Menjadi seorang musisi dan harapan untuk dipercaya Citra diri positif dan penerimaan teman sebaya

k. Menjadi seorang musisi dan harapan untuk dipercaya

Impian dan harapan menjadi sebuah tanda akan adanya gambaran diri seseorang di masa depan. Menabung agar bisa memiliki Motor Gede yang diimpikan sejak usia lima tahun, tampil bersama band untuk mengisi acara, juga menjalani kehidupan sebagai mahasiswa dan tetap menjalani tranfusi serta pengobatan adalah imaginasi yang Dd 18 bayangkan akan terjadi dalam hidupnya dalam lima tahun ke depan. Adapun impian lain Dd 18 menjadi seorang musisi. Dd 18 mengungkapkan impiannya untuk menjadi seorang musisi karena bermain dan mendengarkan musik membuat Dd 18 merasa nyaman. Semua beban yang sebelumnya Dd 18 rasakan dirasa akan menghilang bila ia mendengar musik. Hilangnya kesempatan untuk melakukan aktivitas olahraga membuat Dd 18 menggunakan musik sebagai alternatif pelampiasan dari aktivitas yang disenangi. Atas dasar itu, Dd 18 menganggap mimpinya menjadi seorang musisi adalah suatu hal yang penting. Meskipun impian ini penting bagi Dd 18, dirinya juga memiliki kekhawatiran akan terwujudnya hal tersebut. Selain tidak adanya izin dari kedua orangtua untuk melanjutkan kuliah di Jogja mengambil jurusan musik, ia juga khawatir akan kemampuannya sendiri terkait keterampilannya dalam bermusik. Sebagai sebuah harapan, Dd 18 mengharapkan adanya perubahan pandangan dari orangtua tentang dirinya yakni kepercayaan untuk kuliah di Jogja. Ia berharap orangtua dapat mempercayai dirinya untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri. Selain itu, Dd 18 juga mengharapkan adanya izin dari orangtua untuk bebas melakukan berbagai aktivitas meskipun hal itu dapat membuatnya lelah. Dd 18 memiliki pandangan yang melatarbelakangi hal ini, yakni memandang bahwa kelelahan yang ia rasakan dapat ditanggulangi dengan mudah, yaitu dengan tranfusi saja.

l. Citra diri positif dan penerimaan teman sebaya

Perasaan sedih menurut Dd 18 bukanlah perasaan yang dominan muncul akibat kondisi sakitnya. Pemahaman adanya sesuatu yang perlu diperjuangkan dalam hidup mendorong Dd 18 untuk memperjuangkan kondisi tubuhnya. Dd 18 juga melihat bahwa kondisi sakitnya tidak membuat dirinya minder dan memandang dirinya cukup terbuka terkait kondisi sakit yang ia alami. Ia merasa hal ini sepenuhnya karena perawatan telah ia jalani sejak ia kecil sehingga tidak banyak perubahan fisik yang terjadi seperti remaja thallasaemia yang lain. Meskipun demikian, terkait proses terapi, Dd 18 melihat dirinya sebagai seorang pembangkang terhadap rutinitas berobat. Di sisi lain secara umum ia memandang dirinya juga tergolong menjadi anak yang cukup manja. Hal ini karena selain ia adalah seorang anak bungsu ia juga menderita thallasaemia sehingga banyak hal yang ia inginkan cenderung dipenuhi oleh keluarga. Dd 18 memandang bahwa penyakit yang ia derita tidak berpengaruh pada interaksinya dengan lingkungan sosial. Hal ini dikarenakan kehadiran teman-teman yang tidak pernah membeda-bedakan dirinya, melainkan menerima ia seutuhnya. Hal ini diperkuat pula dengan kehadiran keluarga dan sahabat yang membuat Dd 18 tidak merasa kesepian dan tidak monoton hidupnya. Secara sosial, Dd 18 tidak merasakan adanya dampak yang muncul karena thalassaemia. Selama ini, menurut Dd 18, ia tidak pernah dijauhi oleh teman-teman karena kondisi sakit yang ia miliki. Dd 18 melihat semua teman-temannya tidak pernah membeda-bedakan dirinya dengan orang lain dan mampu menerimanya secara total.

m. Thalassaemia ialah sahabat hidup dan gambaran kematian