Persepsi Siswa Terhadap Sistem Among Persepsi Siswa Terhadap Trilogi Kepemimpinan

68 Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa di SMA Negeri 5 Yogyakarta berada pada kategori “tinggi”. Berdasarkan data tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa, persepsi siswa terhadap Tri Pusat Pendidikan cenderung baik.

4. Persepsi Siswa Terhadap Sistem Among

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, diperoleh data mengenai tingkat sikap siswa terhadap sistem among dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa SMA Taman Madya Yogyakarta terhadap sistem among yang masuk dalam kategori “sangat tinggi” sebesar 55,45 56 siswa, kategori “tinggi” sebesar 39,60 40 siswa, kategori “sedang” sebesar 4,95 5 siswa, dan kategori “rendah” serta “sangat rendah” sebesar 0. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa di SMA Taman Madya se-Kota Yogyakarta berada pada kategori “tinggi”. Demikian halnya, persepsi siswa SMA N 5 Yogyakarta terhadap pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara yang masuk dalam kategori “sangat tinggi” sebesar 55,75 63 siswa, kategori “tinggi” sebesar 42,48 48 siswa, kategori “sedang” serta “rendah” sebesar 0,88 1 siswa, dan kategori “sangat rendah” sebesar 0. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa di SMA Negeri 5 Yogyakarta berada pada kategori “sangat tinggi”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap sistem among dapat disimpulkan cenderung baik.

5. Persepsi Siswa Terhadap Trilogi Kepemimpinan

Dari hasil penelitian dengan menggunakan kuesioner, diperoleh data mengenai tingkat sikap siswa terhadap Trilogi Kepemimpinan dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa SMA Taman Madya Yogyakarta terhadap sistem among yang masuk dalam kategori “sangat tinggi” sebesar 74,26 56 siswa, kategori “tinggi” sebesar 21,78 22 siswa, kategori “sedang” sebesar 3,96 4 siswa, dan kategori “rendah” serta “sangat rendah” sebesar 0. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa di SMA Taman Madya se-Kota Yogyakarta berada pada kategori 69 “sangat tinggi”. Demikian halnya, persepsi siswa terhadap trilogi kepemimpinan yang masuk dalam kategori “sangat tinggi” sebesar 65,49 74 siswa, kategori “tinggi” sebesar 33,63 38 siswa, kategori “sedang” sebesar 0,88 1 siswa, kategori “rendah” dan “sangat rendah” sebesar 0. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi siswa di SMA Negeri 5 Yogyakarta berada pada kategori “sangat tinggi”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahawa persepsi terhadap Trilogi Kepimpinan dapat disimpulkan cenderung sangat baik. Berdasarkan paparan data di atas jika dinilai dari persespsi siswa terhadap pemikiran pendidikan KI Hajar Dewantara yang dianalisis dari data tentang tentang persepsi siswa tentang pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara, persepsi siswa terhadap profil Ki Hajar Dewantara, persepsi siwa terhadap Tri Pusat, persepsi siwa terhadap Sistem Among dan persepsi siswa terhadap Trilogi Pendidikan, secara umum dinilai cenderung sangat baik. Hal ini dapat dimaknai bahwa secara umum siswa SMA dari SMA Taman Madya Yogyakarta dan SMA N 5 Yogyakarta secara kognitif sudah memahami dengan baik dasar-dasar pemikiran pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara . Namun demikian, pemahaman secara kognitif masih perlu untuk dikaji lebih lanjut yakni terkait dengan pelaksanaan dan pembelajaran di sekolah. Namun demikian, dengan pemahaman pengetahuan yang baik tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diasumsikan dapat menjadi modal bagi pengembangan pendidikan yang humanis di sekolah yang mampu membentuk pribadi-pribadi yang humanis. D.2 PELAKSANAAN DAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN HUMANIS Berdasarkan paparan data di atas pelaksanaan dan pembelajaran pendidikan humanis di SMA Taman Madya dan SMA N 5 Yogyakarta secara umum akan dipaparkan analisis data tentang : makna pendidikan humanis, gambaran sekolah yang humanis, problem pendidikan humanis dalam keluarga, problem pendidikan humanis di sekolah, problem pendidikan humanis dalam masyarakat, strategi sekolah dalam membangun sekolah yang humanis, cara guru untuk mengatasi problem pendidikan humanis. 70

1. Makna Pendidikan Humanis