23
siswa sudah pandai dalam banyak hal maka guru harus menghargai siswanya tersebut. Guru diharapkan mau memberikan kepercayaan
bahwa siswa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru tidak boleh meremehkan kemampuan siswa. Semboyan ini diwujudkan
dengan pemberian tugas, ataupun belajar secara mandiri atau pengayaan.
Dari paparan di atas dapat dimkani bahwa dalam konteks kepemimpinan maka semboyan tersebut akan menciptakan seorang pemimpin yang disegani dan berwibawa
karena menggambarkan seorang pemimpin yang mampu menempatkan diri dimanapun dia berada namun tetap berwibawa. Jiwa kepiminan yang dipaparkan oleh Ki Hajar
Dewantara perlu untuk dikuatkan kembali dalam jiwa para pemimpin di Indonesia dalam mengatasi krisis karakter bangsa.
E. Kerangka Pikir Penelitian
Dehumanisasi pendidikan merupakan masalah yang mendasar dalam pembanguan pendidikan nasional. Sistem pendidikan nasional belum memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal; kurang menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan; dan melemahnya penanaman nilai etika dan estetika peserta didik.
Perilaku disktruktif oleh peserta didik semakin meningkat dalam semua level pendidikan. Gejala dehumanisasi pendidikan harus diatasi secara komprehensif dengan membangun
pendidikan yang humanis sebagai fondasi pendidikan di Indonesia. Sekolah harus dibangun dalam landasan pendidikan humanis sesuai dengan prinsip-
prinsip pendidikan yang humanis. Pemikiran yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara memberikan dasar yang kuat untuk membangun pendidikan yang humanis. Namun
demikian, dalam realitas sosialnya pemahaman dan praktik ajaran Ki Hajar Dewantara cendeurng tidak menjadi dasar bagi fondasi pendidijkan di sekolah. Oleh kerena menggali
pendidikan humanis di sekolah menjadi menarik, khususnya dalam proses pembelajarannya. Pembelajaran yang humanis dapat dibangun pada peserta didik dengan mengembangkan
tiga kekuatan yang sinergis yakni power to, power with dan power with in. Keberhasilan dalam pendidikan humanis ditentukan oleh kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran yang humanis dengan membangun komunitas yang bermoral di kelas.
24
Dengan membentuk tiga kekuatan tersebut maka tujuan pendidikan humanis dapat tercapai dengan optimal. Adapun tiga kekuatan tersebut adalah pertama, individu perlu
untuk mengembangkan power to yakni kekuatan kreatif yang membuat seseorang mampu dan mau untuk melakukan sesuatu. Kedua, Power with, membangun solidaritas atas dasar
komitmen pada tujuan yang sama guna memecahkan permasalahan yang dihadapi dan menciptakan kesejahteraan bersama. Ketiga, Power with in, kekuatan spiritual yang ada
dalam diri anak didik guna membuat manusia menjadi lebih manusiawi.
PENDIDIKAN HUMANIS DI SKEOLAH
Berdasarkan kerangka penelitian di atas, beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana pemahaman siswa tentang konsep pendidikan humanis menurut Ki Hajar
Dewantara?
KONSEP PENDIDIKAN HUMANIS
POWER TO POWER WITH
POWER WITH IN
PERILAKU HUMANIS PEMBELAJARAN
HUMANIS
SEKOLAH YANG HUMANIS
25
b. Bagaimana penerapan pendidikan humanis di SMA? c. Bagaimana pembelajaran humanis dilakukan oleh guru di kelas?
d. Bagaimana metode belajar yang dapat menguatkan power in, power with dan power with in?
e. Bagaimana bentuk perilaku humanis diterapkan di sekolah? f.
Bagaimana konsep sekolah humanis?
26
BAB III METODE PENELITIAN