12 tubuh manusia, keadaan fisik manusia, kekerabatan, dan keadaan mental manusia.
Kedua, sebagian besar orang menggunakan umpatan untuk mengekspresikan emosi dan perasaan mereka. Hal baru yang ditemukan penulis dalam penelitian
mengenai umpatan bahasa Sumba Barat dalam tuturan berbahasa Indonesia di masyarakat Loli, Kabupaten Sumba Barat adalah ditemukannya beberapa referen
berupa tumbuhan dalam umpatan masyarakat Loli, Kabupaten Sumba Barat. Selain itu, dalam kaitannya dengan konteks kehidupan masyarakat Loli,
Kabupaten Sumba Barat, penulis menemukan maksud untuk bercanda dalam penggunaan umpatan.
I.6 Kerangka Teori
Landasan teori dalam penelitian ini memaparkan pengertian umpatan, referen, maksud, dan kehidupan sosial masyarakat Sumba Barat.
1.6.1 Pengertian Umpatan
Kata umpatan atau makian merupakan ungkapan yang dapat dilihat sebagai saluran dari emosi dan sikap penutur yang menggunakan kata-kata tabu
dalam cara yang nonteknis dan bersifat emotif Ljung, dalam Yuwono, 2010. Pengertian ini menunjukkan bahasa umpatan merupakan media untuk
mengekspresikan perasaan penutur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Alwi, dkk., 2008:702, ”maki”
berarti mengeluarkan kata-kata ucapan keji kotor, kasar, dan sebagainya sebagai pelampiasan kemarahan atau rasa jengkel; ”memaki” berarti
mengucapkan kata-kata keji, tidak pantas, kurang adat untuk menyatakan
13 kemarahan atau kejengkelan; ”makian” berarti kata keji yang diucapkan karena
marah, dan sebagainya. Menurut Purnama, 2008: 171, makian merupakan salah satu sarana yang
dibutuhkan oleh penutur untuk mengungkapkan emosi mencakup perasaan ketidaksenangan. Makian kerap terdapat dalam bahasa Palembang sehari-hari
Palembang Sari-sari, di mana penggunaan makian dalam bahasa Palembang sehari-hari ini dikarenakan bahasa tersebut akrab digunakan dalam bertalimarga
berkomunikasi. Purnama, dalam tulisannya, juga menyatakan bahwa terdapat kemiripan antara makian masyarakat Palembang dengan makian yang dikenal
oleh masyarakat secara umum, misalnya kata makian jembut, kontol, bandit, babi, dan kere.
Rosidin 2010: 27, mendefinisikan makian sebagai berikut. Makian adalah saluran dari emosi dan sikap penutur yang diwujudkan dengan pemakaian
kata-kata tabu, kasar, kotor, cabul, tidak sopan, dan keji. Makian tersebut biasanya merujuk pada hal-hal yang tabu atau dipandang sebagai sesuatu yang “sensitif”
dalam suatu lingkungan budaya atau masyarakat tertentu. Makian kerap digunakan untuk menyinggung harga diri orang lain dan menyakiti
hati mitra tutur. Alasan makian diucapkan adalah karena adanya perasaan tidak senang, marah, terkadang, dalam konteks tertentu, makian dapat digunakan
sebagai penanda keintiman atau kedekatan antara penutur dengan mitra tutur. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
umpatan merupakan tuturan yang digunakan oleh penutur untuk mengekspresikan perasaannya kepada mitra tuturnya.
14
1.6.2 Teori Semantik