Membran Polisulfon dengan Bahan Pengisi Mikrobentonit .1 Sintesis Membran Polisulfon
Hal ini dikarenakan setelah diaktivasi menggunakan asam, pengotor-pengotor yang menempel pada permukaan dan kisi-kisi bentonit hilang sehingga bentonit
menjadi lebih bersih dan lebih kristal. Aktivasi bentonit dalam suasana asam akan memodifikasi struktur dan
meningkatkan luas permukaan bentonit sehingga kemampuan menyerapnya semakin meningkat. Proses aktivasi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
penyerapan bentonit terhadap bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam air gambut.
4.2 Membran Polisulfon dengan Bahan Pengisi Mikrobentonit 4.2.1 Sintesis Membran Polisulfon
Membran dibuat dari beberapa bahan utama diantaranya polimer, pelarut dan non pelarut. Membran polisulfon dibuat menggunakan polimer polisulfon, pelarut dimetil
asetamida DMAc dari Merck dengan densitas 0,94 grcm
3
Pada penelitian ini menggunakan teknik inversi fasa prestipitasi terendam. Teknik ini memungkinkan untuk mendapatkan membran yang rapat dan berpori
Mulder,1991. Konsentrasi polimer akan mempengaruhi struktur membran. Semakin tinggi konsentrasi polimer maka membran akan mempunyai struktur asimetris. Sifat-
sifat kimia membran yang paling utama yaitu sifat hidrofobik atau hidrofilik, ada atau tidaknya muatan ion, ketahanan terhadap suhu tinggi dan zat-zat kimia tertentu serta
daya tarik terhadap partikel dalam umpan. Kandungan mineral yang terdapat dalam membran dan zat yang dapat larut dalam larutan yang dipisahkan juga harus
diperhatikan. Oleh karena itu konsentrasi polimer polisulfon, ketebalan membran, tekanan trans membran dan temperatur dibuat tetap agar kinerja membran akan
dipengaruhi oleh variasi penambahan bahan pengisi mikrobentonit. dan non pelarut akuades.
Pembuatan membran polisulfon dengan mencampurkan polimer polisulfon 15 dengan bahan pengisi mikrobentonit berbagai variasi persentase dan dilarutkan
ke dalam pelarut dimetil asetamida DMAc. Larutan homogen yang terbentuk akan dicetak menjadi lembaran tipis dan dikoagulasikan ke dalam non pelarut akuades.
Universitas Sumatera Utara
Mekanisme pemisahan akan cepat terjadi apabila menggunakan pelarut dimetil asetamida DMAc dan non pelarut akuades. Pelarut DMAc akan berdifusi keluar
membran sehingga terbentuk lapisan aktif dengan pori-pori kecil pada permukaan atas membran.
Gambar 4.3
Warna membran polisulfon dengan variasi penambahan mikrobentonit
Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa secara fisik membran polisulfon sebelum dan sesudah penambahan mikrobentonit berwarna putih. Hal ini berarti
dengan penambahan mikrobentonit sebagai pengisi tidak terlalu berpengaruh terhadap warna membran yang terbentuk.
Membran yang telah dicetak tetap disimpan di dalam air agar tetap terjaga kelembabannya. Membran yang kering dapat merusak struktur dalam membran
sehingga tidak dapat digunakan dalam proses filtrasi. Kelembaban membran adalah faktor penting yang harus dijaga agar struktur membran tidak rusak. Oleh karena itu,
membran sebaiknya disimpan pada suhu yang rendah.
Universitas Sumatera Utara