29 32
Tutup mulut naga rara 33
Kau pung bodok model karokko rara. 34
Ode, barenti bakorek 35
Rauta ka`bala ada duduk di sana. 36
Ko pu model su macam kaya kapoke naga saja. Umpatan dalam tuturan 32 berarti naga: nangka, rara: merah. Naga
rara dianggap menyerupai kelamin perempuan. Oleh karena itu, umpatan ini biasa digunakan untuk mengumpat kaum perempuan. Tuturan 33 berarti ‘Bodohmu
sudah seperti karokko rara’. Karokko: nangka, rara: merah. Tuturan 34 memiliki arti ‘Ode, berhenti mengusik’. Ode adalah sejenis tanaman kacang yang
gatal bila terkena kulit. Gatal yang ditimbulkan ode susah dihilangkan, bahkan dapat menimbulkan luka di bagian yang terkena ode tersebut. Tuturan 35 berarti
‘Rauta ka’bala sedang duduk di sana’. Rauta: rumput, ka’bala: belalang. Rauta ka’bala atau yang sering disebut rumput belalang oleh masyarakat Sumba Barat
adalah tanaman rambat berbunga putih yang sering membentuk semak, biasanya mencul pada musim kemarau. Tuturan 36 berarti ‘Modelmu sudah seperti
kapoke naga’. Kapoke: rusak, tidak jadi, peot, naga: nangka. Kapoke naga berarti ‘buah nangka yang kerdil, tidak dapat bertumbuh lebih besar. Nangka tersebut
kemudian perlahan-lahan menyusut kempes dan gugur dengan sendirinya’.
2.4 Umpatan yang Menunjuk Referen Benda Mati
Sama seperti hewan, pemakaian satuan bahasa yang menunjuk referen benda mati dalam masyarakat Sumba Barat juga digunakan untuk mengumpat
30 karena dianggap adanya kemiripan antara orang yang diumpat dengan benda mati
tertentu. Benda-benda mati yang sering digunakan sebagai berikut. 37
Watu loko suda itu barang-barang. 38
Heh, kabang`nga watu loko jang banyak omong. 39
Itu perempuan tebe kalitta skali. 40
Ada lagoro yang cari mangsa tadi. 41
Laki-laki taripleks baru saja lewat. 42
Tir ada tai jangan bagaya. 43
Ini kaboko, tida perna dengan orang lain betul. Tuturan 37 berarti ‘Percumalah barang-barang itu’. Watu: batu, loko:
kali. Masyarakat Sumba Barat menggunakan watu loko untuk mengatakan hal yang sia-sia bila dilakukan, sifatnya sama seperti batu kali. Umpatan kabang`nga
watu loko dalam tuturan 38 digunakan untuk mengumpat orang yang dianggap sangat bodoh: kabang`nga: bodoh, watu: batu, loko: kali. Tebe kalitta dalam
tuturan 39 berarti tidak pernah kapok, tidak pernah jera melakukan kesalahan: tebe: tebal, kalitta: kulit. Umpatan dalam tuturan 40 berarti ‘Tadi ada lagoro
yang mencari mangsa. Lagoro berarti ‘giring-giring, berbentuk bulat dan terdiri dari dua biji. Sering dipakai untuk menyebut kelamin laki-laki karena dianggap
adanya kemiripan. Tuturan 41 berarti ‘Laki-laki tripleks itu baru saja lewat’. Tuturan 42 berarti ‘Tidak ada tai lebih baik jangan bergaya’. Tai dalam tuturan
itu berarti kotorantinja. Tuturan 43 berarti ‘Kaboko ini, tidak pernah sekalipun mendengarkan orang lain’.
31 Jenis-jenis umpatan bedasarkan referen tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Referen No Tuturan
A. Manusia
a Nama Manusia
1 Lawwe, jangan berdiri di situ
2 Heh Bili gila, barenti makan
3 Dasar kau
Yudas. b
Sapaan 4 O,
nyora suda bangun. 5
Kom nene yang bilang? 6
Mam raja suda pulang dari pasar koh? 7
Jangan bacari hal deng ata ndaina. c
Bagian Tubuh Manusia
8 Ini anak
kapala kahiwu betul. 9 Memang
manusia puki mai.
10 Kecil-kecil kaki kareta juga.
11 Lo’jang satu, ko makan apa saja?
12 Kareko pakke, kena tiup angin satu kali
malayang. 13 Dem
kajowa ju ikut manari. 14
Kalo su ada itu katala ngadha kita macam perang su di sini.
15 Saya punya
ana ku’du su mau nika padahal.
32 16 Jang
sampe itu
lahu liat kau lagi. 17 Oo,
ana millanggu. Mar sini 18
Nguddumu Kabiar sa tir pi lagi. 19
Kom kere Apa su sa sendiri. 20
Mette katto, hanya dem gigi se yang keliatan. 21
Macam hebat-hebat saja ini lau. 22 Perempuan
telle, maen gila bodo. d
Jabatan 23
Bapa desa masi ada rapat. 24 Panggil
itu ibu negara dulu.
B. Hewan
25 Lahu diam sedikit
26 Itu tua satu su macam manu beddi
27 Itu dia
laki-laki katumma.
28 Macam karabbo mai saja kau ni.
29 Itu lawora darat belum kena tangkap.
30 Marapu nippe suda buat apa lagi?
31 Sa liat
bei dara kemarin tapaleuk di pasar malam.
C. Tumbuhan
32 Tutup mulut naga rara
33 Kau pung bodok model karokko rara.
34 Ode, barenti bakorek
35 Rauta ka`bala ada duduk di sana.
36 Ko pu model su macam kaya kapoke naga saja.
33 D.
Benda Mati 37
Watu loko suda itu barang-barang. 38 Heh,
kabang`nga watu loko jang banyak omong.
39 Itu perempuan
tebe kalitta skali. 40 Ada
lagoro yang cari mangsa tadi. 41 Laki-laki
taripleks baru saja lewat. 42 Tir
ada tai jangan bagaya.
43 Ini kaboko, tida perna dengan orang lain betul.
Tabel 1 Jenis-Jenis Umpatan Berdasarkan Referennya
34
BAB III MAKSUD UMPATAN DITINJAU DARI
KONTEKS KEHIDUPAN MASYARAKAT LOLI KABUPATEN SUMBA BARAT
3.0 Pengantar
Konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat yang dimaksud oleh penulis dalam penelitian ini adalah konteks kehidupan sosial. Setelah penulis
mendeskripsikan arti-arti umpatan yang sering digunakan oleh masyarakat Sumba Barat dalam tuturan berbahasa Indonesia, selanjutnya penulis mendeskripsikan
maksud dari umpatan-umpatan tersebut berdasarkan konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat.
Jenis-jenis umpatan berdasarkan referennya pada bagian 2.1 jika dikaitkan dengan konteks kehidupan masyarakat Sumba Barat memiliki berbagai maksud.
Berdasarkan penelitian, maksud-maksud umpatan-umpatan tersebut terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu 1 umpatan yang memiliki maksud bercanda,
2 umpatan yang bermaksud menyindir, 3 umpatan dengan maksud marah, dan 4 umpatan yang bermaksud menghina.
3.1 Umpatan yang Bermaksud Bercanda
Bercanda adalah bertingkah, bersenda gurau, berkelakar. Biasanya dalam waktu senggang, dalam suasana tidak serius. Masyarakat Sumba Barat sering
menggunakan umpatan-umpatan tertentu untuk bercanda dengan orang lain, biasanya ini terjadi antarteman atau antara orang tua dengan anaknya.