gambaran yang lebih umum tentang kemajuan dari suatu kegiatan disekolah Thorndike dan Hagen, 1971. Prestasi dapat digunakan untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa, penjurusan, ditulis di raport untuk laporan prestasi belajar siswa, untuk mengetahui manfaat program yang
telah dilaksanakan terhadap perkembangan siswa dan lain sebagainya. Begitu juga Sukardi 1991 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya seperti yang dinyatakan dalam raport.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa nilai raport dapat menunjukkan tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dari segi pengalaman empirik pun dapat dilihat bahwa siswa yang
dikatakan berprestasi tinggi serta dikatakan juara di kelas adalah berdasarkan nilai-nilai pada raport.
3. Rasa Percaya Diri
Sebelum membahasa lebih jauh masalah rasa percaya diri, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai konsep diri self concept, karena
kedua istilah ini mempunyai pengertian yang hampir sama. Menurut Pudjijogyanti 1985 konsep diri adalah pandangan serta sikap seseorang
terhadap dirinya sendiri. Melalui pengalamannya sendiri dan penilaian orang lain, secara berangsur-angsur seseorang membangun konsep dirinya.
Pendapat Burn yang dikutip Samana 1988 menyatakan bahwa konsep
diri adalah keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya yang meliputi : keyakinan diri, penilaian diri dan kecenderungan tingkah
lakunya. Sementara itu Loenetti yang dikutip oleh Gede Agung 1990
secara tegas memilah konsep diri seseorang menjadi dua jenis yaitu : rasa percaya diri self confidence dan penghargaan diri self esteem.
Menurutnya rasa percaya diri adalah kepercayaan seseorang tentang kesanggupannya dalam melakukan sesuatu atau dalam bertingkah laku.
Sedangkan penghargaan diri menyangkut keinginan seseorang tentang dirinya. Menurut pendapat Halsey 1983, rasa percaya diri adalah
kepercayaan akan tenaga atau kekuatannya sendiri, kepercayaan akan kesanggupan diri untuk mencapai suatu tujuan.
Menurut Lauster 1992, rasa percaya diri seseorang akan mempengaruhi sikap hati-hati, ketergantungan, ketidakserakahan dan cita-
cita. Seseorang yang percaya diri tadaklah akan menunjukkan sikap hati- hati yang berlebihan. Dia yakin akan tidak ketergantungan dirinya. Karena
percaya diri, seseorang menjadi tidak terlalu egois, dia lebih toleran dan cita-citanya normal. Karena tidaklah perlu baginya menutupi kekurangan
kepercayaan pada diri sendiri dengan cita-cita yang berlebihan exaggerated ambition. Selanjutnya ia menambahkan bahwa rasa percaya
diri, merupakan pusat kepribadian, sebagaimana dilukiskan dalam diagram sifat kepribadian berikut :
Gambar 1. Diagram sifat kepribadian Peter Lauser ,1992:4 Rasa percaya diri dan optimisme adalah sifat kepribadian yang sangat
menentukan dan tidak begitu mudah untuk dirubah, karena keduanya sukar dicapai dengan pertimbangan yang rasional.
Persepsi seseorang atas dirinya sendiri akan sangat berpengaruh terhadap tingkat rasa percaya dirinya. Menurut Olen 1987 penilaian
negatif terhadap dirinya sendiri merupakan hasil dari persepsi yang salah atas dirinya. Proses selanjutnya ia kemudian menilai fakta-fakta itu sesuai
dengan yang diyakininya. Dengan demikian tingkat rasa percaya diri seseorang akan tergantung pada persepsi dan penilaian yang diberikan atas
dirinya. Schwartz 1978 menjelaskan bagaimana rasa percaya diri itu
menjadi pendorong yang sangat efektif bagi perilaku individu. Apabila seseorang percaya bahwa dirinya bisa melakukannya, maka akan
ditemukannya cara-cara untuk mewujudkan gagasan itu. Selanjutnya
dikatakan bahwa tiadanya kepercayaan terhadap diri sendiri adalah kekuatan negatif dalam diri manusia. Jika hati dan pikiran sangsi maka
akan muncul alasan yang membenarkan keraguan itu. Jadi manusia adalah produk dari pikiran-pikirannya sendiri.
Penelitian Suranto 1993 menyimpulkan adanya korelasi positif antara rasa percaya diri dengan kepuasan kerja seseorang dengan
sumbangan sebesar 10,973. Selanjutnya ia menambahkan bahwa sifat- sifat kepribadian seseorang sangat berhubungan dengan kesuksesannya
dalam bekerja dan dapat menentukan karir seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suardana 1994 menyimpulkan bahwa kepribadian
dan sikap yang positif memberikan sumbangan sebesar 39,50 terhadap kesiapan mental kerja seseorang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri adalah rasa yakin terhadap kemampuan yang dimiliki oleh diri individu tersebut yang
akan memacu keberanian, kemampuan dan membentuk pola pikir tertentu dalam menghadapi masalah-masalah. Rasa percaya diri yang tinggi akan
membentuk sifat optimis dan berpengharapan yang baik akan hasil pekerjaannya. Sedangkan rasa percaya diri yang rendah akan membentuk
sifat pesimis dan itu akan menjadikan berpengharapan yang negatif akan hasil pekerjaannya.
B. Kerangka Berfikir