Nada dan Suasana Analisis Unsur Batin Puisi “Seonggok Jagung”
                                                                                bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca Waluyo, 1987:125. Nada yang terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” adalah nada bercerita sambil
menyindir.  Contoh    nada    bercerita  sambil  menyindir  yang  digunakan  penyair dapat dilihat pada bait pertama,  kedua, dan bait kedelapan.
Bait pertama:
Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda
yang kurang sekolahan
Bait kedua:
Memandang  jagung itu, sang pemuda melihat ladang
ia melihat petani; ia melihat panen;
dan suatu hari subuh, para wanita dengan gendongan
pergi ke pasar ......................... Dan ia juga melihat
suatu pagi hari di dekat sumur
gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung
menjadi maisena. Sedang di dalam dapur
tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni
tercium bau kuwe jagung.
Bait kedelapan:
Aku bertanya: Apakah gunanya pendidikan
bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ?
Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang
menjadi layang-layang di ibu kota
kikuk pulang ke daerahnya ? .............................................
Bait pertama dan kedua, penyair menceritakan seorang pemuda yang gagal melanjutkan  pendidikannnya,  dan  pemuda  tersebut  memiliki  seonggok  jagung  di
kamarnya.  Pada pagi hari sebelum menggarap jagung,  pemuda tersebut melihat ladang, para wanita dengan gendongan pergi ke pasar, dan gadis-gadis bercanda di
dekat  sumur  sambil  menumbuk  jagung.    Pada  bait  kedelapan,  secara  tidak langsung  penyair  menyindir  pemerintah  yang  tidak  menyediakan  lapangan
pekerjaan  bagi  masyarakat.  Penyair  menilai  pemerintah  kurang  memperhatikan kebutuhan  masyarakat,  sehingga  mengakibatkan  pengangguran  bagi  yang
berpendidikan dan yang tidak mampu melanjutkan pendidikan. Suasana  yang  dapat  ditangkap  dari  puisi  ini  adalah  ketidakadilan  dalam
dunia pendidikan. Penyair berharap pembaca dapat mendukung ketidakpuasannya terhadap  dunia  pendidikan  yang  kurang  diperhatikan  oleh  pemerintah.  Oleh
karena  itu,  kita  sebagai  bangsa  yang  tetap  bercita-cita  mencapai  masyarakat  adil dan makmur, maka ketidakadilan dalam dunia pendidikan harus diberantas.
                