52
sertipikat hak yang bersangkutan, surat kematian orang yang namanya dicatat sebagai pemegang haknya dan surat tanda bukti sebagai ahli waris.
Menurut Pasal 61 Ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu untuk pendaftaran peralihan hak karena pewarisan
yang diajukan dalam waktu 6 enam bulan sejak tanggal meninggalnya pewaris, tidak dipungut biaya pendaftaran. Pewarisan yang dimaksud adalah pewarisan hak
atas tanah. Secara yuridis, yang diwariskan adalah hak atas tanah, bukan tanahnya.
2. Tujuan Dilakukan Pendaftaran Peralihan Tanah Warisan
Dilakukannya pendaftaran peralihan hak atas tanah yang diperoleh melalui warisan, maka hal tersebut sejalan dengan tujuan dari dilakukannya pendaftaran tanah
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu :
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar
agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan;
b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang
diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar;
c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.
Universitas Sumatera Utara
53
Untuk mewujudkan terselenggaranya tertib administrasi pertanahan, setiap bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan,
dan hapusnya hak atas bidang tanah dan hak milik atas satuan rumah susun wajib didaftar ke Kantor Badan Pertanahan setempat.
3. Tata Cara dan Syarat Peralihan Harta Waris.
Proses peralihan hak milik atas tanah yang diperoleh melalui warisan dapat terjadi dengan cara :
a. Dengan adanya Surat Wasiat Dengan dibuatnya Surat Wasiat oleh pewaris, maka secara langsung si
pewaris melakukan suatu perbuatan hukum yang sengaja dilakukan dengan tujuan agar hak atas tanah yang dimilikinya tersebut akan beralih kepada
orang ahli waris yang ditunjuknya atau yang diinginkannya untuk menerima warisan tersebut jika seandainya si pewaris meninggal dunia.
b. Tanpa adanya Surat Wasiat Dengan tidak adanya Surat Wasiat yang dibuat oleh si pewaris, maka jika si
pewaris meninggal dunia, peralihan hak atas tanah dari pewaris ke ahli waris dapat terjadi bukan karena suatu perbuatan hukum, melainkan suatu peristiwa
hukum atau akibat hukum dari meninggalnya si pewaris hak atas tanah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
54
Sebelum melakukan pendaftaran tanah warisan, ada 2 dua syarat yang harus dipenuhi agar pewarisan hak atas tanah untuk kepentingan pendaftaran peralihan
haknya itu sah, yaitu : 1. Syarat Materiil
Ahli waris harus memenuhi syarat sebagai pemegang subjek hak dari hak atas tanah yang menjadi objek pewarisan tersebut, yakni merupakan
perseorangan Warganegara Indonesia. Jika ahli waris tersebut adalah Warganegara Asing, maka dalam jangka waktu 1 satu tahun, ahli waris
wajib melepaskan atau mengalihkan hak atas tanah tersebut kepada pihak lain yang memenuhi syarat Materiil tersebut. Namun, jika dalam jangka waktu
tersebut tidak dilepaskan atau dialihkan, maka hak atas tanah tersebut akan menjadi hapus dan tanahnya kembali menjadi tanah yang dikuasai langsung
oleh negara. 2. Syarat Formal
Dalam rangka pendaftaran peralihan hak, maka pewarisan hak atas tanah harus dibuktikan dengan Surat Keterangan Kematian pewaris dan Surat
Keterangan sebagai ahli waris. Namun, terdapat beberapa pengecualian yang harus dipenuhi, yaitu :
48
a. Apabila ahli waris terdiri dari lebih dari 1 satu orang dan belum adanya
pembagian warisan, maka pendaftaran peralihan haknya dilakukan
48
Florianus SP Sangsun, Tata Cara Mengurus Sertifikat Tanah, Visimedia, Jakarta, 2008, Hal. 63
Universitas Sumatera Utara
55
kepada para ahli waris sebagai pemilikan bersama, dan pembagian hak selanjutnya dapat dilakukan sesuai ketentuan Pasal 51 Peraturan
Pemerintah nomor 24 Tahun 1997. b.
Apabila ahli waris terdiri dari lebih dari 1 satu orang dan pada waktu pendaftaran peralihan haknya disertai dengan akta pembagian waris yang
memuat keterangan bahwa hak atas tanah jatuh kepada 1 satu orang penerima warisan. Maka pencatatan peralihan haknya dilakukan kepada
penerima warisan yang bersangkutan berdasarkan akta pembagian waris tersebut.
Prosedur pendaftaran peralihan hak atas tanah karena pewarisan ke Kantor Badan Pertanahan adalah sebagai berikut :
1. Permohonan Pendaftaran Peralihan Hak. Permohonan pendaftaran peralihan hak atas tanah diajukan oleh ahli waris
atau kuasanya kepada Kepala Kantor Badan Pertanahan KabupatenKota dengan melampirkan :
49
a. Sertifikat hak atas tanah atas nama pewaris.
b. Surat kematian atas nama pemegang hak yang tercantum dalam sertifikat
yang bersangkutan dari Kepala Desa Kelurahan tempat tinggal pewaris
49
Muhammad Yamin dan Abdul Rahim Lubis, Op.cit., hal. 515.
Universitas Sumatera Utara
56
waktu meninggal dunia, rumah sakit, petugas kesehatan, atau instansi yang berwenang.
c. Bukti identitas para ahli waris.
d. Surat tanda bukti sebagai ahli waris yang dapat berupa :
1 Wasiat dari pewaris
2 Putusan Pengadilan
3 Penetapan HakimKetua Pengadilan.
4 Dan berdasarkan Surat Edaran Direktorat Pendaftaran Tanah tanggal
20 Desember 1969 Nomor DPT126369, maka : a
Bagi Warganegara Indonesia penduduk asli, surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh para ahli waris dengan disaksikan
oleh 2
dua orang
saksi dan
dikuatkan oleh
Kepala DesaKelurahan dan Camat tempat tinggal pewaris pada waktu
meninggal dunia; b
Bagi Warganegara Indonesia Keturunan Tionghoa, dibuat akta keterangan hak mewaris dari Notaris;
c Bagi Warganegara Indonesia Keturunan Timur Asing lainnya,
seperti Keturunan India, surat keterangan ahli waris yang dibuat oleh Balai Harta Peninggalan.
2. Pencatatan Peralihan Hak. Persyaratan dalam permohonan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena
pewarisan yang telah dipenuhi oleh ahli waris sebagai pemohon atau
Universitas Sumatera Utara
57
kuasanya, maka Kantor Badan Pertanahan akan melakukan pencatatan peralihan hak dalam buku tanah, sertifikat dan daftar lainnya.
Peraturan Menteri Negara Agraria PMA Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentua Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, mengatur tentang Pencatatan peralihan hak dalam buku tanah, sertipikat dan daftar lainnya dilakukan sebagai berikut:
a. Nama pemegang hak lama di dalam buku tanah dicoret dengan tinta
hitam dan dibubuhi paraf Kepala Kantor Pertanahan atau Pejabat yang ditunjuk;
b. Nama atau nama-nama pemegang hak yang baru dituliskan pada halaman
dan kolom yang ada dalam buku tanahnya dengan dibubuhi tanggal pencatatan, dan besarnya bagian setiap pemegang hak dalam hal penerima
hak beberapa orang dan besarnya bagian ditentukan, dan kemudian ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan atau pejabat yang ditunjuk
dan cap dinas Kantor Pertanahan KabupatenKota; c.
Yang tersebut pada huruf a dan b juga dilakukan pada sertipikat hak yang bersangkutan dan daftar-daftar umum lain yang memuat nama
pemegang hak lama; d.
Nomor hak dan identitas lain dari tanah yang dialihkan dicoret dari Daftar Nama pemegang hak lama dan nomor hak dan identitas tersebut
dituliskan pada Daftar Nama penerima hak. 3. Penyerahan Sertifikat Hak.
Universitas Sumatera Utara
58
Sertifikat hak atas tanah yang telah diubah nama pemegang haknya dari atas nama pewaris menjadi atas nama ahli waris oleh Kepala Kantor
Pertanahan KabupatenKota, kemudian diserahkan kepada ahli waris sebagai pemohon.
Apabila yang didaftarkan berupa tanah yang belum bersertifikat, maka selain syarat-syarat yang tercantum dalam angka 1 satu diatas, maka pemohon juga wajib
untuk menyerahkan dokumen-dokumen :
50
a. Surat bukti hak lama atau surat keterangan Kepala DesaLurah yang menyatakan yang bersangkutan telah menguasai tanah tersebut selama 20
duapuluh tahun berturut-turut termasuk pendahulunya dengan syarat penguasaan itu dengan itikad baik, terbuka, diperkuat oleh kesaksian orang
yang dapat dipercaya dan selama penguasaannyapengumuman datanya tidak dipermasalahkan masyarakat setempat atau pihak lainnya.
b. Surat Keterangan dari Kantor Pertanahan yang menyatakan tanah tersebut belum bersertifikat atau Surat Keterangan dari pemegang hak kalau tanah
tersebut letaknya jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan. Dalam hal pewarisan disertai dengan hibah wasiat, maka :
1. Jika hak atas tanah yang dihibahkan sudah ditentukan bagian tertentu, maka pendaftaran peralihan haknya dilakukan atas permohonan penerima hibah
dengan melampirkan:
50
Tampil Anshari Siregar, Pendaftaran Tanah Kepastian Hak, Cetakan Pertama, Multi Grafik, Medan, 2007, hal 142.
Universitas Sumatera Utara
59
1 Sertifikat hak atas tanah atas nama pewaris, atau apabila hak atas tanah
yang dihibahkan belum terdaftar, bukti pemilikan tanah atas nama pemberi hibah dapat berupa petuk pajak bumi, pajak hasil bumi, atau
kutipan letter c. 2
Surat kematian pemberi hibah wasiat dari Kepala DesaKelurahan tempat tinggal pemberi hibah wasiat tersebut waktu meninggal dunia, rumah
sakit, petugas kesehatan, atau instansi lain yang berwenang. 3
a Putusan
Pengadilan atau
Penetapan HakimKetua
Pengadilan mengenai pembagian harta waris yang memuat penunjukkan hak atas
tanah yang bersangkutan sebagaimana telah dihibahwasiatkan kepada pemohon.
b Akta PPAT mengenai hibah yang dilakukan oleh Pelaksana Wasiat
atas nama pemberi hibah wasiat sebagai pelaksanaan dari wasiat yang dikuasakan pelaksanaannya kepada Pelaksana Hibah Wasiat tersebut.
c Akta pembagian wasiat yang memuat penunjukan hak atas tanah
yang bersangkutan sebagai telah dihibah-wasiatkan kepada pemohon. 4
Surat Kuasa tertulis dari penerima hibah apabila yang mengajukan permohonan pendaftaran peralihan hak bukan penerima hibah.
5 Bukti identitas penerima hibah.
6 Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan BPHTB dalam hal bea tersebut terutang.
Universitas Sumatera Utara
60
7 Bukti pelunasan pembayawan Pajak Penghasilan PPh, dalam hal pajak
tersebut terutang. 2. Jika hak atas tanah yang dihibahkan belum ditentukan bagiannya, maka
pendaftaran peralihan haknya dilakukan kepada para ahli waris dan penerimaan hibah wasiat sebagai harta bersama.
4. Akibat – akibat Hukum Terjadinya Peralihan Harta Waris Tanah.