2.3.1. Ruang Physical Setting
Tibbalds, 2001, mengatakan bahwa struktur ruang kota yang baik seharusnya memberi kemudahan bagi manusia, baik sebagai pejalan kaki, maupun
pengemudi kendaraan, memberi petunjuk arah, dan elemen-elemen ruang ini, beserta landmark secara bersamaan membantu manusia dalam mengidentifikasi
dan berorientasi dalam lingkungannya. Pemikiran Tibbalds ini sejalan dengan Lynch 1964, ia mengatakan bahwa citra lingkungan berpengaruh penting dalam
proses orientasi dan identifikasi manusia terhadap tempat, dimana setiap individu memiliki gambaran mental umum terhadap ruang fisik eksterior yang berbeda.
Lynch 1960, mengemukakan lima elemen fisik ruang kota yang menjadi aspek dasar dalam orientasi dan identifikasi manusia, yakni sebagai berikut :
1 Path jalur
Path merupakan jalur dimana manusia bergerak. Path dapat berupa jalan- jalan, trotoar, jalur kendaraan umum, maupun kanal kereta api. Bagi
sebagian orang, path merupakan elemen dominan dalam proses pembentukan citra lingkungan. Manusia mengamati kota sambil bergerak
menelusuri path, dimana disepanjang path ini tertata dan terhubung dengan elemen lingkungan lainnya. Path akan memiliki citra yang lebih
baik apabila memiliki ciri khas, misalnya stasiun, tugu, atau alun-alun, serta memiliki penampakan yang kuat, seperti pohon, fasade, dan
sebagainya. 2
Edges tepi
Edges merupakan elemen linear yang menjadi batas antara dua fase, sebagai titik dari kelanjutan, seperti pantai, dinding, rel kereta api,
pembatas bangunan, dan sebagainya. Edges dapat berupa penghalang, tidak dapat dilewati, mengunci satu wilayah dari wilayah yang lain,
ataupun dapat hanya berupa garis yang membedakan antara dua wilayah yang berbeda. Elemen ini bagi sebagian orang penting karena
mengorganisasikan kota. 3
Districts kawasan Districts merupakan bagian dari ruang kota yang memiliki karakter atau
aktivitas khusus, yang mudah dikenali oleh manusia. District memiliki pola dan wujud yang khas, begitu juga pada batasnya, sehingga orang akan
tahu dimana kawasan tersebut berawal dan berakhir. District memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda dengan kawasan sekitarnya. District akan
mempunyai citra yang lebih baik apabila batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya, dan homogen, serta fungsi, dan komposisinya jelas. Sebagai
contoh, kawasan perdagangan, permukiman, pusat kota, dan lain sebagainya.
4 Nodes simpul
Nodes merupakan simpul atau lingkaran. Nodes merupakan titik strategis pada kota, dimana seorang pengamat dapat masuk kedalamnya, merupakan
titik acuan dari mana dan kemana ia akan bepergian. Nodes dapat menjadi fungsi penting, tempat pemberhentian transportasi, persimpangan atau
pemusatan dari jalan-jalan, maupun peralihan dari suatu struktur ke
struktur lain. Nodes juga dapat berupa konsentrasi dari beberapa fungsi atau karakter fisik, seperti sudut jalan tempat nongkrong ataupun sebuah
ruang tertutup. Nodes dapat menjadi fokus atau lambang dari sebuah district kawasan. Dalam hal ini nodes juga dapat disebut sebagai inti.
5 Landmark penanda
Landmark merupakan titik acuan, yang bersifat eksternal, dimana manusia tidak dapat masuk kedalam. Stankiewiez Kalia 2007 mengartikan
landmark sebagai sebuah fitur unik yang berda di suatu lingkungan yang mudah diingat dan berperan sebagai penunjuk arah secara mental terhadap
berbagai lokasi di suatu lingkungan yang menegaskan hubungan peta kognnitif alam. Landmark memiliki daya tarik visual dengan sifat
penempatan yang dapat menarik perhatian. Biasanya landmark memiliki bentuk yang unik serta skala yang menonjol dalam sebuah lingkungan.
Landmark merupakan elemen penting dari sebuah kota, karena membantuk manusia mengidentifikasi sebuah lingkungan.
2.3.2. Karakter