Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

3. Membuat tabel perbandingan penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC dengan penghitungan penyesuaian fiskal menurut penulis berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. Tabel perbandingan terdiri dari komponen penyesuaian fiskal yang dibandingkan, penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC, penghitungan penyesuaian fiskal menurut penulis berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku, dan keterangan. Contoh tabel sebagai berikut : Tabel 3.1 Tabel Perbandingan Penyesuaian Fiskal Antara PT. AIC Dengan Penyesuaian Fiskal Menurut Penulis Berdasarkan Peraturan Perpajakan Yang Berlaku No Komponen Penyesuaian Fiskal yang Dibandingkan Penghitungan Penyesuaian Fiskal PT. AIC Penghitungan Penyesuaian Fiskal menurut Penulis Berdasarkan Peraturan Perpajakan yang Berlaku Keterangan Sumber : Data Diolah 4. Menarik kesimpulan dari hasil analisis data. a. Penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC dianggap sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, jika penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC sesuai dengan ketentuan penyesuaian fiskal. b. Penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC dianggap belum sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, jika penghitungan penyesuaian fiskal PT. AIC belum sesuai dengan ketentuan penyesuaian fiskal. 74

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perkembangan Perusahaan

Pada akhir tahun dasawarsa 60-an pemerintah mulai menggalakkan pembangunan berencana dalam bentuk Repelita. Pembangunan ini ditujukan untuk mengatasi kemiskinan dan perekonomian yang buruk akibat peristiwa G 30 SPKI. Pada jaman tersebut, jumlah tenaga kerja tidak terampil melimpah sedangkan kebutuhan akan tenaga kerja terampil semakin meningkat, oleh karena itu salah satu Repelita yang dilaksanakan adalah bidang industri. Salah satu rencana Repelita yaitu pengembangan tenaga kerja di bidang industri, sesuai dengan rencana tersebut maka salah satu Yayasan di Surakarta mendirikan praktek bengkel yang dilengkapi dengan mesin perkakas konvensional yang berkembang menjadi sebuah Akademi. Akta pendirian akademi tersebut ditandatangani pada tanggal 21 Mei 1964. Pendidikan di akademi tersebut dimulai pada tahun 1968 dengan lama pendidikan tiga tahun. Tujuan didirikannya akademi adalah untuk mendidik tenaga ahli sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri pada umumnya dan permesinan pada khususnya. Sistem pendidikan yang dianut mengacu pada sistem pendidikan di Swiss, maupun Negara-negara lainnya di Eropa, yaitu sistem pendidikan yang lebih memperbanyak praktek daripada teori dengan perbandingan 23 untuk praktek, dan 13 teori. Pendidikan yang diterapkan membutuhkan dana yang tidak sedikit, karena berbagai kebutuhan yang diperlukan untuk praktek, seperti mesin modern, material, cutting tool , listrik, dan lain-lain membutuhkan dana yang cukup banyak. Salah satu cara untuk mengurangi mahalnya berbagai kebutuhan praktek yang diperlukan adalah membentuk pola pendidikan teknik dan produksi, yaitu dengan menjual barang- barang yang dihasilkan pada waktu praktek, khususnya tools dan spare parts mesin. Produk-produk yang dihasilkan tidak mengecewakan sehingga banyak perusahaan yang menjadi pelanggan sampai sekarang. Praktek bengkel di akademi tidak lepas dari peranan beberapa instruktur dari Swiss. Mulai tahun 1971, akademi memperoleh status “Terdaftar”, tepatnya pada tanggal 8 Desember tahun 1971, berdasarkan SK Mendikbud RI No 5DPRD1971. Status “Diakui” diperoleh pada tanggal 9 Maret 1984 berdasarkan SK Mensikbud No. 011601984. Tahun 1985 akademi tersebut mendirikan Tool Making Department yang didalamnya terdapat mesin-mesin produksi sederhana seperti Wirecut , EDM, Mill F5, Mill F3 , dan Grinding . Pada tanggal 7 Oktober 1987, akademi memperoleh status “Disamakan” dengan SK Mendikbud RI No. 061801987. Tahun 1990-an akademi mulai mengembangkan pendidikannya dengan mengadakan pendidikan Tool Making yang diperuntukkan untuk mahasiswa yang sudah lulus. Sejak tahun 1994, mahasiswa yang mengikuti Pendidikan Tool Making selama satu tahun disebut dengan lulusan D4. Tahun 2000 lembaga pendidikan teknik se Indonesia mendapat bantuan pendidikan berupa dana dan dukungan alat pendidikan dari IGI Indonesia German Institute . Akademi ini merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mendapatkan bantuan dari IGI. Tahun 2002 akademi mendirikan unit bisnis atas bantuan yang diberikan oleh IGI untuk memproduksi alat-alat, cetakan, suntikan plastik dan berbagai macam bagian industri dalam bentuk PT, yaitu PT. AIC yang bergerak dibidang mold and tools production . Tujuan dibentuknya bisnis unit ini adalah untuk meningkatkan kinerja dan profit dari akademi. PT. AIC merupakan bisnis unit yang berkembang dari departemen Tool Making Department . PT. AIC menggunakan mesin berteknologi tinggi dan didukung oleh desainer, insiyur proyek, pembuat alat yang berpengalaman untuk memproduksi alat-alat.

B. Visi dan Misi Perusahaan

PT. AIC adalah perusahaan yang bergerak di bidang Mold and Tools yang menjalin hubungan dengan Indonesian Germani Institute yang bervisikan : Becoming one of the best high end plastic molds, precision parts and stamping dies maker company in Indonesian . Misi perusahaan adalah sebagai berikut : 1. To deliver value added solutions to our business partners 2. To develop sustainable business and to ensure professionalism of human resources and to continue the process of improvement 3. To deliver customer satisfaction through giving assistance in problem solving and providing quality and services, serving continue development to our resources through pro-active channels product development. 4. To serve added value to stake holders 5. To give positive contribution for Indonesia Industrial development by becoming a means of giving support for education

C. Lokasi Perusahaan

PT. AIC didirikan di Surakarta, berada pada kompleks yang sama dengan akademi yang mempelopori pendiriannya. Alasan PT. AIC didirikan di lokasi yang sama dengan akademi karena perusahaan merupakan perusahaan unit bisnis yang didirikan oleh akademi atas bantuan dari Indonesian German Institue IGI, dan berada pada salah satu yayasan yang sama.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. AIC dibuat untuk membantu perusahaan dalam menjalankan bisnisnya dengan baik sesuai dengan fungsinya masing-masing, memudahkan proses bisnis dan pembagian kerja. Struktur organisasi, tugas dan tanggungjawab dari setiap jabatan pada PT. AIC adalah sebagai berikut : Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. AIC Sumber : PT. AIC Tabel 4.1 Penjelasan Masing-Masing Jabatan Dalam Struktur Organisasi Jabatan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab 1. Director Bertanggungawab atas seluruh struktur organisasi. 2. Vice Director Vice Director merupakan wakil yang bertaggung jawab atas keseluruhan struktur. 3. General Manager Bertanggung jawab terhadap departemen yang dikelola, yaitu Mold and Tool Production MTP dan Work Injection WI IGI CENTER. Tugas dari general manager adalah mengevaluasi kinerja MTP dan WI secara keseluruhan. DIRECTOR VICE DIRECTOR GENERAL MANAGER FINANCE SUPPORT ACCOUNTING FINANCE ADMINISTRATION EXPEDITION MTP MANAGER IT STAMPING RESERT DEV PPC DESAIN ENG MANUAL LOGISTIC QUALITY CONTROL ASSYPOLISH EROSI TRAINING CENTER MILL CNC CADCAM PROJECT HOLCIM MARKETING Tabel 4.1 Penjelasan Masing-Masing Jabatan Dalam Struktur Organisasi Lanjutan Jabatan Tugas, Wewenang, dan Tanggungjawab 4. Finance a. Finance Mencatat transaksi pembayaran hutang ke kas kecil dan kas besar serta membuat laporan keuangan. b. Accounting Menangai perpajakan dan pengeluaran kas, mencatat pengeluaran tersebut ke dalam jurnal, serta membuat laporan pajak. 5. Marketing Melaksanakan proses tawar menawar pesanan dan menerima barang pesanan. 6. Support a. Administrasi Menangani kas kecil atau patty cash dan pembuatan surat-surat. b. Logistik Bertanggung jawab atas pengadaan atau pembelian barang material untuk alat produksi atau kantor. c. Expedition Mengirim barang hasil produksi. 7. MTP Manager Bertanggung jawab atas pengelolaan proses produksi di MTP . a. PPC PPC merupakan administrasi proses produksi. b. Desain ENG Menangani proses menggambar produk pesanan customer . c. Manual d. Assy Assembling Melakukan proses produksi tanpa menggunakan mesin. Merakit bagian dari cetakan. e. Polish Meningkatkan kualitas cetakan. f. Erosi Proses pengerjaan dengan lompatan bunga api listrik. g. Milling CNC Proses pengerjaan dengan komputerisasi. h. CADCAM Proses pembuatan program untuk menjalankan mesin Milling CNC . i. Training Center Pelatihan untuk orang dalam maupun orang luar. j. Quality Control Mengukur kualitas barang-barang hasil produksi yang telah jadi. k. Project Holcim Mengerjakan produk-produk pesanan holcim seperti mesin cetak batako, genteng, dan mixer . l. Resert and Development Bertanggungjawab terhadap inovasi pembangunan. m. Informasi Teknologi Menangani informasi dan teknologi. n. Stamping Menangani pencetakan mold . Sumber : PT. AIC