Analisis Kekeruhan Analisis Air Gambut .1 Analisis Air Gambut Sebelum Penyaringan dengan Membran Polisulfon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan mikrobentonit maka performansi membran menjadi bertambah. Sifat kepolaran mikrobentonit menyebabkan bentonit cenderung menyerap senyawa-senyawa polar seperti air. 4.6 Analisis Air Gambut 4.6.1 Analisis Air Gambut Sebelum Penyaringan dengan Membran Polisulfon Sampel air gambut dianalisis terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan menggunakan membran polisulfon. Pada penelitian ini telah dilakukan penyaringan air gambut Panam Kota Pekanbaru menggunakan membran polisulfon tanpa dan dengan penambahan pengisi mikrobentonit. Parameter air yang analisis adalah pH, kekeruhan, total padatan tersuspensi TSS dan total padatan terlarut TDS sebelum dan sesudah melewati membran polisulfon dan polisulfon-mikrobentonit serta dibandingkan dengan PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990 lampiran II tentang persyaratan kualitas air bersih. Tabel 4.5 Analisis parameter sampel air gambut sebelum penyaringan dengan membran polisulfon No Parameter Satuan PERMENKES Hasil air gambut No.416MENKESPERIX1990 analisis tentang syarat kualitas air bersih Umpan 1 pH 6.5 – 9.0 5.2 2 Kekeruhan NTU 25 15.2 3 TSS mgL 100 120 4 TDS mgL 1500 1400 Berdasarkan data pada Tabel 4.5 terlihat bahwa air gambut sebelum penyaringan belum memenuhi standar PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990 lampiran II tentang persyaratan kualitas air bersih.

4.6.2 Analisis Kekeruhan

Universitas Sumatera Utara Kekeruhan merupakan ukuran kejernihan air yang berkaitan dengan zat padat yang tersuspensi di dalam air. Air dikatakan keruh, apabila air tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini yaitu tanah liat, lumpur, bahan-bahan organik dan anorganik lainnya. Berdasarkan Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa nilai kekeruhan air gambut sebelum penyaringan sebesar 15,2 NTU yang berarti air gambut Panam Kota Pekanbaru mempunyai tingkat kekeruhan yang tinggi. Setelah penyaringan dengan menggunakan membran polisulfon PSf nilai kekeruhan turun menjadi 8,55 NTU. Membran ini mampu menurunkan nilai kekeruhan air gambut dan nilai ini telah memenuhi standar tentang persyaratan kualitas air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990 lampiran II. Gambar 4.9 Nilai kekeruhan air gambut sebelum penyaringan SP dan sesudah penyaringan dengan membran polisulfon dan polisulfon-mikrobentonit. Pada membran polisulfon dengan pengisi mikrobentonit 5 PSf-B5 diketahui nilai kekeruhannya 4,00 NTU. Hal ini berarti bahwa dengan penambahan mikrobentonit 5 membran polisulfon ini mampu menurunkan nilai kekeruhan air Universitas Sumatera Utara gambut. Hal ini dipengaruhi oleh mikrobentonit mampu menahan suspensi dan partikel-partikel zat padat yang terkandung di dalam air gambut di lapisan atas membran larutan umpan. Pada membran polisulfon dengan penambahan mikrobentonit 10 PSf- B10 menghasilkan nilai kekeruhan 6,475 NTU. Hal yang menyebabkan nilai kekeruhan permeat PSf-B10 lebih tinggi dibandingkan PSf-B5 yaitu kemungkinan ukuran pori membran PSf-B10 lebih besar dibandingkan PSf-B5 sehingga suspensi dan partikel zat padat yang terkandung di dalam larutan umpan masih mampu melewati membran. Dapat dilihat bahwa nilai kekeruhan permeat membran polisulfon- mikrobentonit 15 PSf-B15 yaitu sebesar 3,125 NTU. Hal ini dapat disimpulkan bahwa membran ini mampu bekerja secara optimal dalam menurunkan kekeruhan air gambut. Pengaruh ukuran pori dan fouling yang terjadi di permukaan membran larutan umpan menyebabkan suspensi dan partikel-partikel zat padat menjadi tertahan. Pada membran polisulfon-mikrobentonit 20 PSf-B20 mampu menurunkan nilai kekeruhan menjadi 6,35 NTU. Kemungkinan bahwa dengan penambahan mikrobentonit 20 mengakibatkan pori membran menjadi semakin besar. Berdasarkan uji analisa kekeruhan membran polisulfon PSf dan polisulfon- mikrobentonit dapat disimpulkan bahwa penggunaan membran polisulfon dengan penambahan pengisi mikrobentonit mampu menurunkan tingkat kekeruhan air gambut setelah penyaringan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia PERMENKES RI No.416MENKESPERIX1990 lampiran II tentang persyaratan kualitas air bersih.

4.6.3 Analisis pH