Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Mengacu pada standar isi dan standar kopentensi lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan untuk mencapai kompetensi-kompetensi sebagai
berikut:Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan
global.Tujuan IPS tersebut harus diberikan kepada siswa lewat pendidikan IPS melalui guru kelas.IPS memiliki tujuan yang mulia namun kualitas
pembelajarannya seringkali jauh dari harapan. 2.5.3 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar pada kelas satu hingga kelas enam.Kelas rendah diberikan secara tematik yaitu dengan
mengaitkan antar mata pelajaran lainnya sedangkan kelas atas diberikan secara terpadu yaitu mengaitkan antara antar cabang ilmu pengetahuan sosial seperti:
ekonomi, sejarah, geografi dan masalah sosial. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar umumnya berisi keragaman budaya, konflik, nasionalisme, kesinambungan
dan perubahan, interaksi sosial yang sebagian besar berisi fakta dan konsep.Pendidikandalam mata pelajaran IPS memerlukan guru kelas yang
mampu mengatasi setiap persoalan. Sebagai contoh: guru kelas yang mengajar materi tentang perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah, guru yang
baik tidak akan membiarkan siswanya menaruh dendam kepada penjajah. Contoh lainnya: pada materi keragaman budaya, guru harus menanamkan sikap yang
menghargai budaya suku lain bukan fanatisme budaya sendiri. Ditambah lagi dengan metode guru dalam menyampaikan materi dengan metode ceramah yang
mengakibatkan informasi penting yang harusnya dapat diterima oleh siswa, terbuang begitu saja.Kemudian masalah pembelajaran IPS dari faktor siswa
seperti mengantuk saat pelajaran berlangsung karena guru hanya menerangkan dengan metode ceramah, bosan karena tiap belajar IPS hanya membaca dan
merangkum, malas menghafal karena bahan yang terlalu luas. Jelaslah bahwa masalah-masalah perlu mendapat perhatian dari guru kelas dan perbaikan cara
mengajar. Para guru menghadapi masalah yang klasik dan tak kunjung usai seperti
rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya motivasi.Guru harus mampu mengatasi masalah tersebut dengan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan
mata pelajaran. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, tepatlah jika pembelajaran IPS disajikan dengan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajarn
kooperatif teknik jigsaw. Penerapan model pembelajaran ini dalam mata pelajaran IPS sangat baik karena siswa-siswa yang mempunyai prestasi kurang baik dapat
menjadi lebih baik. Siswa-siswa berprestasi dapat membantu siswa yang kurang berprestasi, hal ini karena manusia tidak dapat hidup sendiri dan harus saling
membantu.