Umpatan yang Bermaksud Bercanda

34

BAB III MAKSUD UMPATAN DITINJAU DARI

KONTEKS KEHIDUPAN MASYARAKAT LOLI KABUPATEN SUMBA BARAT

3.0 Pengantar

Konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah konteks kehidupan sosial. Setelah penulis mendeskripsikan arti-arti umpatan yang sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat dalam tuturan berbahasa Indonesia, selanjutnya penulis mendeskripsikan maksud dari umpatan-umpatan tersebut berdasarkan konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat. Jenis-jenis umpatan berdasarkan referennya pada bagian 2.1 jika dikaitkan dengan konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat memiliki berbagai maksud. Berdasarkan penelitian, maksud-maksud umpatan-umpatan tersebut terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu 1 umpatan yang memiliki maksud bercanda, 2 umpatan yang bermaksud menyindir, 3 umpatan dengan maksud marah, dan 4 umpatan yang bermaksud menghina.

3.1 Umpatan yang Bermaksud Bercanda

Bercanda adalah bertingkah, bersenda gurau, berkelakar. Biasanya dalam waktu senggang, dalam suasana tidak serius. Masyarakat Sumba Barat sering menggunakan umpatan-umpatan tertentu untuk bercanda dengan orang lain, biasanya ini terjadi antarteman atau antara orang tua dengan anaknya. 35 1 Lawwe, jangan berdiri di situ Umpatan dalam tuturan 1 biasa digunakan untuk mengejek perempuan yang dianggap gila seperti Lawwe. Umpatan tersebut biasanya digunakan antarteman, antarsaudara, atau orangtua kepada anak perempuannya. 2 Heh Bili gila, barenti makan Sama halnya dengan tuturan 1, tuturan 2 juga digunakan untuk mengejek laki-laki yang dianggap atau berkelakuan seperti orang gila. 3 Dasar kau Yudas. Umpatan dalam tuturan 3 biasa digunakan untuk mengejek orang yang munafik, seperti Yudas. 4 O, nyora suda bangun. Pada tuturan 4 terdapat umpatan yang sering digunakan untuk mengejek ibu-ibu yang suka memerintah, sok berkuasa, jarang bekerja di dapur, suka berpangku tangan layaknya seorang nyonya. 5 Kom nene yang bilang? Umpatan dalam tuturan 5 sering dipakai untuk bercanda dengan maksud penolakan. 6 Mam raja suda pulang dari pasar koh? Umpatan mam raja 6 memiliki maksud yang mirip dengan nyora pada tuturan 4. Namun, umpatan dalam tuturan 6 ini lebih dipakai untuk mengejek wanita yang tidak bisa bekerja apa-apa karena lemah atau memang tidak biasa bekerja, seperti ibumama seorang raja. 36 7 Ini anak kapala kahiwu betul. Umpatan pada tuturan 7 sering dipakai untuk mengejekbercanda dengan orang yang suka merajukmerengekcengeng. Ini biasa digunakan antarteman. 8 Kecil-kecil kaki kareta juga. Kaki kareta 8 sering dipakai untuk mengejek orang yang senang keluyuran, jarang berada di rumah. Biasa digunakan antarteman atau orang tua kepada anaknya. 9 Bapa desa masi ada rapat. Pada tuturan 9 terdapat umpatan yang bermaksud mengejek bapak-bapak yang suka mengumbar apa yang ia miliki, suka berkuasa terhadap orang lain milik orang lain, selera tinggi. 10 Panggil itu ibu negara dulu. Ibu negara pada tuturan 10 juga memiliki maksud yang mirip dengan bapa desa pada tuturan 10. Ibu negara sering dipakai untuk mengejek ibu-ibu yang sok berkuasa, jarang bekerja,seperti ibu pemilik negara. 11 Itu lawora darat belum kena tangkap. Pada tuturan 11 terkandung umpatan yang bermaksud mengejek laki-laki playboy, sama seperti dalam bahasa Indonesia, buaya lawora: Sumba Barat sering dipakai untuk menggambarkan playboy. Lawora dimaksudkan untuk mengumpat laki-laki playboy karena dianggap memiliki kesamaan sifat antara orang yang diumpat dengan buaya darat, dapat melata di dua tempat, darat dan air. 12 Rauta ka`bala ada duduk di sana. 37 Umpatan ini biasanya digunakan oleh sesama teman lelaki. Rauta ka’bala 12 sering digunakan untuk mengejek orang yang berbulu badan banyak. Bulu badan yang banyak pada tubuh orang tersebut tersebut diidentikkan dengan semak-semak rumput belalang yang biasanya rimbun. 13 Ada lagoro yang cari mangsa tadi. Umpatan yang terdapat dalam tuturan 13 bermaksud mengejek kaum laki-laki. Lagoro giring-giring diidentikkan dengan kelamin laki-laki karena adanya kesamaan bentuk. Umpatan ini sering digunakan oleh laki-laki dan perempuan. 14 Laki-laki taripleks baru saja lewat. Umpatan dalam tuturan 14 bermaksud mengejek orang yang kurus, tinggi, dan tipis seperti tripleks. Ini biasa digunakan antarteman yang sudah akrab. 15 Lo’jang satu, ko makan apa saja? Umpatan dalam tuturan 15 sering digunakan oleh mereka yang sudah akrab, biasanya antarteman, orang tua kepada anak, atau kepada sesame saudara. Umpatan ini bermaksud untuk mengejek orang dengan keadaan fisik lo’jang: tinggi, kurus, bahasa kerennya kutilang kurus, tinggi, langsing. Umpatan ini bisa digunakan untuk laki-laki dan perempuan. 16 Kareko pakke, kena tiup angin satu kali malayang. Sama halnya dengan tuturan sebelumnya, tuturan 16 ini digunakan oleh mereka yang sudah akrab. Umpatan yang terdapat dalam tuturan ini digunakan untuk mengejek orang yang memiliki kondisi fisik kurus. Karena kurus, orang itu dianggap akan terbang melayang jika tertiup angin. 38 17 Dem kajowa ju ikut manari. Umpatan dalam tuturan 170 ini dtimaksudkan untuk mengejek orang yang memiliki perut besar, seperti perut babi yang gemuk. Saking gemuknya perut orang yang dimaksud, ketika bergerak sedikit saja perutnya juga akan ikut menari bergerak. 18 Mette katto, hanya dem gigi se yang keliatan. Pada tuturan 18 ini, terdapat umpatan yang ditujukan untuk mengejek orang yang berkulit hitam pekat. Kulit hitam yang dimiiliki orang itu membuat orang itu tidak kelihatan, hanya giginya yang berwarna putih yang terlihat oleh orang lain.

3.2 Umpatan yang Bermaksud Menyindir