Fungsi Ilmu Kalam Sejarah Ilmu Kalam 1. Latar belakang

B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 1 1 1 1 1 1 1 1

3. Masalah-masalah yang bertentangan dengan Kalam.

Secara garis besar, masalah-masalah yang bertentangan dengan Kalam adalah keka iran, kemusyrikan, kemurtadan, dan kemuna ikan .

D. Fungsi Ilmu Kalam

. Untuk memperkuat, membela dan menjelaskan akidah slam. Dengan adanya ilmu kalam bisa menjelaskan, memperkuat dan membelanya dari berbagai penyimpangan yang tidak sesuai dengan ajaran slam. . Untuk menolak akidah yang sesat dengan berusaha menghindari tantangan- tantangan dengan cara memberikan penjelasan duduk perkaranya timbul pertentangan itu, selanjutnya membuat suatu garis kritik sehat berdasarkan logika. Dengan ilmu kalam bisa memulihkan kembali ke jalan yang murni, pembaharuan dan perbaikan terhadap ajaran-ajaran yang sesat. . Sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. . lmu kalam berfungsi sebagai ilmu yang dapat mengokohkan dan menyelamatkan keimanan pada diri seseorang dari ketersesatan. Karena dasar argumentasi ilmu kalam adalah rasio yang didukung dengan Al-Quran dan adis. Sekuat apapun kebenaran rasional akan dibatalkan jika memang berlawanan dengan Al-Quran adis.

E. Sejarah Ilmu Kalam 1. Latar belakang

Rasulullah Saw, selama di Mekah mempunyai fungsi sebagai kepala agama. Setelah hijrah ke Madinah fungsinya bertambah juga menjadi kepala pemerintah. Beliaulah yang mendirikan politik yang dipatuhi oleh kota ini, sebelum itu di Madinah tidak ada kekuasaan politik. Setelah wafat, Rasulullah digantikan dengan Abu Bakar, lalu Umar bin Khattab selanjutnya digantikan Utsman bin Affan ra lalu Ali bin Abi Thalib ra. Utsman bin Affan ra merupakan khalifah berlatarbelakang pedagang kaya. Tetapi, ahli sejarah mengatakan bahwa Utsman termasuk khalifah yang lemah, karena tidak dapat menentang keluarganya yang berpengaruh berkuasa di pemerintahan. Sehingga mereka menjadi gubernur-gubernur di daerah kekuasaan slam dengan mengganti gu- bernur-gubernur yang dulu diangkat oleh Umar bin Khattab ra, yang dikenal kuat dan tak memikirkan keluarga. Tindakan politik Utsman bin Affan ra, memecat gubernur- gubernur angkatan Umar bin Khattab ra, memancing reaksi yang tidak menguntungkan Di unduh dari : Bukupaket.com 11 11 11 11 1 1 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 A A A Ak k i id d d a h h h h A Ah h h h h k k k k l la a a ak k k k k Ku Ku Ku K K r r ri ii k k u u u k l llu u u um m m 2 20 1 13 3 3 baginya. orang memberontak di Mesir sebagai reaksi atas diberhentikannya guber- nur Umar bin Ash yang diangkat Umar dan digantikan Abdullah bin Sa ad bin Abi Sar dari keluarga Utsman bin Affan ra yang berujung terbunuhnya Utsman bin Affan ra. Setelah Utsman bin Affan ra wafat, kekhalifahan diganti Ali bin Abi Thalib ra. Tetapi segera dia mendapat tantangan dari Thalhah dan Zubair dari Mekah yang mendapat du- kungan dari Aisyah ra. Gerakan ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di rak tahun M. Thalhah dan Zubair mati terbunuh dan Aisyah ra masih hidup lalu dikirim kembali ke Mekah. Tak cuma di sini, tantangan berikutnya muncul dari Mu awiyah, gu- bernur Damaskus dan keluarga dekat Utsman bin Affan ra. Sebagaimana Thalhah dan Zubair, dia tidak mengakui Ali bin Abi Thalib ra sebagai khalifah. a menuntut kepada Ali bin Abi Thalib ra supaya menghukum para pembunuh Utsman bin Affan ra, bahkan ia menuduh Ali turut campur dalam soal pembunuhan Ustman. Salah seorang pembe- rontak Mesir yang datang ke Madinah dan kemudian membunuh Utsman bin Affan ra adalah Muhammad bnu Abi Bakar yang tidak lain adalah anak angkat dari Ali bin Abi Thalib ra. Ali bin Abi Thalib ra dalam kenyataannya tidak mengambil tindakan keras terhadap pemberontak-pemberontak itu, bahkan Ali bin Abi Thalib ra mengangkat Mu- hammad bnu Abi Bakar menjadi gubernur Mesir. Terjadi pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Thalib ra dan Mu awiyah bin Abu Sofyan di Shif in, Mu awiyah terdesak, Amr bin Ash tangan kanan Mu awiyah mengang- kat Al-Qur an ke atas sebagai tanda ajakan damai. Para Qurro dari kalangan Ali bin Abi Thalib ra menganjurkan untuk menerima, sebagian pasukan Ali bin Abi Thalib ra men- ganjurkan menolaknya. Tetapi Ali bin Abi Thalib ra memilih menerima. Dengan demiki- an, dicarilah perdamaian dengan mengadakan arbitrase. Sebagai mediator diangkat dua orang : Amr bin Ash dari Mu awiyah dan Abu Musa Al-Asy ari dari pihak Ali bin Abi Thalib ra. Sebagai yang lebih tua Abu Musa maju terlebih dahulu dan mengumumkan kepada orang ramai, putusan menjatuhkan kedua pemuka tersebut. Berlainan dengan Amr bin Ash mengumumkan hanya menyetujui penjatuhan Ali bin Abi Thalib ra, tetapi tidak penjatuhan mu awiyah. Bagaimanapun peristiwa ini merugikan Ali bin Abi Thalib ra dan menguntungkan Mu awiyah sebagai khalifah yang ilegal. Terhadap sikap Ali bin Abi Thalib ra yang mau mengadakan arbitrase menyebabkan pengikut Ali bin Abi Thalib ra terbelah menjadi dua yakni golongan yang menerima ar- bitrase dan golongan yang sejak semula menolak arbitrase. Mereka yang menolak ber- pendapat bahwa hal itu tidak dapat diputuskan lewat arbitrase manusia. Putusan han- ya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum Allah dalam Al-Qur an, la ḥukmā illa lillāh tidak ada hukum selain hukum dari Allah la ḥakama illā Allah tidak ada perantara selain Allah . Mereka menyalahkan Ali dan karenanya keluar serta me- misahkan diri dari barisan Ali bin Abi Thalib ra disebut kaum Khawarij . Di unduh dari : Bukupaket.com B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 Kaum khawarij memandang para pihak yang menerima arbitrase yaitu Ali bin Abi Thalib ra, Mu wiyah, Amr bin Ash dan Abu Musa Al-Asy ari sebagai ka ir dan murtad karena tidak berhukum kepada hukum Allah berdasarkan irman Allah dalam surat Al-Maidah , karenanya halal dibunuh. al ini tidak hanya mempunyai implikasi politik yang tajam, tetapi juga meningkat kepada persoalan-persoalan teologi, yang melahirkan beberapa aliran teologi irqah .

2. Firqah Ilmu Kalam 1. Firqah Khawarij