Pengertian Dasar Ajaran Pengertian

33 33 33 33 3 3 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 A A A Ak k i id d d a h h h h A Ah h h h h k k k k l la a a ak k k k k Ku Ku Ku K K r r ri ii k k u u u k l llu u u um m m 2 20 1 13 3 3 gugur pula janji dan ancaman Allah, dan tidak ada pujian bagi orang yang baik dan tidak ada celaan bagi orang berbuat dosa.

3. Doktrin Ajaran

a. Aliran Ekstrim.

Aliran ini dikenal juga dengan nama Jahmiyyah karena mendasarkan pemikiran ke- pada tokoh utamanya yakni, Jahm bin Shofwan. Doktrin ajaran Jabariyah yang ekstrim mengatakan bahwa manusia lemah, tidak berdaya, terikat dengan kekuasaan dan ke- hendak Tuhan, tidak mempunyai kehendak dan kemauan bebas sebagaimana dimilki oleh paham Qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari scenario dan kehendak Allah. Segala akibat, baik dan buruk yang diterima oleh manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah. Di antara ajaran kelompok ini adalah: . Manusia tidak mampu untuk berbuat apa-apa. a tidak mempunyai daya, tidak mempunyai kehendak sendiri, dan tidak mempunyai pilihan. . Surga dan neraka tidak kekal, dan yang kekal hanya Allah. . Kalam Tuhan adalah makhluk. Allah tidak mempunyai keserupaan dengan manusia seperti berbicara, mendengar, dan melihat, dan Tuhan juga tidak dapat dilihat dengan indera mata di akherat kelak.

b. Aliran Moderat

Tokoh yang berpaham seperti ini adalah usain bin Muhammad An Najjar. a menjadi pelopor aliran moderat yang menyatakan bahwa Tuhan menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau peran dalam mewujudkan perbuatan- perbuatan itu. Menurut aliran Jabariyah moderat, Tuhan tidak dapat dilihat di akherat.

E. Aliran Qadariyah

1. Pengertian

Pengertian Qadariyah secara etomologi, berasal dari bahasa Arab, yaitu qadara yang bemakna kemampuan dan kekuatan. Adapun secara terminologi adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Allah. Aliran ini lebih menekankan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewu- judkan perbutan-perbutannya. Aliran Qadariyah berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau me- ninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Menurut Ahmad Amin, orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki Di unduh dari : Bukupaket.com B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Menurut Ahmad Amin, ada sebagian pakar teologi yang mengatakan bahwa Qa- dariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma bad al Juhaini dan Ghilan ad Dimasyqi sekitar tahun M. Ditinjau dari segi politik kehadiran mazhab Qadariyah sebagai isyarat menentang politik Bani Umayyah, karena itu kehadiran Qadariyah dalam wilayah kekuasaanya selalu mendapat tekanan, bahkan pada zaman Abdul Malik bin Marwan pengaruh Qadariyah dapat dikatakan lenyap tapi hanya untuk sementara saja, sebab dalam perkembangan selanjutnya ajaran Qadariyah itu ter- tampung dalam aliran Muktazilah.

2. Dasar Ajaran

Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang dijadikan dasar paham qadariyah, seperti QS. ar Ra ad [ ]: , ْ ق قسُ ْن ق أقب قم اغُ كقيقغُي َتقح فاْ ق قب قم ُ كقيقغُي ق َ ا َنقث “Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan diri mereka sendiri”

3. Doktrin Ajaran

Menurut Dr. Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-pokok aja- ran qadariyah sebagai berikut : . Orang yang berdosa besar itu bukanlah ka ir, dan bukanlah mukmin, tapi fasik dan orang fasik itu masuk neraka secara kekal. . Allah SWT. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia lah yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik surga atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk siksa Neraka atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosa karena itu pula, maka Allah berhak disebut adil. . Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa atau Satu dalam arti bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seprti ilmu, kudrat, hayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan zat nya sendiri. Menurut mereka Allah SWT, itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan zatnya sendiri. . Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk. Di unduh dari : Bukupaket.com 35 35 35 35 5 5 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 A A A Ak k i id d d a h h h h A Ah h h h h k k k k l la a a ak k k k k Ku Ku Ku K K r r ri ii k k u u u k l llu u u um m m 2 20 1 13 3 3

F. Aliran Mu’tazilah

1. Pengertian

Perkataan Mu’tazilah berasal dari kata “i’tizal” yang artinya “memisahkan diri”. Mu tazilah adalah salah satu aliran pemikiran dalam slam yang banyak terpengauruh dengan ilsafat barat sehingga berkecenderungan menggunakan rasio sebagai dasar ar- gumentasi. Latar belakang munculnya Aliran Mu tazilah adalah sebagai respon persoalan teolo- gis yang berkembang di kalangan Khawarij dan Mur jiah akibat adanya peristiwa tah- kim . Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Murjiah tentang pemberian status ka ir kepada yang berbuat dosa besar. Pada mu- lanya nama ini di berikan oleh orang dari luar mu tazilah karena pendirinya, Washil bin Atha, tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, asan Al-Bashri. Dalam perkembangan selanjutnya, nama ini kemudian di setujui oleh pengikut Mu tazilah dan di gunakan sebagai nama dari bagi aliran teologi mereka. Tokoh aliran Mu tazilah diantaranya adalah Washil bin Atha, Abu uzail Al Allaf, Al Nazzam, Abu asyim Al Jubba i.

2. Doktrin Ajaran