Tabel 5.1 Rincian Harga Pokok Penjualan Lanjutan
Biaya Pengerjaan Pihak III 3,320,788,000
Biaya Bengkel Lain 727,612,195
Jumlah Biaya Overhead Pabrik 6,576,869,602
Biaya Overhead Produksi
20,277,577,805 Saldo Awal WIP
571,369,306 Saldo Akhir WIP
1,987,548,616 Cost of Goods Manufactured
18,861,398,495 Saldo Awal Finished Goods
1,587,280,464 Saldo Akhir Finished Goods
1,731,929,305
Jumlah Harga Pokok Penjualan 18,716,749,654
Sumber : PT. AIC
Semua transaksi potongan pembelian sudah dibukukan dan tidak ada yang dialihkan untuk kepentingan lain seperti sumbangan. Tidak ada
bahan baku yang rusak dan dikembalikan kepada supplier. Biaya gaji bengkel terdiri dari gaji tetap dan tunjangan. Tidak ada kendaraan
bengkel dan inventaris bengkel yang dipakai oleh pemegang saham maupun karyawan dan dibawa pulang. Biaya pengerjaan pihak III
terjadi apabila PT. AIC mendapat pesanan tetapi tidak mempunyai mesin yang mencukupi untuk mengerjakaannya atau tidak dapat
menyelesaikan tepat waktu sehingga dialihkan ke perusahaan lain. c.
Biaya Penjualan Rp562.744.439,00 Jumlah biaya penjualan tersebut merupakan biaya operasional yang
dikeluarkan oleh PT. AIC selama tahun 2011 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.2 Rincian Biaya Penjualan
Jenis Biaya Jumlah dalam Rupiah
Biaya Angkut Penjualan 237,657,791
Biaya Iklan dan Promosi 63,677,000
Biaya Penjualan Lainnya 3,086,768
Biaya Kerugian Piutang 153,396,580
Biaya Penelitian dan Pengembangan 40,255,000
Biaya Perjalanan Dinas Marketing 64,671,300
Total Biaya Penjualan
562,744,439
Sumber : PT. AIC
Biaya iklan dan promosi tahun 2011 merupakan biaya promosi produk, pembuatan web, dan pemberian sampel kepada konsumen. Perusahaan
tidak membuat daftar nominatif sebagai bukti pengeluaran atas biaya iklan dan promosi. Biaya penjualan lainnya merupakan akumulasi dari
selisih pencatatan piutang tertagih dengan kas dan klaim pelanggan. Biaya kerugian piutang merupakan biaya atas kerugian piutang yang
tidak tertagih. Perusahaan tidak mempunyai daftar piutang yang tidak dapat ditagih yang diserahkan ke Direktorat Jenderal Pajak, tidak
mempunyai perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang antara kreditur dan debitur, dan tidak menyerahkan perkara penagihan
piutang tak tertagih ke pengadilan negeri. Biaya penelitian dan pengembangan selama tahun 2011 dilakukan di Indonesia. Biaya
perjalanan dinas marketing merupakan biaya perjalanan divisi marketing untuk mencari order.
d. Biaya Administrasi dan Umum Rp960.240.177,00
Biaya ini merupakan biaya operasional yang dikeluarkan oleh PT. AIC selama tahun 2011 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 5.3 Rincian Biaya Administrasi dan Umum
Jenis Biaya Jumlah
dalam Rupiah
Biaya Telepon 61,220,440
Biaya Internet 5,926,800
Biaya Pajak 2,616,300
PPN Masukan tidak dapat dikreditkan 595,200
Pajak Kendaraan 8,439,800
Biaya Pengurusan dan Perijinan 5,148,000
Biaya Entertaint 24,025,200
Biaya Kesehatan 31,747,100
Biaya Kesejahteraan Karyawan 71,775,440
Biaya Keperluan Rumah Tangga 63,480,100
Biaya Sumbangan 9,226,700
Biaya Perpustakaan 443,300
Biaya Alat tulis dan Keperluan Kantor 25,307,200
Biaya Foto Copy dan Barang Cetakan 11,200,400
Biaya Pos, meterai, dan paket 8,625,300
Biaya Asuransi 101,408,708
Biaya Perjalanan Dinas 133,911,150
Biaya Bensin dan Solar 22,134,200
Biaya Konsultan 24,817,700
Biaya Keperluan IT 24,474,900
Biaya Pendidikan Karyawan 44,048,430
Biaya Seragam Karyawan 21,095,000
Biaya Rapat 8,123,325
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Bangunan Kantor
30,656,100 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Kendaraan
31,313,200 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Komputer
25,000 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Inventaris
Kantor 640,000
Biaya Penyusutan Kendaraan 71,671,583
Biaya Penyusutan Inventaris 97,945,100
Biaya Penyusutan Aktiva Tak Berwujud 18,198,500
Jumlah Biaya Administrasi dan Umum 960,240,177
Sumber : PT. AIC
Biaya pajak terdiri dari pajak penghasilan dan denda yang berhubungan dengan perpajakan. Biaya pengurusan dan perijinan
merupakan biaya perpanjangan Surat Ijin Untuk Pengusaha SIUP dan pengeluaran untuk legalitas lainnya. Perusahaan tidak membuat daftar
nominatif untuk pengeluaran biaya entertaint. Biaya kesehatan merupakan biaya kesehatan untuk karyawan yang rawat jalan yang
diberikan dalam bentuk penggantian pengobatan. Biaya kesejahteraan karyawan terdiri atas piknik dan rekreasi karyawan. Biaya sumbangan
terdiri atas sumbangan karyawan yang melahirkan, sumbangan dukacita kepada customer, dan sumbangan event yang diadakan oleh
customer. Biaya asuransi merupakan biaya asuransi untuk karyawan yang tidak termasuk dalam gaji karyawan dan perusahaan
membayarnya ke instansi asuransi swasta. Biaya perjalanan dinas merupakan biaya perjalanan direksi untuk kepentingan rapat. Biaya
pendidikan karyawan merupakan biaya pendidikan untuk karyawan yang dipromosikan pada posisi tertentu tetapi tingkat pendidikannya
dirasa kurang. Karyawan yang mendapat fasilitas pendidikan dari perusahaan mempunyai ikatan dinas untuk jangka waktu tertentu.
Biaya seragam terdiri dari seragam bengkel karyawan dan sepatu untuk keselamatan kerja.
e. Laba Penjualan Aktiva Tetap Rp45.000.000,00
Laba penjualan aktiva tetap merupakan laba dari hasil penjualan aktiva perusahaan berupa mobil box yang depresiasinya sudah habis pada
tahun 2011.
f. Pendapatan Biaya Non Operasional Lainnya Rp8.639.093,00
Biaya non operasional lainnya merupakan selisih pembukuan biaya non operasional dengan kas sebesar satu rupiah atau dua rupiah yang
bersifat tidak material.
B. Menganalisis Biaya dan Pendapatan Dalam Laporan Laba Rugi PT. AIC
Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK dan Peraturan Perpajakan Yang Berlaku
Penghitungan pajak penghasilan badan dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan penyesuaian fiskal atas penghasilan sebelum pajak yang
berasal dari laporan laba rugi. Penyesuaian ini dilakukan agar laba yang berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK disesuaikan dengan
peraturan perpajakan yang berlaku. Konsep penghasilan dan biaya yang berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan SAK di Indonesia tidak sama
dengan konsep penghasilan dan beban menurut peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Standar Akuntansi Keuangan SAK di Indonesia menegaskan bahwa setiap perubahan ekuitas yang bukan merupakan penanaman dan pengambilan
modal dapat dikategorikan sebagai penghasilan dan beban. Sedangkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 4
menjelaskan bahwa penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Beban didefisinisikan berdasarkan UU PPh sebagai pengeluaran-pengeluarab yang
berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
Perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia dan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia, maka dalam melakukan penghitungan pajak penghasilan, laba yang dibukukan pada laporan keuangan wajib dilakukan penyesuaian
terlebih dahulu. Penyesuaian tersebut disebut dengan penyesuaian fiskal, yang terdiri dari penyesuaian fiskal positif dan penyesuaian fiskal negatif.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis melakukan analisis mengenai pengakuan terhadap biaya dan penghasilan dalam laporan keuangan
PT. AIC menurut SAK dan peraturan perpajakan yang berlaku sebagai berikut:
1. Biaya Operasional
Biaya operasional PT. AIC sebesar Rp1.522.984.616,00 terdiri dari biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Menurut Standar
Akuntansi Keuangan SAK semua biaya yang termasuk dalam biaya operasional dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Menurut peraturan
perpajakan yang berlaku, ada beberapa biaya operasional yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Perbedaan pengakuan tersebut
menimbulkan adanya penyesuaian fiskal positif. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya operasional yang tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto menurut peraturan perpajakan yang berlaku adalah sebagai berikut :
a. Biaya Penjualan
Biaya penjualan terdiri dari biaya angkut penjualan, biaya iklan dan promosi, biaya penjualan lainnya, biaya kerugian piutang, biaya
penelitian dan pengembangan, dan biaya perjalanan dinas. Dari biaya- biaya tersebut terdapat beberapa biaya yang harus disesuaikan, yaitu :
1 Biaya Iklan dan Promosi
Biaya iklan dan promosi PT. AIC tahun 2011 sebesar Rp63.677.000,00. Biaya iklan dan promosi dimaksudkan untuk
membiayai pengeluaran membuat web, mengadakan pameran produk, dan membuat sampel produk, Perusahaan tidak membuat
daftar nominatif untuk mencatat biaya iklan dan promosi serta tidak melampirkannya saat penyampaian SPT Tahunan PPh Badan.
Daftar nominatif merupakan daftar yang wajib dibuat oleh Wajib Pajak sebagai bukti atas pengeluaran biaya promosi. Daftar
nominatif terdiri atas nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti
pemotongan, dan besarnya Pajak Penghasilan yang dipotong. Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK, biaya iklan
dan promosi tersebut boleh dikurangkan dari penghasilan bruto. Menurut peraturan perpajakan yang berlaku, biaya iklan dan
promosi yang tidak dilampirkan daftar nominatif pada saat penyampaian Surat Pemberitahuan SPT tidak dapat dikurangkan
dari penghasilan
bruto. Perbedaan
pengkauan tersebut
menimbulkan penyesuaian fiskal positif pada biaya iklan dan promosi.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK penghitungan biaya iklan dan promosi sebesar Rp63.677.000,00. Menurut
peraturan perpajakan, penghitungan biaya iklan dan promosi sebesar Rp0,00. Perbedaan penghitungan biaya iklan dan promosi
tersebut menimbulkan penyesuaian fiskal positif sebesar
Rp63.677.000,00. Penyesuaian fiskal positif ini terjadi karena menurut peraturan perpajakan yang berlaku biaya iklan dan
promosi yang tidak dibuatkan daftar nominatif tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Penyesuaian fiskal positif
pada biaya iklan dan promosi sebesar Rp63.677.000,00 dapat dikelompokkan ke dalam penyesuaian fiskal positif lainnya pada
Formulir 1771-I Lampiran-I SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan.
Dasar dari penyesuaian fiskal positif pada biaya iklan dan promosi adalah Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 6 ayat 1 huruf a angka 7. Dalam Undang- Undang tersebut dijelaskan bahwa biaya yang secara langsung atau
tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha seperti biaya promosi dan penjualan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto.
Besarnya biaya promosi dan penjualan yang diperkenankan sebagai pengurang penghasilan bruto diatur berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 02PMK.032010 tentang Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto dan
Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-9PJ2010 tentang Penyampaian
Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
02PMK.032010 tentang Biaya Promosi Yang Dapat Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto. Biaya promosi yang dapat dikurangkan
dari penghasilan bruto merupakan akumulasi dari jumlah biaya periklanan di media elektronik, media cetak, danatau media
lainnya; biaya pameran produk; biaya pengenalan produk baru; danatau biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.
Sehubungan dengan Wajib Pajak mengeluarkan biaya promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto kepada pihak lain,
maka Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran biaya tersebut.
Dalam hal ini, perusahaan sebenarnya boleh mengurangkan biaya iklan dan promosi dari penghasilan bruto tetapi karena
perusahaan tidak dapat membuktikan bahwa biaya iklan dan promosi benar-benar terjadi dan ada hubungannya dengan kegiatan
usaha serta tidak membuat daftar nominatif atas pengeluaran biaya promosi seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 02PMK.032010 maupun Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-9PJ2010, maka biaya promosi tersebut harus
disesuaikan.
Tabel 5.4 Penyesuaian Fiskal Biaya iklan dan promosi
Keterangan Komersial
dalam Rupiah Penyesuaian Fiskal
dalam Rupiah Fiskal
dalam Rupiah
Positif Negatif
Biaya Iklan dan
Promosi 63.677.000
63.677.000 -
Sumber : Data diolah
2 Biaya Kerugian Piutang
Biaya kerugian piutang PT. AIC tahun 2011 sebesar Rp153.396.580,00. Biaya kerugian piutang perusahaan merupakan
akumulasi dari jumlah kerugian piutang yang tidak dapat ditagih. Perusahaan tidak mempunyai daftar piutang yang tidak dapat
ditagih yang diserahkan ke Direktorat Jenderal Pajak. Dalam biaya kerugian piutang tidak terdapat perjanjian secara lisan maupun
tertulis antara perusahaan dengan pihak yang bersangkutan yaitu konsumen yang memiliki hutang dan belum dapat membayar
sesuai dengan perpanjian mengenai penghapusan kerugian piutang. Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK, biaya
kerugian piutang karena adanya piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dan piutang yang sekiranya dapat ditagih boleh
dikurangkan dari penghasilan bruto. Menurut peraturan perpajakan, biaya kerugian piutang yang boleh dikurangkan dari penghasilan
bruto adalah biaya kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih. Perbedaan pengakuan
biaya kerugian piutang tersebut menimbulkan penyesuaian fiskal positif.