Problem Pendidikan Humanis Dalam Keluarga

43 • Sekolah yang dihuni oleh orang-orang yang saling menghargai dan saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. • Sekolah yang mampu menciptakan hubungan antar guru, siswa dan karyawan secara sinergis. • Sekolah yang menciptakan muridnya mandiri, aktif dan kreatif. • Sekolah yang memiliki kegiatan-kegiatan yang bernilai karakter dan mampu diterapkan dalam kehidupan masyarakat. • Sekolah yang mampu membangun kerjasama yang baik, menyenangkan antara pihak sekolah dengan siswa • Sekolah yang mampu mendidik anak untuk unggul dalam akademik dan social. • Sekolah dapat dipercaya oleh masyarakat. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa gambaran sekolah yang humanis yang dipaparkan oleh guru Taman Madya Yogyakarta sangat komprehensif dan variatif. Namun demikian, secara umum guru menggambarkan bahwa sekolah yang humanis tidak hanya terbatas pada karakteristik fisik dan lingkungan yang nyaman dan sehat untuk belajar, akan tetapi yang lebih kompleks adalah sekolah yang humanis digambarkan sebagai sekolah yang mampu menciptakan dan membangun proses belajar yang menghasilkan siswa yang memiliki pribadi yang berkarakter kuat, sebagai pribadi yang mandiri, kreatif, produktif dan imajinatif yang memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan secara seimbang untuk dapat menjadi bekal dalam membangun hidup yang bermanfaat dan bermakna.

3. Problem Pendidikan Humanis Dalam Keluarga

Dari hasil FGD dan wawancara dapat disimpulkan bahwa guru-guru masih menghadapi beberapa masalah dalam pendidikan humanis di keluarga, sebagaimana data berikut ini: • Banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan karena banyak tugas sekolah. • Sebagai kepala keluarga harus bisa mengawasi, mengatur, mengayomi keluarganya sesuai dengan tugas tanggungjawab kepada keluarga. 44 • Anak-anak korban broken home. • Problem minset diri pendidik; • Pembagian waktu antara keluarga dan sekolah. • Kelangsungan pendidikan anak. • Kesadaran orang tua akan ibadah dan pergaulan anak. • Tuntutan orang tua. • Penanaman rasa disiplin pada anak. • Anak-anak kurang perhatian dari orangtua sehingga cenderung bersikap semaunya sendiri. • Pendampingan siswa yang menginap ketika ada kagiatan di luar sekolah. • Gaji yang tidak mencukupi sehingga fokusnya terpecah untuk keluarga • Kurikulum diubah dan tidak sesuai dengan tuntutan • Ketidak harmonisan dalam keluarga. • Kesibukan orang tua Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa problem pendidikan humanis masih dihadapi oleh SMA Taman Madya Yogyakarta. Adapun problem yang dialami sangat variatif baik yang bersifat internal maupun eksternal. 4 . Problem Pendidikan Humanis di Sekolah Dari hasil FGD dan wawancara dapat disimpulkan bahwa guru-guru masih menghadapi beberapa masalah dalam pendidikan humanis di sekolah, sebagaimana data berikut ini: • Kemampuan anak yang tidak sama. • Motivasi dan minat anak yang kurang dalam KBM. • Harus bisa membagi waktu menerapkan sebagai seorang guru. • Keteladanan dan kedisiplinan yang kurang • Menyiapkan berbagai materi pelajaran. • Kecenderungan siswa tidak memperhatikan etika dalam pembelajaran • Pembuatan perangkat 45 • Promosi cari siswa. • Penyusunan KTSP • Jadwal guru yang masih kacau • Sarana dan Prasarana yang belum optimal. • Sulit mengendalikan atau memberikan semangat dalam sekolah • Mengatasi anak untuk menyimpan HP dalam KBM • Terkadang guru terlalu keras menyikapi anak, sehingga anak memberontak tetapi sebaliknya guru terlalu lunak, anak akan bersikap kurang ajar. • Latar belakang siswa yang memiliki masalah. • Buku pelajaran yang terbatas Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa problem pendidikan humanis masih dihadapi oleh Taman Madya Yogyakarta, adapun problem yang dihadapi cukup kompleks, sehingga masih membutuhkan penanganan yang komprehemsif.

5. Problem Pendidikan Humanis Dalam Masyarakat