Kelas X yang sebenarnya dari kalimat tersebut. Meskipun penyusunannya tidak menyalahi kaidah gramatikal, namun karena kata yang dipergunakan banyak dan bercabang, dapat menyebabkan pesan yang dikandungnya jadi tidak dapat ditangkap secara utuh. - Karena dalam kurikulum itu bidang studi Bahasa Indonesia mendapat tempat yang teratas berdasarkan alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar dari 2 sampai dengan 6 jam seminggu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap sangat penting dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan. - Bahasa Indonesia yang oleh Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia, di daerah- daerah yang berbeda-beda latar belakang kebahasaan, kebudayaan, kesukuan, dan di dalam lapisan masyarakat yang berbeda-beda pula latar belakang pendidikannya. Dua contoh kalimat di atas merupakan kalimat luas atau panjang karena terdapat klausa-klausa perluasan subjek dan predikat. Uraian kalimat yang terlalu luas itu sulit dicerna jika disampaikan secara lisan, dan juga harus dibaca lebih dari sekali untuk memahaminya dalam bentuk tulisan. Kalimat dapat diperpendek agar lebih mudah dan cepat dipahami dalam bentuk berikut ini. - Dalam kurikulum itu, bidang studi Bahasa Indonesia mendapat tempat teratas, yaitu 8 jam pelajaran seminggu, sedangkan untuk bidang studi yang lain berkisar 2 sampai 6 jam seminggu. Karena itu, pelajaran Bahasa Indonesia dianggap penting dalam rangka mencapai pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, yaitu untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan. - Bahasa Indonesia yang dalam sumpah Pemuda telah diakui sebagai bahasa nasional dipakai di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman bahasa, budaya, suku, dan lapisan masyarakat yang berbeda-beda latar belakang pendidikannya.