Hakikat Pembelajaran Matematika SD

14 prestasi belajarnya di sekolah; dan e Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya. Berdasarkan beberapa sumber di atas, maka dapat disimpulkan karakteristik siswa sekola dasar kelas tinggi adalah: a Minat terhadap kehidupan praktis; b Ingin tahu, ingin belajar, dan realistik; c Timbul minat terhadap mata pelajaran khusus; d Membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya; dan e Gemar membentuk kelompok. Karakteristik yang dimiliki siswa kelas tinggi tersebut sangat berpegaruh terhadap kehidupan siswa, khususnya dalam kegiatan belajar.

B. Kajian tentang Pembelajaran Matematika SD

1. Hakikat Pembelajaran Matematika SD

Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari Sri Subarinah, 206: 1. Ebbutt dan Straker dalam Marsigit 2003: 2-3 memberikan definisi Matematika sekolah yang selanjutnya disebut Matematika sebagai berikut : a. Matematika merupakan kegiatan penelusuran pola dan hubungan. b. Matematika merupakan kreativitas yang memerlukan imajinasi, intuisi, dan penemuan. c. Matematika sebagai kegiatan pemecahan masalah problem solving. d. Matematika sebagai alat berkomunikasi. 15 Di sisi lain, Ebbutt dan Straker dalam Marsigit 2003: 4, memberikan pandangannya bahwa agar potensi siswa dapat dikembangkan secara optimal, maka asumsi dan implikasi pembelajaran matematika di SD sebaiknya sebagai berikut. a. Murid akan belajar jika mendapat motivasi b. Murid belajar dengan caranya sendiri c. Murid belajar secara mandiri dan melalui kerja sama d. Murid memerlukan konteks dan situasi yang berbeda-beda dalam belajarnya Memasuki tahun pelajaran 20142015, Kurikulum 2013 sekolah dasar telah diberlakukan. Pembelajaran matematika dalam Kurikulum 2013 di jenjang sekolah dasar digabungkan dalam pembelajaran tematik intregatif. Pembelajaran terpadu yang lebih dikenal dengan pembelajaran intregatif tematik lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam pembelajaran dan pengalaman langsung dalam menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep-konsep matematika maupun konsep lainnya yang bukan matematika Tombokan Runtukahu Selpius Kandou, 2014: 239. Konsep matematika yang diberikan kepada siswa sekolah dasar SD sangatlah sederhana dan mudah, tetapi sebnarnya materi matematika SD memuat konsep-konsep yang mendasar dean penting serta tidak boleh dipandang sepele Antonius Cahya Prihandoko, 2006: 1. Lebih lanjut Antonius Cahya Prihandoko menyebutkan bahwa 16 diperlukan kecermatan dalam menyajikan konsep-konsep matematika tersebut, agar siswa mampu memahaminya secara benar, sebab kesan dan pandangan yang diterima siswa terhadap suatu konsep di sekolah dasar dapat terus terbawa pada masa-masa selanjutnya. Proses pembelajaran matematika di SD harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik matematika dan anak. Hammil Bavel dalam J. Tombokan Runtukahu Selpius Kandou 2014: 226 menyebutkan proses pembelajaran matematika sebagai berikut: 1 Tahap penanaman konsep Dalam tahapan penanaman, kaitkan materi yang akan diajarkan dengan materi yang telah diajarkan dan dalam kehidupan anak. 2 Tahap pemahaman Dalam tahap pemahaman, anak memperluas konsep matematika yang telah dipelajari pada penanaman konsep seta menerapkannya untuk memecahkan masalah. 3 Tahap ketrampilan Dalam tahap ketrampilan, anak dilatih menggunakan konsep- konsep matematika yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah. Permendikbud No 67 Tahun 2013 menyebutkan bahwa pelajaran matematika dalam Kurikulum 2013 merupakan mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Jika mengacu pada Kurikulum 2013, pembelajaran mengenai jarak, waktu, dan kecepatan terdapat di semester genap dengan kompetensi dasar nomor 4.2 Mencatat jarak dan waktu tempuh berbagai benda yang bergerak ke dalam tabel untuk memahami konsep kecepatan sebagai hasil bagi antara jarak dan waktu dan menggunakannya dalam penyelesaian masalah. 17

2. Materi Jarak, Waktu, dan Kecepatan