Karakterisasi Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR

Dapat disimpulkan bahwa membran polisulfon-mikrobentonit 15 PSf- B15 merupakan kondisi yang paling optimum dalam penyaringan air gambut. PSf- B15 memiliki fluks yang tinggi, hal ini berarti membran ini mempunyai kecepatan aliran yang konstan dan sifat permeabilitas yang bagus. Selama proses operasi penyaringan air gambut dengan menggunakan membran ini menghasilkan permeat dengan karakterisasi yang paling baik dari segi pH, kekeruhan, TSS dan TDS.

4.4 Karakterisasi Fourier Transform Infrared Spectroscopy FTIR

Analisa kualitatif FTIR umumnya digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus fungsi yang terdapat di dalam suatu bahan. Pada penelitian ini FTIR digunakan untuk mengidentifikasi kemunculan gugus sulfon pada membran polisulfon sebelum dan setelah penambahan mikrobentonit 15. 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 gugus C-H aromatik C=C O=S=O O-H ulur T Bilangan Gelombang cm-1 Gambar 4.5 Pola FTIR membran polisulfon 15 PSf 15 Identifikasi gugus sulfon pada membran polisulfon 15 terlihat pada Gambar 4.5. Gugus sulfon teridentifikasi pada bilangan gelombang 1294,41 cm -1 . Bilangan gelombang 1169,5 cm -1 menunjukkan ulur asimetrik O=S=O dari gugus tersulfonasi Universitas Sumatera Utara dan 1150,45 cm -1 merupakan ulur asimetrik O=S=O dari gugus sulfon. Gugus –SO 2 dalam polimer polisulfon cukup stabil yang disebabkan gaya tarik elektronik teresonansi antar gugus-gugus aromatik. Molekul-molekul oksigen dengan 2 pasang elektron tak berpasangan didonorkan untuk membentuk ikatan hidrogen yang kuat dengan pelarutnya Piluharto,2013. Hal ini ditunjukkan dengan adanya O-H ulur yang terdapat pada bilangan gelombang 3372 cm -1 Tabel 4.3 menunjukkan identifikasi polisulfon dan turunan tersulfonasi pada membran polisulfon tanpa penambahan bahan pengisi mikrobentonit. . Tabel 4.3 Pita serapan spektrum IR membran polisulfon Bilangan gelombang cm -1 Identifikasi 3372 O-H ulur 2968 C-H ulur asimetrik dan simetrik 1585 Ulur aromatik C=C 1488 1408 Tekuk asimetrik C-H dari gugus metil 1364 Tekuk simetrik C-H dari gugus metil 1294 O=S=O dari gugus sulfon 1241 ulur asimetrik C-O-C dari gugus etil eter 1169 ulur asimetrik O=S=O dari gugus tersulfonasi 1150 ulur asimetrik O=S=O dari gugus sulfon 1105 vibrasi cincin aromatik Identifikasi gugus sulfon dan kandungan bentonit membran polisulfon + mikrobentonit 15 PSf-B15 ditunujkkan pada Gambar 4.6 Universitas Sumatera Utara 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 20 40 60 80 100 O-Si-O Al-O-Al O=S=O gugus C-H O-H ulur T Bilangan gelombang cm-1 Gambar 4.6 Spektrum FTIR membran polisulfon + mikrobentonit 15 PSf-B15 Berdasarkan Gambar 4.6 dapat diidentifikasi bahwa O=S=O muncul pada bilangan gelombang 1294 cm -1 . Pada bilangan gelombang 1013 cm -1 muncul puncak serapan O-Si-O dan 794 cm -1 puncak serapan Al-O-Al yang menunjukkan adanya gugus yang terkandung dalam bentonit. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Pita serapan spektrum IR membran polisulfon+mikrobentonit 15 Bilangan gelombang cm-1 Identifikasi 3374 O-H ulur 2968 C-H ulur asimetrik dan simetrik 1584 Ulur aromatik C=C 1409 Tekuk asimetrik C-H dari gugus metil 1364 Tekuk simetrik C-H dari gugus metil 1294 O=S=O dari gugus sulfon 1240 ulur asimetrik C-O-C dari gugus etil eter 1169 ulur asimetrik O=S=O dari gugus tersulfonasi 1150 ulur asimetrik O=S=O dari gugus sulfon 1105 vibrasi cincin aromatik 1013 O-Si-O 873 vibrasi regangan Al-O-Al

4.5 Karakterisasi Dengan Scanning Elektron Microscopy SEM