Kerangka Berpikir DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI JARAK, WAKTU, DAN KECEPATAN DI KELAS 5A SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA.

38 3 Mengambil kesimpulan dan membuat rekomendasi pemecahannya. Berbeda dengan hal di atas, Sugihartono 2007: 165 menyebutkan prosedur pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar sampai dengan tahap tindak lanjut. Tahapan diagnosis tersebut adalah sebagai berikut: 1 Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar, 2 Melokalisasi letak kesulitan belajar, 3 Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar, 4 Memperkirakan alternatif bantuan, 5 Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya, dan 6 Tindak lanjut. Sedangkan Tidjan SU 2000: 81 menyebutkan langka-langkah diagnosa dalam 3 tahap saja, yaitu: 1 menetapkan lokasi kesulitan belajar, 2 menetapkan jenis kesulitan, dan 3 mengetahui latar belakang kesulitan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat di cermati bahwa prosedur diagnosis ada beberapa langkah yang berbeda. Adapun prosedur diagnosis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur oleh Abin Syamsuddin Makmun dengan 3 langkah utama yaitu mengidentifikasi kasus kesulitan belajar, mengidentifikasi factor penyebab kesulitan belajar, dan memberikan kesimpulan serta rekomendasi pemecahannya.

F. Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah unsur yang penting dalam membentuk generasi cerdas dan berkarakter. Salah satu jenjang pendidikan utama yang 39 mendasari jenjang pendidikan berikutnya adalah jenjang pendidikan dasar. Anak usia sekolah dasar memiliki karakteristik yang khas dan berbeda. Pada masa tersebut, siswa sekolah dasar banyak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan bimbingan dan pengawasan dari orangtua maupun guru. Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja. Dalam proses pembelajaran di kelas, seorang guru sering menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar adalah kondisi dimana peserta didik menunjukkan gelaja belajar tidak wajar dan memiliki prestasi rendah di bawah norma yang telah ditetapkan, disebabkan oleh adanya hambatan dan gangguan belajar. Hambatan dan gangguan dalam kesulitan belajar terjadi karena adanya beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal tesebut yaitu: kemampuan intelektual siswa; sikap terhadap belajar; motivasi belajar; konsentrasi belajar; kebiasaan belajar; kemampuan mengingat; kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar; kemampuan pengindraan siswa; dan faktor khusus seperti sindrom psikologis. Faktor eksternal tersebut yaitu: guru sebagai pendidik; kualitas pembelajaran; kebijakan penilaian; sarana prasarana di sekolah; kurikulum; lingkungan sekolah; dan lingkungan keluarga. Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa ada berbagai macam, salah satunya kesulitan dalam belajar matematika. Kesulitan belajar 40 matematika disebut juga diskalkulia. Kesulitan belajar matematika ditandai dengan adanya kesalahan atau kekeliruan dalam mengerjakan soal matematika. Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa kelas 5 SD di semester genap yaitu materi jarak, waktu, dan kecepatan. Kesulitan belajar matematika dapat diidentifikasi melalui kesalahan atau kekeliruan siswa dalam mengerjakan soal matematika. Kesalahan dalam mengerjakan soal matematika meliputi: kesalahan membaca dan memahami maksud soal, kesalahan pemahaman konsep, kesalahan penggunaan rumus atau penggunaan notasi dan simbol, kesalahan ketrampilan proses, kesalahan menghitung, dan kesalahan karena ketidaktelitian. Untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam mengerjakan soal serta mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa, maka perlu dilakukan kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis kelemahan atau kesulitan belajar anak didik dengan meneliti dan menganalisis latar belakang atau faktor penyebab serta gejala permasalahan yang tampak dalam belajar untuk mengambil kesimpulan serta mencari alternatif penyelesaiannya. Sebagai calon guru sekolah dasar yang meghadapi siswa di kelas, maka sangat penting untuk mengetahui prosedur diagnosis kesulitan belajar yang benar. Jika telah memahami diagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa, maka solusi untuk menghadapi kesulitan belajar siswa akan dapat diatasi dengan benar dan tepat. 41 BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian