KESIMPULAN DAN SARAN Eddyanto, Ph.D

3.2.5.1 Kekeruhan 33 3.2.5.2 pH 33 3.2.5.3 Zat Padat Tersuspensi 33 3.2.5.4 Zat Padat Terlarut 34 3.3 Skema Kerja 35 3.3.1 Persiapan Mikrobentonit 35 3.3.2 Pembuatan Membran Polisulfon-Mikrobentonit 36 3.3.3 Uji Permeabilitas 37 3.3.4 Uji Selektifitas 37 3.3.5 Analisis Air Gambut 38

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Preparasi dan Karakterisasi Bentonit sebagai Pengisi Membran 39 4.2 Membran Polisulfon dengan Bahan Pengisi Mikrobentonit 41 4.2.1 Sintesis Membran Polisulfon 41 4.3 Permeabilitas Membran 43 4.4 Karakterisasi dengan Fourier Transform Infrared46 Spectroscopy FTIR 46 4.5 Karakterisasi dengan Scanning Electron Microscopy SEM 49 4.6 Analisis Air Gambut 51 4.6.1 Analisis Air Gambut Sebelum Penyaringan dengan Membran Polisulfon 51 4.6.2 Analisis Kekeruhan 52 4.6.3 Analisis pH 54 4.6.4 Analisis Jumlah Zat Padat Tersuspensi TSS 55 4.6.5 Analisis Jumlah Zat Padat Terlarut TDS 57

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 60 5.2 Saran 62 Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUST AKA 62 LAMPIRAN 67 Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel 4.1 Nilai sudut 2θ dari bentonit Bener Meriah 40 Tabel 4.2 Fluks membran polisulfon dengan berbagai variasi penambahan mikrobentonit 43 Tabel 4.3 Pita serapan spektrum IR membran polisulfon 15 47 Tabel 4.4 Pita serapan spektrum IR membran polisulfon + mikrobentonit 15 49 Tabel 4.5 Analisis parameter sampel air gambut sebelum penyaringan dengan membran polisulfon 51 Tabel 4.6 Hasil analisis kadar total padatan tersuspensi TSS air gambut 55 Tabel 4.7 Hasil analisis kadar total zat padat terlarut TDS air gambut 58 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 2.1 Skema pemisahan dengan menggunakan membran 8 Gambar 2.2 Membran berdasarkan strukturnya 11 Gambar 2.3 Perbandingan sistem desain operasi a dead-end, b crossflow 16 Gambar 2.4 Struktur molekul polisulfon 17 Gambar 2.5 Struktur N,N-Dimetilasetamida 17 Gambar 2.6 Struktur molekul mineral monmorillonit 18 Gambar 2.7 Difraksi sinar-X pada kristal 23 Gambar 4.1 Difraktogram bentonit alam asal Bener Meriah sebelum aktivasi 39 Gambar 4.2 Difraktogram bentonit alam asal Bener Meriah setelah aktivasi 40 Gambar 4.3 Warna membran polisulfon dengan variasi penambahan Mikrobentonit 42 Gambar 4.4 Grafik fluks membran polisulfon dan polisulfon mikrobentonit 45 Gambar 4.5 Pola FTIR membran polisulfon PSf15 46 Gambar 4.6 Pola FTIR polisulfon + mikrobentonit 15 PSf-B15 48 Gambar 4.7 Scanning Electron Microscopy SEM permukaan membran tanpa mikrobentonit PSf 50 Gambar 4.8 Scanning Electron Microscopy SEM permukaan membran setelah penambahan mikrobentonit 15 PSf-B15 50 Gambar 4.9 Nilai kekeruhan air gambut sebelum dan sesudah penyaringan dengan membran polisulfon dan polisulfon- mikrobentonit 52 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10 Nilai pH air gambut sebelum dan sesudah penyaringan dengan membran polisulfon dan polisulfon-mikrobentonit 54 Gambar 4.11 Nilai total zat padat tersuspensi TSS air gambut sebelum dan sesudah penyaringan dengan membran polisulfon dan polisulfon-mikrobentonit 57 Gambar 4.12 Nilai total zat padat terlarut TDS air gambut sebelum dan sesudah penyaringan dengan membran polisulfon dan polisulfon-mikrobentonit 59 Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman Lampiran A.1 Difraktogram bentonit sebelum aktivasi 67 Lampiran A.2 Difraktogram bentonit setelah aktivasi 67 Lampiran A.3 Spektrum FTIR membran PSf 68 Lampiran A.4 Spektrum FTIR membran PSf-B15 68 Lampiran A.5 Permukaan membran polisulfon PSf 69 Lampiran A.6 Permukaan membran poisulfon+mikrobentonit 15 PSf-B15 69 Lampiran B.1 Ketebalan Membran Polisulfon Tanpa Bentonit PSf 70 Lampiran B.2 Ketebalan Polisulfon dengan Bentonit 5ww PSf- B5 70 Lampiran B.3 Ketebalan Membran Polisulfon dengan Bentonit 10ww PSf-B10 70 Lampiran B.4 Ketebalan Membran Polisulfon dengan Bentonit 15ww PSf-B15 70 Lampiran B.5 Ketebalan Membran Polisulfon dengan Bentonit 20ww PSf-B20 70 Lampiran B.6 Waktu Permeat Membran Polisulfon 71 Lampiran B.7 Komposisi dope 71 Lampiran B.8 Waktu alir fluks membran 72 Lampiran C.1 Bentonit alam asal Kabupaten Bener Meriah, Aceh 73 Lampiran C.2 Proses pengayakan bentonit hingga ukuran 200 Mesh 73 Lampiran C.3 Bentonit 200 mesh sebelum aktivasi 74 Lampiran C.4 Bentonit 200 mesh setelah aktivasi 74 Lampiran C.5 Air gambut Daerah Panam Kota Pekanbaru 75 Lampiran C.6 Polisulfon Psf 75 Lampiran C.7 Dimetilasetamida DMAc 76 Universitas Sumatera Utara Lampiran C.8 Plat kaca dan batang stainless steel 76 Lampiran C.9 Proses pengadukan larutan dope 77 Lampiran C.10 Pencetakan membran polisulfon 77 Lampiran C.11 Sel membran 78 Lampiran C.12 Membran setelah filtrasi 78 Lampiran C.13 Membran sebelum dan sesudah filtrasi 79 Lampiran C.14 Air gambut sebelum dan sesudah filtrasi 79 Lampiran C.15 Neraca analitik 80 Lampiran C.16 Alat Shimadzu X-ray Diffractometer Shimadzu 6000 80 Lampiran C.17 Fourier Transform Infrared Spectroscopy Perkin Elmer Spectrum Version10.03.07 80 Lampiran D.1 PERMENKES RI No.416PERIX1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih 81 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara PREPARASI DAN KARAKTERISASI MEMBRAN POLISULFON DENGAN PENGISI MIKROBENTONIT SEBAGAI PENYARING AIR GAMBUT ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh penambahan mikrobentonit pada membran polisulfon terhadap nilai fluks permeabilitas membran pada penyaringan air gambut secara inversi fasa. Pada penelitian ini terdiri dari lima tahap pengerjaan, yaitu persiapan mikrobentonit, pembuatan membran polisulfon dengan penambahan mikrobentonit, karakterisasi membran, uji permeabilitas membran polisulfon-mikrobentonit terhadap air gambut serta analisis parameter sampel air gambut yang meliputi kekeruhan, pH, TSS dan TDS. Komposisi membran yang digunakan yaitu PSf 15 ww, dimetil asetamida DMAc dan mikrobentonit 0 ; 5 ; 10 ; 15 ; 20 ww. Air gambut sebelum penyaringan dengan membran polisulfon-mikrobentonit masih belum sesuai dengan standar persyaratan air bersih berdasarkan PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran PSf 15 mempunyai nilai fluks paling baik yaitu 1,31 x 10 -5 mlcm 2 .s; kekeruhan 3,12 NTU; pH 6.8; TSS 52 mgL; TDS 400 mgL dan telah memenuhi standar air bersih berdasarkan PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990. Karakterisasi dengan SEM menunjukkan bahwa membran polisulfon setelah penambahan mikrobentonit 15 PSf-B15 terjadi perubahan morfologi di permukaan membran. Analisa gugus fungsi membran polisulfon PSf menunjukkan adanya gugus sulfon teridentifikasi pada bilangan gelombang 1294,41 cm -1 , bilangan gelombang 1169,5 cm -1 menunjukkan ulur asimetrik O=S=O dari gugus tersulfonasi dan 1150,45 cm -1 merupakan ulur asimetrik O=S=O dari gugus sulfon. Analisa gugus fungsi PSf-15 dapat diidentifikasi bahwa O=S=O muncul pada bilangan gelombang 1294 cm -1 . Pada bilangan gelombang 1013 cm -1 muncul puncak serapan O-Si-O dan 794 cm -1 puncak serapan Al-O-Al yang menunjukkan adanya gugus yang terkandung di dalam bentonit. Kata kunci : polisulfon, mikrobentonit, inversi fasa, air gambut Universitas Sumatera Utara PREPARATION AND CHARACTERIZATION OF POLYSULFONE MEMBRANES WITH FILLER MICROBENTONITE AS PEAT WATER FILTER ABSTRACK This research aimed at investigating the effect of microbentonite augmentation for membrane to membrane flux in peat water filtration with inversion phase method. This research was carried out in five processing stages, namely preparation of microbentonite, make of polysulfone-microbentonite membrane toward the peat water and analysis of the peat water samples parameters including water turbidity, pH, TSS, and TDS. The composition of the membranes used were PSf 15, DMAc and microbentonite 0, 5, 10, 15 and 20. The result showed that peat water before filtration with polysulfone–microbentonite membrane had not been suitable yet with the clear water qualification based on the PERMENKES RI NO.416MENKESPERIX1990. The result showed that PSf –B15 membrane had the best flux, that was 1,31 x 10 -5 mlcm 2 .s; turbidity 3,12 NTU; pH 6,8; TSS 52 mgL; TDS 400 mgL and suitable with PERMENKES RI NO.416MENKESPERIX1990. The characterization by using SEM showed that the polysulfone membrane after microbentonit augmentation had morphology changes in the membrane surface. The analysis of polysulfone membrane functional groups showed a sulfon group identified at wave number 1294,41 cm -1 , wave number 1169, 5 cm -1 showed symmetric O=S=O of sulfonated group and 1150,45 cm -1 was symmetric groove O=S=O of sulfone group. The analysis of PSf 15 functional groups can identified that O=S=O appeared at wave number 1294 cm -1 . At wave number 1013 cm -1 O-Si-O an absorption peak appeared and Al-O-Al absoption peak appeared at wave number 794 cm -1 that showed group consisted in the bentonite. Keyword : polysulfone, microbentonite, inversion phased, peat water Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN