Teknik Diagnosis Materi Persamaan Kuadrat

x 2 + x = x 2 + x + = + + 2 = − + 4 + 2 = −4 + 4 + 2 = ± − 4 4 = − 2 ± √ − 4 2 = − ± √ − 4 2 Himpunan penyelesaiannya : √ , √ 3. Diskriminan Persamaan Kuadrat Dari rumus kuadrat dapat diketahui bahwa jenis-jenis akar suatu persamaan kuadrat sangat ditentukan oleh nilai b 2 – 4ac a. Jika nilai b 2 – 4ac 0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar nyata yang berlainan. b. Jika nilai b 2 – 4ac = 0, maka persamaan kuadrat mempunyai dua akar yang sama akar kembar. c. Jika nilai b 2 – 4ac 0, maka persamaan kuadrat tidak mempunyai akar nyata atau kedua akarnya khayal. Bentuk b 2 – 4ac disebut diskriminan dari persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0 dan dilambangkan dengan huruf D, sehingga D = b 2 – 4ac. Pemberian nama diskriminan untuk D = b 2 – 4ac, karena nilai D inilah yang membedakan mendiskriminasikan jenis akar suatu persamaan kuadrat. 4. Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan Kuadrat Dari rumus kuadrat dapat diketahui akar-akar persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0; a, b, c  R dan a ≠ 0 adalah = √ atau = √ . Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat tersebut dapat ditentukan sebagai berikut : a. Jumlah akar-akar persamaan kuadrat + = − + √ 2 + − − √ 2 + = −2 2 + = − b. Hasil kali akar-akar persamaan kuadrat ∙ = − + √ 2 ∙ − − √ 2 ∙ = − 4 ∙ = − 4 4 ∙ = 4 4 ∙ = Jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat dapat digunakan untuk membedakan ciri akar yang satu dengan akar yang lain dalam sebuah persamaan kuadrat yang mempunyai dua akar real. Perbedaan ciri akar yang satu dengan akar yang lain dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Jika nilai b = 0, maka salah satu akar persamaan kuadrat tersebut merupakan lawan akar yang lainnya, atau sering dikatakan akar- akarnya berlawanan: x 1 = -x 2 . Berikut ini penjelasannya + = − + = + = 0 = − b. Jika nilai c = a, maka salah satu akar persamaan kuadrat tersebut merupakan kebalikan akar yang lainnya, atau sering dikatakan akar-akar berkebalikan : = ∙ = ∙ = ∙ = 1 = 1 c. Jika nilai c = 0, maka salah satu akar persamaan kuadrat tersebut sama dengan nol: = 0 atau = 0 ∙ = ∙ = ∙ = 0 = 0 = 0 5. Menyusun Persamaan Kuadrat Proses menyelesaikan dan menyusun persamaan kuadrat secara sederhana ditunjukkan pada bagan berikut : Diagram 2.1 Proses menyelesaikan dan menyusun persamaan kuadrat a. Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Akar-Akarnya Diketahui 1. Memakai Faktor Apabila suatu persamaan kuadrat dapat difaktorkan menjadi x – x 1 x – x 2 = 0, maka x 1 dan x 2 merupakan akar-akar persamaan kuadrat tersebut. Sebaliknya, apabila x 1 dan x 2 merupakan akar- akar persamaan kuadrat, maka persamaan kuadrat itu dapat ditentukan dengan rumus : − − = 0 − + + . = 0 Menyelesaikan Persamaan Menyusun Persamaan Akar-Akar Persamaan Kuadrat 2. Memakai Rumus Jumlah dan Hasil Kali Akar-Akar Persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0, a ≠ 0, dapat dinyatakan dalam bentuk + + = 0 Dari rumus jumlah dan hasil kali, kita peroleh hubungan + = = − + ∙ = = ∙ Jadi, persamaan kuadrat ax 2 + bx + c = 0 dapat dinyatakan dalam bentuk − + + ∙ = 0 b. Menyusun Persamaan Kuadrat Jika Akar-Akarnya Mempunyai Hubungan dengan Akar-Akar Persamaan Kuadrat Lainnya Jika akar-akar suatu persamaan kuadrat mempunyai hubungan dengan akar-akar persamaan kuadrat yang lain, maka persamaan kuadrat itu dapat pula ditentukan dengan dua cara, yaitu : 1. Memakai rumus jumlah dan hasil kali akar-akar Jika α dan β merupakan akar-akar persamaan kuadrat baru yang dicari, maka untuk menyusun persamaan kuadrat dengan rumus jumlah dan hasil kali akar-akarnya digunakan formula sebagai berikut − + + = 0 2. Penghapusan indeks, jika akar-akarnya simetri Cara ini bisa dilakukan jika bentuk akar-akarnya simetri, artinya jika indeks 1 dan 2 pada akar-akar dan dihapuskan, tetap memberikan bentuk yang sama.

G. Kerangka Berpikir

Dalam pembelajaran ini, siswa diberlakukan sama seperti apa yang biasanya mereka lakukan di dalam kelas, tidak ada kepura-puraan karena akan dijadikan subjek penelitian. Apapun yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar dijadikan data pengamatan observasi dan dengan adanya data tes, keduanya digunakan untuk menemukan siapakah siswa yang diduga mengalami kesulitan menyelesaikan soal. Dilakukannya analisis untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika merupakan langkah kedua dalam penelitian ini. Peneliti menemukan letak kesulitan, kemudian melakukan wawancara dengan 3 tiga siswa untuk mencari sebab-sebab kesulitan menyelesaikan soal tersebut. 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif-kuantitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang menekankan pada keadaan yang sebenarnya dan berusaha mengungkapkan fenomena- fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan memaparkan dan menganalisis jenis kesalahan yang dideteksi dari hasil kerja siswa atau analisis jawaban siswa dan hasil wawancara dengan siswa secara apa adanya. Penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang datanya penelitiannya berupa angka atau bilangan. Penelitian jenis ini dilakukan untuk memaparkan banyaknya kesulitan siswa menyelesaikan soal melalui data tes siswa. Penelitian kualitatif-kuantitatif deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan kesulitan bagi siswa kelas X pada pokok bahasan Persamaan Kuadrat.

B. Subjek Penelitan dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XA SMA Santa Maria Yogyakarta yang mengalami kesulitan menyelesaikan soal dalam pokok bahasan Persamaan Kuadrat. Untuk subjek wawancara adalah 3 tiga orang siswi yang dipilih berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan observer, hasil tes yang telah dikerjakan siswa, dan rekomendasi dari guru. Sedangkan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kesulitan memecahkan masalah yang dialami siswa. Sehingga, unit analisis dalam penelitian ini adalah individu.

C. Jenis Data Penelitian

Data memiliki peran dalam penelitian, di antaranya : 1. Membangun argumen peneliti untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. 2. Menunjukkan adanya perubahan terhadap fenomena yang diamati. 3. Mendukung prediksi-prediksi yang dilakukan oleh peneliti. 4. Membuktikan apakah hipotesis-hipotesis penelitian terbukti atau tidak. Dari peran tersebut, peneliti mendefinisikan data sebagai catatan-catatan fakta yang didapatkan dari hasil wawancara, pengamatan, catatan yang terekam atau yang diteliti oleh peneliti untuk mendukung penelitian yang dilakukannya. Peneliti menggunakan 3 jenis data, yaitu : 1. Data hasil pekerjaan siswa. Data ini merupakan hasil jawaban siswa akan soal tes yang diberikan. Data ini menggali kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal. 2. Data wawancara. Data ini diambil saat peneliti mewawancarai siswi setelah pulang sekolah, dengan menggali tentang faktor penyebab dan kesulitan itu sendiri. 3. Data pengamatan di dalam kelas. Data ini adalah serangkaian observasi yang peneliti lakukan selama KBM Kegiatan Belajar Mengajar bersama dengan 1 satu observer yang lain, untuk menggali faktor penyebab kesulitan siswa menyelesaikan soal. Dalam data pengamatan ini, disertakan juga gambar-gambar selama KBM berlangsung untuk mendukung pengamatan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Di bawah ini adalah alur penelitian yang akan peneliti lakukan : Diagram 3.1 Tahapan pelaksanaan penelitian Data-data pada penelitian ini dikumpulkan melalui 7 kali pertemuan. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Mengamati Kegiatan dalam Kelas Melakukan Tes Data Tes Analisis Jawaban Tes Wawancara Data kesulitan Pembahasan dan Kesimpulan Data Faktor Penyebab Data Faktor Penyebab observasi atau disebut juga dengan pengamatan langsung yang dilakukan dengan perekaman video dengan memakai alat bantu handycam dan pengambilan gambar dengan memakai alat bantu kamera. Observasi atau pengamatan dilakukan 3 kali selama proses belajar di dalam kelas. Selama observasi ini, peneliti mengamati subjek secara cermat. Pada pertemuan keempat, guru memberikan latihan kepada siswa. Dari hasil latihan ini, peneliti mengambil 3 siswa dengan nilai yang rendah dan mencocokkan dengan lembar pengamatan yang dimiliki oleh peneliti selama pengamatan belajar di dalam kelas. Tiga pertemuan selanjutnya dilakukan untuk wawancara yang dilakukan di luar kegiatan kelas, sehingga pertemuan kelima sampai pertemuan ketujuh dilakukan untuk kegiatan wawancara. Tabel penelitian yang telah dilakukan : Pertemuan ke- Kegiatan yang Dilakukan Subjek Penelitian Objek Penelitian 1 Observasi Siswa satu kelas Tingkah laku anak dalam belajar 2 Observasi Siswa satu kelas Tingkah laku anak dalam belajar 3 Observasi Siswa satu kelas Tingkah laku anak dalam belajar 4 Tes Siswa satu kelas Jawaban tes 5 Wawancara 3 siswa Jawaban tes siswa 6 Wawancara 3 siswa Jawaban tes siswa 7 Wawancara 3 siswa Jawaban tes siswa Tabel 3.1 Tahapan pelaksanaan penelitian Dengan menggunakan tabel ini, peneliti dapat lebih fokus dalam mengamati kegiatan siswa di dalam kelas. Apalagi siswa yang sudah terpilih

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo :|bpada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 37 67

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal fisika pokok bahasan alat optik berdasarkan taksonomi Solo: Pada siswa kelas II Cawu 3 SLTP 9 Jember tahun pelajaran 2001/2002

0 5 67

analisis kesulitan beleaar dalam mengerjakan soal-soal akutansi pokok bahasan laporan keuangan pad siswa kelas 1.3 cawu 1 man 2 jember tahun ajaran 2000/2001

0 12 64

Peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan pecahan malalui pendekatan palkam pada siswa SD

1 10 200

Analisis kesulitan menyelesaikan soal cerita matematika pada siswa kelas IV MI YAPIA Parung-Bogor

2 71 82

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Sebelumnya - Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal uraian terstruktur pokok bahasan teori kinetik gas pada kelas XI semester II MAN Model Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 41