bahwa puisi merupakan ungkapan pikiran yang bersifat musikal Waluyo, 1987:22-23.
Berbeda lagi dengan Pradopo 2009:7 yang mengatakan bahwa puisi itu
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan. Puisi itu merupakan rekaman dan interprestasi pengalaman manusia yang penting, digubah dalam
wujud yang paling berkesan. Dari pendapat para sastrawan di atas, jelas penyair adalah orang yang
menciptakan suatu karya, yang dituangkan dalam bentuk suatu bahasa berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, puisi merupakan ekspresi dari
pengalaman imajinasi manusia, yang dirasakan begitu indah dan terungkap dari dalam diri penyair.
Samuel Taylor Coleridge via Pradopo 1990: 6, mengemukakan puisi adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata
yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat hubungannya. Menurut
Slametmuljana via Waluyo, 1987: 23, puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Pengulangan kata itu
menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas. Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi
adalah hasil ekspresi pikiran penyair. Ekspresi pikiran tersebut dapat membangkitkan perasaan yang bersifat emosional dalam susunan yang berirama
yang menghasilkan keindahan.
1.1.2 Struktur Puisi
Secara umum, struktur puisi terbagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan struktur batin puisi. Struktur fisik dan struktur batin terdiri dari unsur-unsur yang
saling mengikat dan semua unsur itu membentuk totalitas makna yang utuh. Unsur-unsur menunjukkan diri secara fungsional, artinya unsur-unsur itu
berfungsi bersama unsur lain dan di dalam kesatuan dengan totalitasnya Waluyo, 1987: 27−29. Berikut ini akan dijelaskan struktur fisik dan struktur batin puisi,
beserta unsur-unsur yang membangun kedua unsur tersebut.
1.1.2.1 Unsur Fisik Puisi
Unsur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun luar puisi. Unsur estetik dapat ditelaah satu per satu dan merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-
unsur struktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi puisi
Waluyo, 1987: 72−97.
1 DiksiPemilihan Kata
Dalam KBBI 2007:264, diksi adalah pelihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan. Menurut Barfield via Prodopo, 2009:54, bila
kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya disebut diksi. Waluyo 1987:84
mengatakan bahwa diksi adalah pemilihan kata yang tepat, dan kaya akan nuansa makna dan suasana sehingga mampu mengembangkan dan mempengaruhi daya
imajinasi pembaca. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa diksi adalah
pemilihan kata yang sangat berperan penting dalam penentuan makna pada sebuah
puisi. Pemilihan kata inilah yang membuat puisi berbeda dengan karya sastra lainnya.
2 PengimajianPencitraan
Pengimajian atau pencitraan adalah pengungkapan pengalaman sensoris penyair kedalam kata dan ungkapan, sehingga terjelma gambaran suasana yang
lebih konkret. Ungkapan itu menyebabkan pembaca seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu atau turut merasakan sesuatu Waluyo, 1987:78. Menurut
Sudjiman 2006:17, citraan adalah cara membentuk cita mental, pribadi atau gambaran sesuatu. Biasanya citraan menyarankan gambar yang tampak oleh mata
batin kita, tetapi dapat juga menyarankan hal-hal yang merangsang pancaindera yang lain seperti penciuma dan pendengaran.
Situmorang 1981:20 membagi imaginasi sebagai berikut : 1
imaginasi visual
penglihatan, 2
imaginasi auditory
pendengaran, 3
imaginasi artriculatory
pengucapan, 4
imaginasi alfactory
penciuman, 5
imaginasi gustatory
pencicipan, 6
imaginasi tactual
perasaan, 7
imaginasi kinaestetik
gerak, dan 8
imaginasi organik
badan. Dengan demikian, pengimajinasian atau pencitraan, mengingatkan
kembali kepada kita tentang pengalam yang pernah terjadi karena kemahiran penyair dalam menggambarkan peristiwa. Jadi kita seolah-olah berada pada
kejadian yang terjadi dalam puisi tersebut.