Sebelum Masuk Islam Masuk Islam

2 2 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 A A A Ak k i id d d a h h h h A Ah h h h h k k k k l la a a ak k k k k Ku Ku Ku K K r r ri ii k k u u u k l llu u u um m m 2 20 1 13 3 3 masuk slam. a juga tergolong sepuluh sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasu- lullah masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pe- milihan khalifah setelah Umar bin Al-Khathab. Di samping itu, ia adalah seorang mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup. . Teladan yang bisa diambil Abdurrahman bin Auf memiliki watak yang dinamis, dan ini dampak menonjol ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah. Telah menjadi kebiasaan Rasulullah pada waktu itu untuk mempersaudarakan dua orang sahabat, antara salah seorang Muhaji- rin warga Mekah dan yang lain dari Ansar penduduk Madinah. Orang-orang Ansar pen- duduk Madinah membagi dua seluruh kekayaan miliknya dengan saudaranya orang- orang Muhajirin. Kehidupan Abdur Rahman bin Auf di Madinah, baik semasa Rasulullah saw maupun sesudah wafatnya, terus meningkat. Barang apa saja yang ia pegang dan ia jadikan modal perdagangan pasti menguntungkannya. Seluruh usahanya itu ditujukan untuk mencapai rida Allah SWT semata sebagai bekal di akherat kelak. Suatu hari ia menjual tanah seharga ribu dinar, kemudian uang itu dibagi-bagi- kannya kepada kelurganya Bani Zuhrah, istri Nabi saw dan kaum fakir miskin. Pada hari lain, ia menyerahkan ekor kuda untuk perlengkapan bala tentara slam. Menjelang wafatnya ia mewasiatkan ribu dinar untuk jalan Allah SWT dan dinar untuk setiap orang yang ikut Perang Badr dan masih hidup. Selain pemurah dan dermawan, ia dikenal pula sebagai sahabat Nabi saw yang banyak meriwayatkan hadis. Aburrahman bin Auf juga termasuk yang zuhud terhadap jabatan dan pangkat. Demikian pro il singkat sahabat Nabi yang bernama Abdurrahman bin Auf. Dari sejarah singkat tersebut banyak hal yang perlu kita teladani, di antaranya sikap tolong menolong, dinamis dalam berusaha, dermawan, serta zuhud atau tidak gila dunia. Seb- agai generasi muda slam sanggupkah kita meneladaninya ?

b. Abizar al-Ghifari

1. Sebelum Masuk Islam

Tidak diketahui pasti kapan Abizar lahir. Sejarah hanya mencatat, ia lahir dan ting- gal dekat jalur ka ilah Makkah, Syria. Riwayat hitam masa lalu Abizar tak lepas dari keberadaan keluarganya. Abizar yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga perampok besar Al Ghiffar saat itu, menjadikan aksi kekerasan dan teror untuk mencapai tujuan sebagai profesi kes- eharian. tu sebabnya, Abizar yang semula bernama Jundab, juga dikenal sebagai per- ampok besar yang sering melakukan aksi teror di negeri-negeri di sekitarnya. Kendati demikian, Jundab pada dasarnya berhati baik. Kerusakan dan derita korban yang dise- Di unduh dari : Bukupaket.com B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 6 6 6 6 6 6 6 babkan oleh aksinya kemudian menjadi titik balik dalam perjalanan hidupnya, insaf dan berhenti dari aksi jahatnya tersebut. Bahkan tak saja ia menyesali segala perbuatan jahatnya itu, tapi juga mengajak rekan-rekannya mengikuti jejaknya. Tindakannya itu menimbulkan amarah besar sukunya, yang memaksa Jundab meninggalkan tanah kela- hirannya. Bersama ibu dan saudara lelakinya, Anis Al Ghifar, Abizar hijrah ke Nejed Atas, Arab Saudi. ni merupakan hijrah pertama Abizar dalam mencari kebenaran. Di Nejed Atas, Abizar tak lama tinggal. Sekalipun banyak ide-idenya dianggap revolusioner sehingga tak jarang mendapat tantangan dari masyarakat setempat.

2. Masuk Islam

Mendengar datangnya agama slam, Abizar pun berpikir tentang agama baru ini. Saat itu, ajaran Nabi Muhammad ini telah mulai mengguncangkan kota Mekah dan membang- kitkan gelombang kemarahan di seluruh Jazirah Arab. Abizar yang telah lama merindu- kan kebenaran, langsung tertarik kepada Rasulullah, dan ingin bertemu dengan Nabi SAW. a pergi ke Makkah, dan sekali-sekali mengunjungi Ka bah. Sebulan lebih lamanya ia mempelajari dengan seksama perbuatan dan ajaran Nabi. Waktu itu masyarakat kota Mekah dalam suasana saling bermusuhan. Demikian halnya dengan Ka bah yang masih dipenuhi berhala dan sering dikunjungi para penyembah berhala dari suku Quraisy, sehingga menjadi tempat pertemuan yang populer. Nabi juga datang ke sana untuk salat. Seperti yang diharapkan sejak lama, Abizar berkesempatan bertemu dengan Nabi. Dan pada saat itulah ia memeluk agama slam, dan kemudian menjadi salah seorang pejuang paling gigih dan berani. Bahkan sebelum masuk slam, ia sudah mulai menentang pemujaan berhala. Dia ber- kata: Saya sudah terbiasa bersembahyang sejak tiga tahun sebelum mendapat kehor- matan melihat Nabi Besar slam. Sejak saat itu, Abizar membaktikan dirinya kepada agama slam.

3. Menjadi Sahabat Nabi