14
1.6.2 Teori Semantik
Semantik adalah telaah makna. Semantik menelaah lambing-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang
lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup makna-makna kata, perkembangannya, dan perubahannya
Tarigan, 1986:18. Ilmu semantik menyebutkan, terdapat tiga elemen bahasa, yaitu bentuk, makna, dan referen. Bentuk-bentuk kebahasaan memiliki hubungan
dengan makna yang yang dinyatakan. Hubungan antara bentuk dan makna bersifat arbitrer dan konvensional. Sifat arbitrer mengandung pengertian tidak ada
hubungan kausal, logis, alamiah, ataupun historis, dan sebagainya, antata bentuk dan makna itu. Sementara itu, sifat konvensional menyarankan bahwa hubungan
antara bentuk dan kebahasaan dan maknanya terwujud atas dasar konvensi atau kesepakatan bersama Wijana, 2011: 4.
Bentuk kebahasaan memiliki hubungan dengan konsep dalam pikiran manusia yang disebut makna sense, dan konsep ini lazimnya berhubungan dengan
sesuatu atau hal yang ada di luar bahasa yang disebut referen referent Wijana, 2011: 4.
1.6.2.1 Referen
Referen referent adalah objek atau hal yang ditunjuk: peristiwa, fakta di dalam dunia pengalaman manusia Djajasudarma, 1993: 24. Referen merupakan
salah satu bagian dari segitiga semiotik, selain simbol dan rujukan Richards, 1923: 14. Referen tidak selalu sesuai dengan simbol, karena konsep sebuah
15 referen dapat dipahami jika sesuai dengan rujukan. Pemikiran atau referensi
sangat dipengaruhi oleh bahasa dan simbol Martinet, 2010:78.
PEMIKIRAN ATAU REFERENSI
SIMBOL REFEREN
Simbol kata, rangkaian kata, gambar, gerak, isyarat, dan semua representasi gambar maupun bunyi imitatif mengarahkan secara langsung, mengorganisasi,
merekam, dan mengkomunikasikan pemikiran atau referensi tersebut. Simbol- simbol yang telah diproses di dalam pemikiran atau referensi tersebut kemudian
dikomunikasikan lagi dengan fakta dan kejadian. Fakta dan kejadian inilah yang kemudian disebut referen.
Simbol dalam segitiga semiotik berfungsi untuk menggantikan referen, karena simbol melakukan pentahbisan atau investitura. Ketika seseorang
memahami apa yang dikatakan, maka suatu simbol akan membuat kita melakukan suatu tindakan referensi, dan sekaligus membuat kita mengambil suatu sikap yang
sesuai dengan lingkungan yang mirip atau mendekati tindakan dan sikap lokutor. Selain menggantikan referean, simbol juga memiliki satu relasi tidak langsung.
Misalnya kata “anjing” tidak memiliki hubungan lain dengan “beberapa objek
16 umum tertentu yang terdapat di jalanan” kecuali berkaitan dengan fakta yang
sering kita gunakan ketika merujuk pada suatu binatang. Martinet, 2010: 79.
1.6.2.2 Maksud
Maksud merupakan suatu gejala luar ujaran, selain informasi. Informasi dan maksud sama-sama sesuatu yang luar ujaran. Hanya bedanya kalau informasi
itu merupakan sesuatu yang luar ujaran dilihat dari segi objeknya atau yang dibicarakan; sedangkan maksud dilihat dari segi si pengujar, orang yang
berbicara, atau pihak subjeknya. Di sini orang yang berbicara itu mengujarkan suatu ujaran entah berupa kalimat maupun frase, tetapi yang dinaksudkannya tidak
sama dengan maksud lahiriah ujaran itu sendiri Chaer, 1990:35-36.
I.7 Metode Penelitian