Landasan Teori 1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Kepuasan .1 Pengertian Kepuasan

dilakukan Yulianda dan Sri Wulan Harlyanti, beliau memiliki rumusan masalah “faktor-faktor apa yang mempengaruhi kepuasan pegawai”. Perbedaan selanjutnya juga terdapat dengan penelitian yang sebelumnya, jika penelitian yang saya lakukan menggunakan variabel hygiene, motivator dan kepuasan kerja, berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tamzil Yusuf 2010 yang menggunakan variabel kualitas kehidupan kerja, komitmen karyawan, motivasi kerja dan kepuasan kerja 2.2. Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber daya manusia adalah siapapun yang mengelola organisasi dan mengelola sumber daya manusia untuk meraih tujuan organisasi perusahaan Henry Simamora. Yang dimaksud umber daya manusia itu sendiri adalah salah satu sumber daya yang dominan dalam organisasi menempati posisi yang strategis untuk mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini sesuai dengan pendapat Alef dalam Schuller 1997, bahwa dalam membangun sebuah keunggulan yang dapat bertahan dalam jangka panjang pada produk, satu-satunya keunggulan yang dapat bertahan lama hanyalah manusia. Senada dengan hal tersebut Allee dalam Liebowits 2000 menyatakan bahwa manusia merupakan satu-satunya sumber daya perusahaan yang tidak terbatas dalam arti nilainya. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada praktik-praktik pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi juga sebagai kontribusi bagi performa organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.3 Kepuasan 2.3.1 Pengertian Kepuasan Orang akan merasa puas atas kerja yang telah atau sedang ia jalankan, apabila yang ia jalankan itu dianggapnya telah memenuhi harapan dan sesuai dengan tujuan ia bekerja Anoarga, 2005. Wexley Yukl dalam Asad 1999 mengkategorisasikan teori kepuasan kerja yang lazim dikenal ada tiga macam, yaitu: pertama, descrepuncy theory yang dikembangkan pertama kali oleh Porter dan Locke yang mengukur kepuasan kerja dari selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kedua, equily theory dikembangkan oleh Adams, yang menyatakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, bergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas situasi. Ketiga, two factor theory oleh Herzberg yang membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok, yaitu satisfiers atau mativator dan kelompok dissatisfiers atau hygiens factors. Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan dalam bekerja adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam suatu pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Pegawai yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaannya akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam penelitian ini kepuasan kerja diukur melalui parameter yang dikemukakan Wood, Wallace and Zeffani 2001, bahwa kepuasan kerja pegawai dapat diukur melalui model Summation score method SCM yang mengambil indikator dari Robbins 2003 yang telah disesuaikan dengan subjek dan area penelitian, yang meliputi indikator sebagai berikut : 1. Hubungan baik di lingkungan kerja, yaitu adanya hubungan supervisi, hubungan sosial di antara pegawai, dan kemampuan beradaptasi dengan sarana yang digunakan oleh pegawai tersebut. Hal ini ditunjukkan melalui sikap atau perilaku pegawai yang menunjukkan kesanggupan untuk menyelesaikan tugas kerja meskipun tanpa pengawasan, kemampuan membina komunikasi dengan relasi kerja, dapat bekerja sama untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam suatu tim kerja atau individual, serta kemampuan untuk merawat sarana atau peralatan kerja dengan baik. 2. Kemampuan utilitas, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan sikap pegawai terhadap kebijakan pemimpin, kebijakan pengaturan jam kerja, kesempatan untuk berkreasi, dan peluang promosi karier. Sikap pegawai ini akan ditunjukkan melalui penerimaan kebijakan pimpinan, sikap mematuhi peraturan jam kerja yang sudah ditetapkan, kesempatan mengembangkan kreativitas kerja, dan hasrat untuk memanfaatkan kesempatan meningkatkan jenjang karier. 3. Kebijakan kesejahteraan, yaitu kebijakan yang menimbulkan efek kepuasan pegawai pada sistem pengupahan, pemberian tunjangan kompensasi, dan insentif. Kebijakan kesejahteraan tersebut diukur dari persepsi pegawai Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tentang sistem pengupahan, besarnya upah take home pay yang diterima dibandingkan dengan beban kerja, sistem pemberian tunjangan, serta sistem insentif dan gaji lembur. 4. Perhatian perusahaan pada masalah keamanan kerja berkaitan dengan tingkat risiko karyawan, kesehatan dan keselamatan kerja, dan sarana yang menunjang K3. Hal ini dapat diukur dari kemampuan atau kemauan pegawai untuk mengatasi segala risiko yang ditimbulkan dari pekerjaan, seperti circadian rhythmic dari sistem kerja rotating shift, pegawai memperoleh jaminan atas kesehatan dan keselamatan kerja dalam bentuk tunjangan atau asuransi kesehatan dan keselamatan kerja, serta dalam proses kerja pegawai memperoleh hak keamanan berupa kelengkapan sarana alat perlindungan diri yang memadai.

2.4 Teori teori Kepuasan Kerja