2.7.4 Zat Padat Terlarut Total Dissolved Solid=TDS
Zat padat terlarut menyatakan jumlah bahan yang terlarut dalam suatu larutan yang dinyatakan dalam mgL. Interaksi antara pelarut air dengan zat padat, zat cair dan gas
sehingga menghasilkan bahan terlarut dalam bentuk zat organik ataupun zat anorganik. Mineral logam dan gas merupakan zat anorganik yang mungkin terlarut
dalam air. Zat tersebut dapat berhubungan dengan air di atmosfer, permukaan ataupun di dalam tanah. Zat organik bisa berasal dari pembusukan tumbuh-tumbuhan, bahan
organik dan gas organik. Penentuan jumlah zat padat terlarut dapat dilakukan dengan menguapkan
sampel air yang telah disaring untuk menghilangkan padatan tersuspensi. Residu yang tersisa ditimbang dan merupakan jumlah zat padat terlarut dalam air. Kadar zat padat
terlarut yang tinggi menunjukkan adanya kandungan ion-ion seperti K
+
, Na
+
dan Cl
-
Beberapa gangguan dalam analisis TDS harus dihindari agar data lebih akurat dan tepat. Air yang mengandung kadar mineral tinggi seperti kalsium, magnesium,
klorida dan sulfat dapat bersifat higroskopis sehingga memerlukan pemanasan yang lama, pendinginan dalam desikator yang baik. Garam-garam yang telah mengendap
akibat penguapan dalam oven, maka penimbangan zat padat harus dilakukan dengan cepat.
. Ion-ion ini hanya menimbulkan bahaya dalam waktu singkat. Selain itu, jumlah zat
padat terlarut yang tinggi juga dapat disebabkan adanya logam berat dalam air yang berbahaya bagi kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat yang Digunakan
Sel berpengaduk, kertas Whatman 42, botol plastik, pH meter, hotplate, tabung gas, neraca analitis, oven, ayakan 200 mesh, pengaduk magnetik, batang stainless steel,
kaca ukuran 25 x 30 cm, selotip tebal, bak koagulasi, regulator, tabung gas nitrogen, stopwatch, dan peralatan gelas yang umum digunakan di laboratorium.
3.1.2 Bahan-bahan yang Digunakan
Polisulfon, bentonit alam asal Kabupaten Bener Meriah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Dimetil Asetamida DMAc E.Merck, air gambut, aseton E.Merck
dan akuades.
3.2 Prosedur Kerja 3.2.1 Persiapan Mikrobentonit Dewi dan Hidajati, 2012
Sampel yang digunakan diperoleh dari Kabupaten Bener Meriah Nanggroe Aceh Darussalam. Bentonit dihancurkan dengan menggunakan alat Hummer Mill dan
diayak dengan ayakan 200 mesh. Sebanyak 100 gr bentonit direndam dalam 600 mL H
2
SO
4
1,5 M dan diaduk dengan pengaduk magnet selama 6 jam. Suspensi yang terbentuk didiamkan selama 24 jam dan disaring dengan alat vakum dan dicuci
dengan akuades panas sampai bebas ion sulfat. Bentonit dikeringkan ke dalam oven pada suhu 105
o
C selama 3-4 jam kemudian diayak dengan ayakan 200 mesh. Mikrobentonit aktif diidentifikasi dengan X-Ray Diffraction XRD dan selanjutnya
dipergunakan sebagai bahan pengisi membran polisulfon.
Universitas Sumatera Utara