Mengidentifikasi pasien dengan benar Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai High Alert

44 obat kemoterapi dan pencampuran obat high alert KCl injeksi. Untuk pencampuran obat kemoterapi dan pencampuran obat high alert di RSUP HAdam Malik telah dilakukan oleh Apoteker. 3.3.4 International Patient Safety Goal IPSG IPSG berdasarkan Joint Commission International, 2011 adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi pasien dengan benar

Untuk mengidentifikasi pasien saat pemberian obat, darah atau produk darah, pengambilan darah dan spesimen lainnya untuk uji klinis, atau segala perawatan lainnya. Maka kebijakanJCI, 2011 memerlukan dua cara untuk mengidentifikasi pasien, seperti: nama dan tanggal lahir yang tertera pada gelang pasien. Penandaan identitas pasien dengan benar sudah dilakukan di RSUP H. Adam Malik, sebelum pulang gelangnya ditanggalkan. Walaupun dilapangan pernah terlihat salah satu peserta didik keperawatan hampir menyuntikkan obat kepada pasien yang salah. b. Meningkatkan komunikasi yang efektif Komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam hal mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Komunikasi yang efektif dapat dilakukan antar dokter, perawat, sesama farmasi, pasien serta keluarga pasien. Intensitas pertemuan dengan PPDS sering diluar jam kerja, disebabkan kesibukkan masing-masing. Komunikasi yang efektif tidak selalu berjalan dengan baik dengan beberapa PPDS maupun perawat.

c. Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai High Alert

Obat-obat yang harus diwaspadai sudah ditetapkan oleh RSUP H. Adam Malik dan menetapkan cara pelabelan yang jelas dan cara penyimpanannya Universitas Sumatera Utara 45 sedemikian rupa sehingga aksesnya terbatas oleh pasien. d. Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan Untuk mengurangi resiko infeksi pada pasien, maka kebijakan JCI, 2011 kebersihan tangan hand hygiene itu penting dalam usaha menghilangkan infeksi. Panduan dari WHO kebersihan tangan sudah dijalankan di RSUP H. Adam Malik berupa Hand Rub yang diletakkan di masing-masing pintu untuk memudahkan tenaga kesehatan sebelum kontak dengan pasien untuk mengurangi resiko infeksi dengan hand hygiene. Akan tetapi, dilapangan telihat peletakan hand rub dipintu justru tidak efektif. Karena ketika dokter atau tenaga kesehatan lainnya kontak dengan pasien satu dengan pasien lainnya tidak hand hygine terlebih dulu. Ini akan menyebabkan resiko infeksi pada pasien. Sebaiknya setiap bed pasien terdapat handrub seperti diruangan ICU.

e. Mengurangi resiko cedera pasien akibat jatuh.