Kerangka Teori Meningkatnya Kesadaran Hukum Masyarakat Melakukan Pendaftaran Tanahwarisan : Studi Pada Kantor Pertanahan Kota Stabat

10 penelitian yang mengenai masalah, “MENINGKATNYA KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DALAM MELAKUKAN PENDAFTARAN TANAH WARISAN ”STUDI PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA STABAT” Penulis menemukan beberapa tesis karya mahasiswa yang mengangkat masalah pendaftaran tanah, namun permasalahan dan bidang kajiannya jauh berbeda. Dari penelusuran kepustakaan tersebut diatas, maka dengan demikian penelitian ini adalah asli, serta dapat dipertanggung-jawabkan keasliannya.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori adalah suatu cara untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi 3 , dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidak-benarannya 4 . Menurut W. L. Neuman : 5 “Teori adalah suatu sistem yang tersusun oleh berbagai abstraksi yang berinterkoneksi satu sama lainnya atau berbagai ide yang memadatkan dan mengorganisasi pengetahuan tentang dunia. Ia adalah cara yang ringkas untuk berfikir tentang dunia dan bagaimana dunia itu bekerja.” Berdasarkan pendapat Malcolm Walters, maka teori hendaknya meliputi semua pernyataan yang disusun dengan sengaja yang dapat memenuhi kriteria : 6 3 J.J.J M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisman. Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid. 1, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996, hal. 203 4 Ibid, hal. 203 5 W. L. Neuman, Social Research Methods, Allyn dan Bacon, London, 1991, hal. 20 dalam H. R. Otje Salman dan Anton F. Susanto, Teori Hukum, P.T. Refika Aditama, Bandung, 2004. 6 H. R. Otje Salman dan Anton F. Susanto, Op Cit, hal. 23. Universitas Sumatera Utara 11 a. Pernyataan itu harus abstrak, yaitu harus dipisahkan dari praktek-praktek sosial yang dilakukan. Teori biasanya mencapai abstraksi melalui pengembangan konsep teknis yang hanya digunakan dalam komunitas sosiologis dan sosial. b. Pernyataan itu harus tematis. Argumentasi tematis tertentu harus diungkapkan melalui seperangkat pernyataan yang menjadikan pernyataan itu koheren dan kuat. c. Pernyataan itu harus konsisten secara logika. Pernyataan-pernyataan itu tidak boleh saling berlawanan satu sama lain dan jika mungkin dapat ditarik kesimpulan dari satu dan lainnya. d. Pernyataan itu harus dijelaskan. Teori harus mengungkapkan suatu tesis atau argumentasi tentang fenomena tertentu yang dapat menerangkan bentuk substansi atau eksistensinya. e. Pernyataan itu harus umum pada prinsipnya. Pernyataan itu harus dapat digunakan dan menerangkan semua atau contoh fenomena apapun yang mereka coba terangkan. f. Pernyataan-pernyataan itu harus independen. Pernyataan itu tidak boleh dikurangi hingga penjelasan yang ditawarkan para partisipan untuk tingkah laku mereka sendiri. g. Pernyataan-pernyataan itu secara substansi harus valid. Pernyataan itu harus konsisten tentang apa yang diketahui dunia sosial oleh partisipan dan ahli-ahli Universitas Sumatera Utara 12 lainnya. Minimal harus ada aturan-aturan penerjemahan yang dapat menghubungkan teori dengan ilmu bahkan pengetahuan lain. Fungsi teori dalam penelitian tesis ini adalah untuk memberikan arahpetunjuk dan ramalan serta menjelaskan gejala yang diamati. Mengingat perkembangan dalam kehidupan masyarakat menunjukkan adanya dugaan kuat bahwa pemahaman hukum dan kesadaran hukum pertanahan oleh warga masyarakat tidak berkembang sebagaimana mestinya, maka diperlukan adanya penyuluhan hukum. Sehingga yang dimaksud kesadaran hukum adalah konsepsi abstrak didalam diri manusia, tentang keserasian antara ketertiban dan ketenteraman yang dikehendaki atau yang sepantasnya. 7 Teori yang dipakai dalam penulisan tesis ini adalah teori efektifitas hukum dan teori sistem hukum menurut Lawrence M. Friedman. Efektifitas berasal dari kata efek yang artinya pengaruh yang ditimbulkan oleh sebab, akibatdampak. Efektif yang artinya berhasil, sedang efektifitas menurut bahasa ketepatan gunaan, hasil guna, menunjang tujuan. 8 Sedangkan, efektifitas hukum secara tata bahasa dapat diartikan sebagai keberhasilgunaan hukum, dalam hal ini berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan hukum itu sendiri. Bila membicarakan efektifitas hukum dalam masyarakat berarti membicarakan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa masyarakat untuk taat terhadap hukum. Efektifitas hukum dimaksud, 7 R.Otje Salaman, Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Hukum Waris, Alumni, Bandung, 1993, hal. 43. 8 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Arkola, Surabaya, 1994, hal.128 Universitas Sumatera Utara 13 berarti mengkaji kaidah hukum yang memenuhi syarat, yaitu berlaku secara yuridis, berlaku secara sosiologis, dan berlaku secara filosofis. 9 Menurut Lawrence Friedman, unsur-unsur sistem hukum itu terdiri dari struktur hukum legal structure, substansi hukum legal substance dan budaya hukum legal culture. Struktur hukum meliputi badan eksekutif, legislatif dan yudikatif serta lembaga-lembaga terkait, seperti Kejaksaan, Kepolisian, Pengadilan, Komisi Judisial, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dan lain-lain. Substansi hukum adalah mengenai norma, peraturan maupun undang-undang. Budaya hukum adalah meliputi pandangan, kebiasaan maupun perilaku dari masyarakat mengenai pemikiran nilai-nilai dan pengharapan dari sistim hukum yang berlaku, dengan perkataan lain, budaya hukum itu adalah iklim dari pemikiran sosial tentang bagaimana hukum itu diaplikasikan, dilanggar atau dilaksanakan. Pasal 19 ayat 1 Undang- Undang Pokok Agraria selanjutnya disebut UUPA yang berbunyi: ”untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Indonesia menurut ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah”. Secara garis besar, aspek hukum yang terkandung dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di dalamnya dapat dilihat dari cara pendaftaran tanah, yaitu: 9 Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hal. 62 Universitas Sumatera Utara 14 1. Pendaftaran tanah secara sistematis merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam suatu wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan, dengan kata lain, pendaftaran tanah tersebut didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan di suatu wilayah dengan inisiatif pelaksanaan berasal dan Pemerintah; 2. Pendaftaran tanah secara sporadik merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan secara individual atau massal, dengan kata lain, pendaftaran tanah tersebut hanya atas satu bidang tanah yang dilakukan atas permintaan pihak yang berkepentingan. Secara yuridis-teknis, pendaftaran tanah juga terdiri dari pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah pertama kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum terdaftar. Aspek hukum yang terkandung dalam pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : 1. Pengumpulan dan pengolahan data fisik, terdiri dari kegiatan pengukuran dan pemetaan, yang meliputi pekerjaan : a. pembuatan peta dasar pendaftaran. b. penetapan batas bidang-bidang tanah. c. pengukuran dan pemetaan bidang-bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran. Universitas Sumatera Utara 15 d. pembuatan daftar tanah. e. pembuatan surat ukur. 2. Pembuktian hak dan pembukuannya, terdiri dari kegiatan pembuktian hak baru, pembuktian hak lama dan pembukuan hak : a. pembuktian hak baru, yakni kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan dengan penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku. b. Pembuktian hak lama, yakni kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan atas tanah yang berasal dari konversi hak-hak lama, dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut, berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya dianggap cukup untuk mendaftar haknya. c. Pembukuan hak, yakni kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan dengan mencatatmendaftarkan hak atas tanah dalam suatu buku tanah yang memuat data fisik dan data yuridis bidang tanah yang bersangkutan. 3. Penerbitan sertipikat, dilakukan oleh Kepala kantor Pertanahan untuk kepentingan atau diserahkan kepada pemegang hak atas tanah yang bersangkutan berfungsi sebagai surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat; 4. Penyajian data fisik dan data yuridis, dikaitkan dengan tujuan pendaftaran tanah dalam hal penyajian informasi yang berhak diketahui oleh kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan terbuka bagi instansi pemerintah untuk Universitas Sumatera Utara 16 keperluan pelaksanaan tugasnya, disajikan dalam bentuk daftar umum yang terdiri dari peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan daftar nama; 5. Penyimpanan daftar umum dan dokumen, yakni kegiatan menyimpan data pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan menyangkut dokumen yang merupakan alat pembuktian yang digunakan sebagai dasar pendaftaran, antara lain berupa peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama, dapat disimpan dan disajikan dengan alat elektronik dan mikrofilm serta hanya dapat diberikan petikan, salinan dan rekaman dokumennya dengan izin tertulis dari pejabat yang berwenang, atau hanya dapat ditunjukkandiperlihatkan pada sidang pengadilan atas perintah pengadilan. Sedang pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah yang dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik dan data yuridis obyek pendaftaran tanah yang didaftar. Dan adanya perubahan- perubahan tersebut wajib didaftarkan oleh pemegang hak yang bersangkutan dan terhadap perubahan tersebut dilakukan penyesuaian dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikatnya. Sedangkan aspek hukum pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi: 1. Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak, dalam hal ini peralihan hak karena jual beli, tukar-menukar, hibah, pemasukan dalam perseroan dengan Akta PPAT, peralihan hak karena lelang dengan Risalah Lelang, Universitas Sumatera Utara 17 pemindahan hak karena pewarisan dengan surat kematian dan surat tanda bukti sebagai ahli waris, peralihan hak karena penggabunganpeleburan perseroan atau koperasi dengan pengesahan oleh pejabat yang berwenang dan khusus dalam rangka likuidasi dengan akta NotarisPPAT, sedang pembebanan hak yakni pendaftaran pemberian hak tanggungan dengan akta PPAT; 2. Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah lainnya, yaitu kegiatan yang dilakukan antara lain : a. Karena perpanjangan jangka waktu hak atas tanah. b. Pemecahan, pemisahan dan penggabungan bidang tanah. c. Pembagian hak bersama. d. Hapusnya hak atas tanah. e. Peralihan dan hapusnya hak tanggungan. f. Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan Putusan atau Penetapan Pengadilan. Dalam pasal 19 ayat 1 UUPA, tujuan pendaftaran tanah adalah : a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun, dan hak-hak lainnya yang terdaftar, agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak sebenarnya Pasal 4 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Universitas Sumatera Utara 18 b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang terdaftar. Untuk penyajian data tersebut diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional KabupatenKota Tata Usaha Pendaftaran Tanah dalam apa yang dikenal sebagai daftar umum, yang terdiri atas peta pendaftaran, daftar tanah, daftar surat ukur, buku tanah, daftar tanah pasal 30 dan pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan Pasal 4 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Menurut Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pendaftaran tanah dilaksanakan berdasarkan : a. Asas sederhana dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan pokoknya maupun prosedurnya dengan mudah dapat dipahami oleh pihak- pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah. b. Asas aman dimaksudkan untuk menunjukkan, bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. c. Asas terjangkau yaitu keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Universitas Sumatera Utara 19 d. Asas mutakhir yang dimaksud yaitu adanya kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaannya dan kesinambungan dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Asas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata dilapangan dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat. Akibat-akibat dari tidak didaftarkannya tanah warisan tersebut adalah: 1. Melanggar Ketentuan UU Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yang mewajibkannya untuk itu. 2. Pemeliharaan dan penyajian data yang muktahir tidak dapat dilaksanakan, sehingga tidak ada informasi yang akurat mengenai tanah tersebut dan akan mengakibatkan beberapa kerugian kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan atas tanah tersebut. 3. Kepastian hukum dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah tersebut akan melemah karena akan sangat mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

2. Konsepsi