Model Pembelajaran Kooperatif KAJIAN PUSTAKA

kooperatif melibatkan kelompok kecil yang berbeda dan pencapaian tujuan dari tugas akademik sambil belajar keterampilan kolaboratif dan sosial.Kelompok belajar diatur oleh guru agar meratanya kesempatan belajar dari siswa pintar dan yang kurang pintar. Siswa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tujuan yang dicapai dan siswa juga belajar cara berkelompok antar anggota serta memupuk kepedulian sosial antar anggota. Kemudian Anita Lie 2008:28mengatakan bahwa kooperatif adalah suatu sistem dimana siswa bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas tersruktur pembelajaran gotong royong. Tugas terstruktur dibuat oleh guru agar ketika siswa bekerjasama mempunyai arah yang jelas dan tidak ada siswa yang bercanda atau bermalas-malasan. Ahli yang lain yaitu Slavin dalm Isjoni dan Arif Ismail 2008:150, Pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang merangsang siswa untuk belajar dalam kelompok kecil secara kolaboratif.Sebaiknya dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok terdiri dari 4-6 0rang agar setiap siswa mampu membina hubungan belajar bersama kelompoknya secara optimal.Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni dan Arif Ismail 2008:152, Model pembelajaran kooperatif adalah suatu cara untuk mendorong siswa bekerjasama dalam proses pembelajaran dengan serangkaian strategi.Pembelajaran disini menuntut siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah dengan menggunakan cara-cara yang disepakati oleh kelompok. Setiap kelompok akan mempunyai strategi yang berbeda-beda, disinilah proses pembelajaran kelompok berlangsung. Terakhir menurut Agus Suprijono 2009:54, Model pembelajaran kooperatif adalah kerja kelompok yang dipimpin dan diarahkan oleh guru dengan suatu konsep yang luas.Acuan penugasan kelompok dibuat oleh guru dari awal sampai akhir.Memuat indikator yang hendak dicapai dan tindak lanjut dari masing-masing kelompok. Dari pengertian para ahli penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah, siswa dituntut aktif dan mampu menyesuaikan dalam kelompok. 2.4.2 Macam-macam model pembelajaran kooperatif Menurut Rusman 2010:213 terdapat 6 macam model pembelajaran kooperatif yaitu: 2.4.2.1 Model Kooperatif Teknik STAD Studend Teams Achievement Division Model pembelajaran yang melibatkan anggota kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa heterogen untuk menguasai materi pelajaran dimana guru melakukan evaluasi setiap satu atau dua minggu sekali. Siswa dilibatkan dalam sebuah tim dalam berdiskusi, prosedur kuis maupun mengerjakan tugas. Siswa-siswa yang mampu menguasai materi pelajaran baik secara individual maupun di dalam tim dengan prestasi tinggi akan mendapatkan penghargaan. 2.4.2.2 Model Kooperatif Teknik GI Group Investigasi Model pembelajaran kooperatif di mana siswa dibentuk berdasarkan atas kesamaan minat atau kesenangan berteman setelah dilakukannya investigasi yang mendalam. Siswa belajar mengenai sub topik pelajaran yang telah mereka pilih dari berbagai sub topik lainnya sesuai hasil investigasi. Siswa menyiapkan dan menyajikan laporan di depan kelas. 2.4.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif teknik membuat pasangan Make a Match Merupakan salah satu jenis model pembelajaran dimulai dengan teknik mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Siswa yang berhasil mencocokkan kartunya akan mendapatkan poin. Keunggulan dari teknik ini adalah suasana belajar yang menyenangkan dalam suatu topik pembelajaran. 2.4.2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Struktural Model ini menekankan bahwa ada hubungan antara siswa lakukan dengan siswa pelajari.Penerapan model structural member pengaruh besar pada perkembangan siswa pada sisi sosial, kognitif dan akademisnya.Pembelajaran di dalam kelas memerlukan adanya interaksi siswa dengan siswa dan pembentukan kelompok belajar dibedakan menjadi kelompok heterogen, kelompok acak, kelompok minat, dan kelompok homogen. 2.4.2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik TGT Teams Games Tournaments Adalah memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim kelompoknya. Permainan TGT dilakukan dengan membuat pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu yang diberi angka.Permainan dalam bentuk turnamen ini digunakan sebagai penilaian alternative guru dalam mereview materi pelajaran. 2.4.2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Teknik jigsaw I Model pembelajaran jigsaw dilaksanakan dengan pembagian kelompok secara heterogen. Anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalhan yang berbeda tetapi permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Utusan dalam kelompok yang berbeda membahas permasalahan yang samatim ahli selanjutnya hasil pembahasan tersebut dibawa ke tim asal dan disampaikan ke anggota kelompoknya. Teknik ini akan peneliti ambil karena menurut jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang fleksibel, memberi pengaruh yang positif terhadap perkembangan serat memberi motivasi intrinsic bagi siswa. 2.4.3. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik jigsaw I Model ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan teman-temannya di Universitas Texas dan setelah itu dikembangkan lagi oleh Slavin. Jigsaw dalam Bahasa Inggris berarti gergaji ukir namun pengertian lain juga menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu teka-teki menyusun menyusun potongan gambar.Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw mengambil polacara bekerja gergaji yaitu siswa melakukan kegiatan belajar dengan cara bekerja dalam tim-tim atau kelompok untuk tujuan bersama. Hubungan antara gergaji dengan bekerja dalam tim bahwa gergaji terdiri dari ruas-ruas besi yang tajam. Ruas-ruas besi yang tajam dibuat banyak agar tugas memotong kayu dapat segera terselesaikan.Sama halnya dengan siswa belajar dengan kelompok ruas gergaji banyak, agar tugas yang harusnya tidak bisa diselesaikan secara individual dapat diselesaikan secara bersama dengan waktu yang cepat dan tepat gergaji:dapat memotong kayu lebih cepat. Menurut Wardani dalam Isjoni dan Arif Ismail 2008:155 menyatakan teknik jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif yang membantu siswa menguasai pelajaran dan mendorong siswa beraktivitas untuk mencapai prestasi belajar.Siswa tidak mampu menghafal bahan mata pelajaran secara keseluruhan pada saat pelajaran berlangsung, ketidakmampuan siswa tersebut dapat diatasi dengan teknik ini.Siswa berinteraksi dalam kelompok dan membagi materi dengan anggota kelompok lainnya, kemudian bertukar materi. Proses pembelajaran seperti ini dapat mendorong siswa untuk berfikir dan aktif.Menurut Rusman 2010:218 model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw menitiberatkan kerja kelompok yang berjumlah 4-6 orang dan siswa memiliki ketergantungan positif dan bertanggungjawab secara mandiri.Pembelajaran teknik jigsaw yaitu dengan membuat anggota kelompok dihadapkan ke topik permasalahan yang berbeda. Namun permasalahan tiap kelompok sama. Tiap-tiap utusan kelompok yang berbeda membahas materi yang sama tim ahli. Tim ahli bertugas membahas permasalahan yang sedang dihadapi dan selanjutnya hasil dari pembahasan tersebut dibawa ke kelompok asal. 2.4.4 Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw Menurut Anita Lie 2008:69 pembelajaran kooperatif teknik jisaw mempunyai kekurangan dan kelebihan.kekurangan seperti: teknik ini membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembahasan materi dari tiap-tiap tim, teknik jigsaw hanya dapat diaplikasikan di kelas atas mengingat kelas cara berfikirnya sudah konkrit dan nyata, serta diperlukan pendampingan oleh guru secara eksklusif. Adapun kelebihan dari seperti: teknik ini cocok digunakan untuk semua kelastingkatan; dapat digunakan dalam beberapa mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Agama dan Bahasa; teknik ini biasa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara.

2.5 Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

2.5.1 Pengertianilmu pengetahuan sosial Menurut Rosdijati 2010:01 Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan satu mata pelajaran diberikan di tingkat SDMISDLB mengkaji seperangkat peristiwa, konsep dan generalisasi berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran ini siswa diarahkan menjadi warga masyarakat yang menghargai nilai-nilai sosial, bertanggung jawab, mencintai lingkungan alam, dan menjadi warga dunia yang cinta damai.Solihatin 2007:14 menyatakan IPS adalah ilmu yang ada hubungannya antara manusia dengan lingkungannya.Sama halnya dengan Sapriyo 2009:20 mengatakan bahwa IPS di Sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep, disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan dimasalah sosial kehidupan. Mata pelajaran IPS dirancang secara sistematis, kompreherensif dan terpadu sehingga IPS mampu diberikan kepada siswa dengan baik dalam hubungannya dengan kehidupannya dimasyarakat. 2.5.2 Tujuan pembelajaran IPS Mengacu pada standar isi dan standar kopentensi lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan untuk mencapai kompetensi-kompetensi sebagai berikut:Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial, Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk ditingkat lokal, nasional dan global.Tujuan IPS tersebut harus diberikan kepada siswa lewat pendidikan IPS melalui guru kelas.IPS memiliki tujuan yang mulia namun kualitas pembelajarannya seringkali jauh dari harapan. 2.5.3 Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar pada kelas satu hingga kelas enam.Kelas rendah diberikan secara tematik yaitu dengan mengaitkan antar mata pelajaran lainnya sedangkan kelas atas diberikan secara terpadu yaitu mengaitkan antara antar cabang ilmu pengetahuan sosial seperti: ekonomi, sejarah, geografi dan masalah sosial. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar umumnya berisi keragaman budaya, konflik, nasionalisme, kesinambungan dan perubahan, interaksi sosial yang sebagian besar berisi fakta dan konsep.Pendidikandalam mata pelajaran IPS memerlukan guru kelas yang mampu mengatasi setiap persoalan. Sebagai contoh: guru kelas yang mengajar materi tentang perlawanan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah, guru yang

Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan pada mata pelajaran IPS di kelas IV SDN Keniten tahun pelajaran 2013/2014.

3 11 115

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Negeri Corongan Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014.

0 0 117

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw mata pelajaran IPS di SDN Kalikutuk tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 113

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 214

Peningkatan aktivitas kelompok dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model Quantum Teaching pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN Pandanrejo tahun pelajaran 2012/2013.

0 1 148

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013.

0 19 273

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VB SD Negeri Babarsari Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 239

Peningkatan keaktifan, motivasi dan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS kelas V SDN Kalongan Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 10 212

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK JIGSAW DALAM MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN TIDAR 7 MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 0 147

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

0 2 271