Prestasi Mata Pelajaran Kejuruan

2. Prestasi Mata Pelajaran Kejuruan

Menurut Morgan bahwa belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan, 2006:2. Dalam hubungan ini seseorang yang belajar harus mengalami sendiri pengalaman- pengalaman aktif yang akan mengubah caranya berfikir atau berbuat. Oleh karena itu orang yang belajar untuk memperoleh keterampilan dalam bidang tertentu harus melakukan sesuatu agar pikiran atau otot-ototnya terlatih dalam menghadapi sesuatu yang baru. Ia harus menerima pengetahuan-pengetahuan atau keterampilan dari guru tidak hanya melihat dan mendengarkan, tetapi ia harus mencoba menggunakan keterampilan atau pengetahuan baru tersebut. Cara belajar tersebut di atas sesuai dengan konsep Cara Belajar Siswa Aktif CBSA, yang merupakan proses kegiatan belajar mengajar dimana siswa mengalami keterlibatan intelektual, emosional dan fisik. Proses belajar yang demikian akan memungkinkan terjadinya : 1 proses asimilasi dan akomodasi kognitif dalam rangka pembentukan pengetahuan, 2 perbuatan serta pengalaman langsung dalam rangka pembentukan keterampilan, dan 3 proses penghayatan dan interaksi nilai dalam rangka pembentukan nilai dan sikap Depdikbud, 1982. Dari konsep CBSA dapat diketahui bahwa keterlibatan siswa didik dalam proses belajar mengajar sekaligus akan menenukan kualitas dan kuantitas pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh Depdikbud, 1982. Proses belajar baru dikatakan lengkap, jika siswa telah mempraktikkan apa yang telah dilihat, didengar atau dibaca. Tingkat kemampuan siswa dalam belajar dapat diketahui dari prestasi belajarnya. Prestasi belajar disini dapat pula diartikan sebagai produk atau hasil yang dicapai oleh seseorang setelah mereka melakukan kegiatan belajar Nasution, 1984. Produk atau hasil yang dicapai ini akan menimbulkan perubahan dalam kehidupannya berupa kecakapan- kecakapan baru. Sejalan dengan pernyataan tersebut Hutabarat sebagaimana dikutip oleh Purwaka 1993 menyatakan bahwa bentuk kecakapan baru yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk pengetahuan, berbagai kemampuan dan kebiasaan. Lebih lanjut Purwaka 1993 menjelaskan bahwa penguasaan kemampuan sekolah kejuruan ditekankan pada kemampuan praktek tanpa mengesampingkan teori. Mata Pelajaran Kejuruan MPK merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih siswa sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan serta kebutuhan daerah dan pembangunan Wiyono, 1988. Mata pelajaran kejuruan MPK mempunyai tujuan yang mengacu pada penguasaan kejuruan dengan kompetensi khusus, sikap professional serta membuka kemungkinan untuk melaksanakan pendidikan seumur hidup. Dari tujuan ini dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran kejuruan berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta member kesadaran untuk selalu meningkatkan pendidikan. Kegiatan di dalam Mata Pelajaran Kejuruan MPK dibagi menjadi dua, yaitu kegiatan teori dan kegiatan praktik. Teori mata pelajaran kejuruan adalah teori yang menjadi sumber pengetahuan untuk mengerti tentang praktik. Dapat juga dikatakan teori kejuruan merupakan rujukan untuk suatu kegiatan praktik. Apabila terjadi kesalahan dalam pemakaian teori, maka akan menyebabkan kesalahan pada kegiatan praktiknya. Kegiatan yang kedua dari MPK adalah kegiatan praktik. Menurut Poerwadarminto 1985 praktik merupakan langkah nyata dan pembuktian dari apa yang terdapat pada teori. Dengan kata lain praktik merupakan pekerjaan-pekerjaan yang dilandasi oleh teori. Dari kegiatan prkatik ini seorang guru akan mengetahui tingkat aplikasi, analisa, sintesa dan tingkat psikomotorik siswa. Untuk mengetahui tingkat kecakapan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil atau prestasi belajarnya. Standar yang digunakan untuk menentukan ketercapaian kometensi yang diajarkan terangkum dalam kompetensi kelulusan minimal KKM yang rata-rata besarnya adalah 7, jika nilai yang dicapai siswa kurang dari 7 maka siswa dinyatakan belum menguasai kompetensi yang diajarkan. Prestasi yang diperoleh melalui tes atau evaluasi dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan dalam pendidikan. Prestasi tersebut tidak hanya memberinformasi tentang kemajuan siswa pada kemampuan tertentu, tetapi juga untuk memberikan gambaran yang lebih umum tentang kemajuan dari suatu kegiatan disekolah Thorndike dan Hagen, 1971. Prestasi dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan belajar siswa, penjurusan, ditulis di raport untuk laporan prestasi belajar siswa, untuk mengetahui manfaat program yang telah dilaksanakan terhadap perkembangan siswa dan lain sebagainya. Begitu juga Sukardi 1991 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya seperti yang dinyatakan dalam raport. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa nilai raport dapat menunjukkan tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dari segi pengalaman empirik pun dapat dilihat bahwa siswa yang dikatakan berprestasi tinggi serta dikatakan juara di kelas adalah berdasarkan nilai-nilai pada raport.

3. Rasa Percaya Diri

Dokumen yang terkait

KESIAPAN MENTAL KERJA KELAS III JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF MEMASUKI DUNIA KERJA DI SMK NEGERI 2 PENGASIH.

0 0 83

KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN OTOMOTIF SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN DI SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 7 142

PENERAPAN METODE BELAJAR PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MEKANIK OTOMOTIF B PADA MATA PELAJARAN DASAR-DASAR OTOMOTIF DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA.

0 8 172

PENGARUH KONSEP DIRI, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI BERTECHNOPRENEURSHIP SISWA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA.

0 0 123

HUBUNGAN ANTARA PRESTASI MATA PELAJARAN KEJURUAN DAN RASA PERCAYA DIRI TERHADAP KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII TEKNIK PEMESINAN.

0 0 158

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN LINGKUNGAN BELAJAR DENGAN PRESTASI SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 129

HUBUNGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS III JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL.

0 3 113

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH BANDONGAN KABUPATEN MAGELANG.

0 1 134

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF SMK SE-KABUPATEN SLEMAN.

0 11 134

HUBUNGAN PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI DENGAN KESIAPAN MENTAL KERJA SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF DI SMK MUHAMADIYAH 3 YOGYAKARTA.

0 1 143