48
umum dapat disimpulkan bahwa cara mengatasi problem pendidikan humanis dapat bersifat personal maupun kelompok. Cara personal lebih menekankan pada pendekatan
individual sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa dan latar belakang sosialnya. Sedangkan, pendekatan kelompk lebih menekankan pada aktivitas yang
mampu membangun kembali pada diri siswa untuk lebih bersemangat dalam mengembangkan potensi dirinya melalui proses penyadaran diri yang terkait dengan
eksistensi dirinya. Dari penelitian ini, guru dihadapkan lebih responsif dan proaktif serta kreatif dalam memilik solusi dalam mengatasi masalah dalam penerapan pendidikan
humanis.
B.4 FAKTORPENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENDIDIKAN HUMANIS DI SMA TAMAN MADYA YOGYAKARTA.
1. Faktor pendukung dan penghambat sekolah dalam menerapkan pendidikan yang humanis
Dari hasil FGD dan wawancara dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam menerapakn pendidikan humanis di sekolah dan di kelas tak dapat dipisahkan dari
adanya faktor pendukung dan penghmbat . Secara umum guru-guru mengidentifikasikan faktor pendukung dan penghambat sebagai berikut:
Faktor Pendukung Faktor Penghambat
• dapat mengubah karakter siswa
yang penuh tanggung jawab; •
mapel ketamansiswaan; •
fasilitas sekolah yang cukup; •
komunikasi dengan orangtua yang intensif;
• wawasan guru yang cukup;
• ajaran Ki Hajar digunakan
sebagai metode pembelajaran; •
kerjasama antar guru dalam mendidik anak;
• lingkungan tempat tinggal siswa yang kurang
perhatian terhadap pendidikan; •
kurang tertarik dan target yang harus dicapai sesuai kurikulum dan tugas-tugas lain;
• sebagian warga sekolah yang kurang peka
terhadap keadaan, •
fasilitas yang kurang memadai, jam mengajar pamong, buku yang kurang;
• motivasi yang kurang dari siswa,
• kuantitas pertemuan dengan siswa yang
terbatas, •
komunikasi dengan orangtua yang kurang, •
tidak semua guru memahami sistem among, •
budi pekerti siswa yang kurang,
49
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa setiap sekolah memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan humanis. Hal ini dapat
dimaknai bahwa ada kekuatan untuk menerapkan pendidikan humanis lebih optimal, jika sekolah dapat mengatasi faktor penghambat dan mempergunakan faktor pendukung
sebagai modal untuk pelaksanaan pendidikan humanis.
2. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam pembelajaran yang humanis
Dari hasil FGD dan wawancara dapat disimpulkan bahwa guru-guru masih menghadapi beberapa masalah dalam pendidikan humanis di masyarakat, sebagaimana
data berikut ini: Faktor Pendukung
Faktor Penghambat •
konsep pembelajaran didasari jiwa kekeluargaan;
• guru diberi fasilitas pembelajaran seperti
ruangan – ruangan tertentu yang lengkap dengan fasilitas multimedia;
• Lingkungan sekolah yang nyaman;
• fasilitas mengajar seperti ruang
multimedia; •
kreativitas dan komunikasi yang baik terhadap peserta didik;
• sikap guru yang terbuka dan moderat;
• guru yang lebih muda bisa memahami
kejiwaan anak didik; •
perilaku buruk para pejabat yang kemudian menjadi alasan siswa untuk
mencontoh; •
pemberitaan dari media yang bebas; •
ketercapaian materi pembelajaran; •
input siswa kebanyakan dari keluarga yang bermasalah ada siswa yang
kurang peduli dengan sekolah; •
siswa yang cuek yang tidak memiliki rasa semangat dalam KBM;
• kurangnya sarana dan prasarana
mendukung proses pembelajaran; •
latar belakang anak yang berbeda; Sumber data primer, 2014
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa setiap guru memiliki faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pendidikan humanis. Hal ini dapat
dimaknai bahwa ada kekuatan untuk menerapkan pendidikan humanis lebih optimal, jika guru dapat mengatasi faktor penghambat dan mempergunakan faktor pendukung
sebagai modal untuk pelaksanaan pendidikan humanis.
50
C. DESKRIPSI RESPONDEN SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA C.1 Data Responden