27
2.1.4 Umpatan yang Menunjuk Referen Manusia Berupa Jabatan
Jabatan merupakan pangkat dari pekerjaan yang dilakoni oleh seseorang. Pada hakikatnya, jabatan itu menyangkut kehormatan seseorang yang diterimanya
berdasarkan kepercayaan yang diberikan orang lain kepadanya. Hal ini juga berlaku di dalam masyarakat Sumba Barat; namun terdapat beberapa jabatan yang
sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat. 23
Bapa desa masi ada rapat. 24
Panggil itu ibu negara dulu. Tuturan 23 berarti ‘Bapa desa sedang ada menghadiri rapat’. Bapa:
bapak, desa: desakampung. Tuturan 24 berarti ‘ tolong panggilkan ibu negara’. Ibu negara dalam tuturan tersebut berarti ‘ibu yang menguasai negara ibu dari
penguasa negara’.
2.2 Umpatan yang Menunjuk Referen Hewan
Umpatan yang memiliki referen berupa hewan ini umumnya hampir sama di beberapa daerah. Banyak daerah di Indonesia yang memakai referen hewan
sebagai bahan umpatan. Bagi masyarakat Sumba Barat, alasan menggunakan referen hewan tertentu sebagai umpatan adalah karena hewan tersebut dianggap
memiliki sifat buruk, jahat, dan merugikan kehidupan manusia. Nama-nama hewan yang biasa digunakan masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat adalah
sebagai berikut. 25
Lahu diam sedikit 26
Itu tua satu su macam manu beddi.
28 27
Itu dia laki-laki katumma. 28
Macam karabbo mai saja kau ni. 29
Itu lawora darat belum kena tangkap. 30
Marapu nippe suda buat apa lagi? 31
Sa liat bei dara kemarin tapaleuk di pasar malam. Umpatan lahu yang terdapat dalam tuturan 25 berarti ‘anjing’. Biasanya
umpatan itu digunakan untuk mengumpat kaum laki-laki. Arti tuturan 26 ‘Si tua yang satu itu seperti manu beddi’. Manu berarti ayam, burung, beddi berarti gatal.
Katumma dalam tuturan 27 berarti ‘kutu’. Tuturan 28 berarti ‘Kamu ini sudah seperti karabbo mai’. Karabbo: kerbau, mai: betinainduk. Tuturan 29 berarti
‘Lawora itu belum tertangkap’. Lawora: buaya. Marapu nippe dalam tuturan 30 berarti tuandewapenguasa ular Marapu: tuandewapenguasa, nippe: ular.
Tuturan 31 berarti ‘Saya melihat bei dara kemarin berkeliaran di pasar malam.’. Bei ‘betina’ dara ‘kuda’, bei dara berarti ‘gadis yang berkelakuan seperti kuda
betina yang liar, centil’.
2.3 Umpatan yang Menunjuk Referen Tumbuhan
Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat untuk mengumpat. Hal ini biasanya dikarenakan
masyarakat Sumba Barat menganggap adanya kemiripan bentuk atau sifat antara tumbuhan yang digunakan untuk mengumpat dengan keadaan objek yang
diumpat.
29 32
Tutup mulut naga rara 33
Kau pung bodok model karokko rara. 34
Ode, barenti bakorek 35
Rauta ka`bala ada duduk di sana. 36
Ko pu model su macam kaya kapoke naga saja. Umpatan dalam tuturan 32 berarti naga: nangka, rara: merah. Naga
rara dianggap menyerupai kelamin perempuan. Oleh karena itu, umpatan ini biasa digunakan untuk mengumpat kaum perempuan. Tuturan 33 berarti ‘Bodohmu
sudah seperti karokko rara’. Karokko: nangka, rara: merah. Tuturan 34 memiliki arti ‘Ode, berhenti mengusik’. Ode adalah sejenis tanaman kacang yang
gatal bila terkena kulit. Gatal yang ditimbulkan ode susah dihilangkan, bahkan dapat menimbulkan luka di bagian yang terkena ode tersebut. Tuturan 35 berarti
‘Rauta ka’bala sedang duduk di sana’. Rauta: rumput, ka’bala: belalang. Rauta ka’bala atau yang sering disebut rumput belalang oleh masyarakat Sumba Barat
adalah tanaman rambat berbunga putih yang sering membentuk semak, biasanya mencul pada musim kemarau. Tuturan 36 berarti ‘Modelmu sudah seperti
kapoke naga’. Kapoke: rusak, tidak jadi, peot, naga: nangka. Kapoke naga berarti ‘buah nangka yang kerdil, tidak dapat bertumbuh lebih besar. Nangka tersebut
kemudian perlahan-lahan menyusut kempes dan gugur dengan sendirinya’.
2.4 Umpatan yang Menunjuk Referen Benda Mati