Applikasi Tata Kelola Pemeritahan Yang Baik Di Desa Pohan Tonga

64 mengajukan permohonan kepada BPD untuk tidak lagi menggunakan kartu keluarga. Pertemuan antara BPD dengan kepala desa memutuskan solusinya yangmana tetap dapat menggunakan KTP tapi masyarakat yang membawa fotokopi kartu keluarga tetap menjadi prioritas utama dan selalu didahulukan.

B. Applikasi Tata Kelola Pemeritahan Yang Baik Di Desa Pohan Tonga

Implementasi otonomi daerah di desa yang berlangsung dengan baik, perlu didukung dengan adanya pengelolaan tata penyelenggaraan pemerintah dalam rangka membangun pemerintahan kearah yang lebih baik. Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat yang mengatur tentang proses penyelenggaran pemerintahan dan memberi arah pemerintahan yang mengarah pada tata kelola pemerintahan yang baik. Kondisi ini tentu memeberi harapan dan peluang untuk terwujudnya realisasi demokratisasi sebagai hasil dari desentralisasi yang menjadikan pemerintahan desa sebagai pemrakarsa kebutuhan yang urjen di desa. Kepala desa sebagai pemegang pucuk tanduk kekuasaan pada desa dengan segala kewenangan dan kewajibannya menjadikannya pusat dari segala permohonan yang diajukan oleh masyarakat. BPD sebagai mitra kerja tentu menjadi sumber masukan yang akan membangun dan membantu mengarahkan serta mengawasi jalannya setiap tindakan yang dilakukan oleh kepala desa. Para unsur pembantu kepala desa hanya sebagai perpanjangan tangan yang bisa kapan saja ditugaskan untuk mempercepat pekerjaan yang dilakukan oleh kepala desa. Hal inilah yang kerap diupayakan desa dalam rangka memperbaiki sistem birokrasi di desa serta pengoptimalan pelayanan terhadap masyarakat. Universitas Sumatera Utara 65 Mengutip dari pendapat moch solekhan yang mengatakan: “untuk mendorong terwujudnya tata pemerintahan desa yang baik seharusnya dilektakkan pada dua level. Pertama, perlu dibangun good governance yang melibatkan seluruh elemen desa dalam urusan publik, penyelenggaraan pemerintah, dan perumusan kepentingan desa, sehingga rumusan kepentingan desa tidak ditentukanoleh elit desa yang terbatas. Kedua pada level tata hubungan desa dengan supradesa kabupaten- provinsi perlu dibangun proses delivery yang bisa mengantarkan semesta kepentingan desa pada domain politik supra desa secara partisipasif. ” Jika kedua level tersebut terlaksana maka pemerintahan desa dapat melakukan otonomi sendiri yang berbasis pada tata kelola pemerintahan yang baik. Desa akan dapat berdiri sendiri dan berupaya dalam menopang kebutuhan diri sendiri karena pemerintahan desa akan dapat berjalan dengan partisispasi masyarakatnya tanpa harus menanti dari aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah supradesa. Karena dengan posisi ini menandakan bahwa masyarakat berada pada posisi yang sangat dekat dengan pemerintahan. B.1 Transparansi Dalam Pemerintahan Pohan Tonga Asumsi transparansi muncul akibat dari ketidakterbukaan pemerintah terhadap alur kas keuangan pemerintahan sebagai bagian dari neraca keuangan yang seolah sangat bersifat rahasia. Hal ini menimbulkan persepsi dalam masyarakat karena tidak adanya kontrol dari masyarakat dalam setiap program yang mengeluarkan anggaran pada pemerintahan. Maka tak heran jika ada beberapa orang beranggapan bahwa telah terjadi penyelewengan keuangan oleh pihak-pihak yang mengelola keuangan desa. Universitas Sumatera Utara 66 Transparansi atau keterbukaan publik merupakan indikasi adanya upaya untuk saling kontrol dan bertanggungjawab. Keterbukaan menunjukkan bahwa ada peluang dari masyarakat untuk melakukan sebuah refleksi dan adanya pertanggungjawaban oleh pemerintah terhadap keuangan desa. Transparansi yang disahkan dalam undang-undang sebagai bagian dari hak masyarakat adalah rencana kebijakan publik, penggunaan keuangan, dan kegiatan yang dilakukan oleh badan publik 34 . Badan publik yang dimaksud sebagaimana yang diungkapkan oleh Widodo dalam Solekhan adalah semua lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara dan lembaga yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBNAPBD dan termasuk organisasi non pemerintah, sepanjang sebagian atau seluruh sumberdananya berasal dari APBNAPBD, sumbangan masyarakat dan atau luar negeri 35 . Dengan kata lain, jika transparansi telah dilakukan oleh pemerintah maka dengan itu masyarakat akan memberi partisipasinya dalam perbaikan dan pembaharuan pelaksanaan pengelolaan penyelenggaraan pemerintah. Menelisik pada pelaksaan yang ditemukan dilapangan bahwa Desa Pohan Tonga yang berada pada pelaksanaan otonomi daerah namun masih hanya melakukan transparansi kepada intern pemerintahan. Artinya kepala desa hanya 34 Lihat Undang-undang no 142008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 35 Opcit, Solekhan Moch, hal.27 Universitas Sumatera Utara 67 memberi laporan tentang keuangan desa kepada pihak-pihak tertentu yang berkepentingan terhadap audit keuangan desa, seperti pendapat ibu Artha br. Purba yang mengatakan: “pendanaan yang ada di Desa Pohan Tonga yang merupakan anggaran dasar desa ADD telah memiliki proporsi kepada pos-pos pelayanan yang dipresentasekan seperti pada alokasi pemerintahan desa ataupun organisasi yang ada di desa, sehingga dana untuk pembangunan hanya merupakan bagian sisa dari dana yang sudah teralokasi pada organisasi, kemudian dilakukan musrembang untuk menentukan kemana dana tersebut akan dilakukan dengan upaya efektifitas dan efisiensi terhadap pembangunan yang pelaksanaannya dilakukan secara gotongroyong” 36 . Hal senada juga diungkapkan oleh ketua BPD bahwasannya “keungan desa sudah ada persentase kepada setiap organisasi pemerintahan, seperti dana untuk gaji penyelenggara pemerintah kades, kaur dan BPD dan untuk organisasi seperti pengelolaan PKK, sehingga yang perlu kita minta pertanggungjawabnnya hanyalah dana sisanya yang digunakan untuk pembangunan desa” 37 . Pandangan masyarakat menilai bahwa pelaksanaannya sudah cukup baik dan sejauh ini menurut laporan BPD bahwasannya masyarakat masih tidak terlalu mempertanyakan soal sisa dana anggaran tersebut, karena masyarakat yang menerima bantuan pembangunan biasanya melihat langsung seberapa banyak bahan yang digunakan dan dapat ditafsirkan harga bahan-bahan nya tersebut. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa penetapan persentase anggaran dasar desa yang dialokasikan kepada pemerintah khususnya BPD ternyata 36 Hsil wawancara dengan anggota BPD ibu Artha br. Purba pada September 2014 37 Opcit, Bpk.Saut Pasaribu Universitas Sumatera Utara 68 mendapati kesalahpahaman dalam masyarakat. Dimana masyarakat menilai bahwa kinerja BPD tidak terlalu terlihat tetapi selalu mendapat tunjangan berupa akomodasi. Masyarakat merasa bahwa BPD mendapat tunjangan namun memiliki proporsi kerja lebih sedikit dari kepala dusun. Hal ini terkesan bahwa masyarakat tidak tahu tentang tupoksi dari BPD yang merupakan mitra kepala desa serta sebagai penampung aspirasi masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh bapak Lambok Silalahi yang mengatakan “pandangan sebagai masyarakat biasa saya melihat sepertinya tugas dari BPD tidak nampak karena mereka jika dibandingkan dengan kami kadus, tugas kami sebagai kepala dusun sepertinya lebih banyak namun mereka mendapat gaji tapi kami tidak 38 ”. B.2 Akuntabilitas Dalam Pemerintahan Pohan Tonga Demokrasi sebagaimana yang diutarakan oleh Abraham Lincoln yang mengatakan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat memberikan pandangan bahwa lembaga pemerintah merupakan bagian yang dibuat oleh rakyat. Hal ini dilakukan dalam rangka memberi legitimasi dan kewenangannya untuk diakumulasikan sehingga lebih besar dan dapat digunakan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu para pegawai di lembaga pemerintah tersebut harus memberikan pertanggungjawaban kinerjanya kepada publik. Pertanggungjawaban yang dimaksud mencakup semua perilaku, sikap, tindakan kerja, dan berbagai keputusan yang dibuat dalam rangka menjalankan tugas dan wewenang yang diberikan oleh publik. Akuntabilitas sebagaimana 38 Hasil Wawancara dengan kepala dusun enam Bapak Lambok Silalahi pada september 2014 Universitas Sumatera Utara 69 diungkapkan oleh Prianto dalam Solekhan adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerja seseorang yang bekerja dalam suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak untuk meminta pertanggungjawaban 39 . Kondisi dimana para pegawai pemerintah melakukan pertanggungjawabanya kepada pihak yang memiliki hak untuk memintanya dapat dikatakan telah menjalankan pemerintahan yang akuntabel. Pemerintah pohan tonga sebagai pegawai lembaga pemerintahan yang ada di Desa Pohan Tonga dapat kita katakan bahwasannya melakukan akuntabilitas dalam pemerintahannya. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan masyarakat Desa Pohan Tonga, bapak Torang “ baru kali ini selama sekian lama telah tau tentang kepala desa bisa merasakan enaknya dan tau rasanya punya seorang kepala desa, karena kades ini memiliki kualitas dan selalu berupaya untuk menolong serta menopang para masyarakatnya” 40 . Dalam realisasinya terlihat bahwasannya pemerintahan dibawah kepemimpinan kades saat ini bapak W.A Siahaan terjadi banyak perubahan yang sangat dirasakan oleh masyarakat. Seperti contoh pertanggungjawabannya adalah dalam menangani kasus di desa, misalnya kerbau seorang masyarakat merusak tananam tetangganya, untuk melakukan pendamaian antara tetangga ini tak jarang kepala desa ataupun perangkat pemerintahannya selalu turun tangan untuk menjadi mediasi antara kedua belah pihak. Dimana saat dipanggil oleh masyarakat maka kepala desa akan dengan cepat tiba di lokasi konflik. Disamping itu jika kepala desa tahu akan ada sebuah kasus yang akan 39 Opcit, Moch Solekhan, hal.31 40 Opcit, Bpk. Torang Silalahi Universitas Sumatera Utara 70 berujung kepada kepolisian, maka kepala desa biasanya langsung berusaha secepat mungkin untuk ada di kantor polisi sebelum oknum yang berselisih sampai di kantor polisi tersebut. Sebagai seorang pembantu tugas kepala desa, bapak Lambok Silalahi sebagai kepala dusun di dusun enam mengatakan bahwa 41 : “dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban kepada masyarakat maka kepala desa sering mengikutsertakan para kepala dusun untuk bekerja, seperti contoh untuk menghindari persoalan dikemudian hari, kepala desa selalu menyuruh kepala dusun untuk melihat langsung sebidang tanah yang ingin diperjual-belikan masyarakat, sehingga keberadaan tanah tersebut dapat dipastikan letak dan luasnya, sehingga seseorang yang ingin membeli tanah harus terlebih dulu meminta surat dari kadus untuk kemudian ditandatangani oleh kades. Hal ini memberi kami para kadus semangat karena kami merasa dihargai oleh kepala desa dengan diikutsertakannya kami dalam proses pemerintahan” Disisi lain kepala desa dianggap sebagai agen perubahan yang lebih dulu memberi pelayanan kepada masyarakat sehingga menimbulkan antusiasme kepada masyarakat untuk lebih lagi dalam ikut serta dalam partisipasi masyarakat. Hal ini terlihat dari upaya kepala desa yang selalu memberi rasa nyaman kepada masyarakatnya terlebih saat memeberikan pelayanan birokrasi pemerintahan ataupun diluar pemerintahan. Seperti contoh dalam pengurusan surat ke kantor Kecamatan maka jika masyarakat memberitahukan kepada kepala desa maka tak jarang kepala desa mendampingi ataupun memberi pesanmemo kepada pihak kecamatan untuk mempercepat urusan masyarakatnya. Hal lain diluar birokrasi pemerintahan adalah saat pengurusan pajak kendaraan, tak jarang kepala desa 41 Opcit, Bapak Lambok Silalahi Universitas Sumatera Utara 71 berkata kepada masyarakat akan menelepon orang di samsat agar tidak mendapat kendala dalam pengurusan pajak tersebut. Menurut masyarakat setempat hal tersebut memberi hawa positif dalam setiap pengurusan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Pohan Tonga. Selain memberi semangat dalam mengurus setiap urusan, hal tersebut juga memberi efek kepada masyarakat agar tidak malas dalam mengurus keperluannya karena dengan keberadaan aparatur desa yang perduli terhadap mereka secara mental memberikan mereka kepercayaan diri dalam menyelesaikan urusannya. Jika mendapat halangan ataupun kebuntuan maka dengan ringan tangan aparatur desa selalu siap dan siaga dalam membantu mencari solusinya. B.3 Partisispasi Dalam Penerapan Good Governance Desentralisasi sebagai bagian dari perpindahan arah keputusan yang dimulai dari level pemeritahan paling kecil menyiratkan bahwa keputusan yang dibuat dari desa adalah keputusan bersama. Artinya keputusan yang ada di desa adalah hasil dari diskusi antara masyarakat dan pemerintahan desa. Wujud dari upaya akumulasi pembuatan keputusan ini dilaksanakan dalam musrembangdes. Musrembangdes merupakan kegiatan bersama dalam rangka bermusyawarah antara masyarakat dan penyelenggara pemerintah. Musrembangdes yang diusulkan oleh pemerintah menjadikan pemerintah sebagai kunci dalam membuka kran partisipasi masyarakat. Artinya jika pemerintah tidak memfasilitasi dan mengundang masyarakat untuk melakukan musyawarah maka Universitas Sumatera Utara 72 dapat dipastikan bahwa proses pengambilan keputusan hanya akan dilakoni oleh para elit desa dan bahkan masyarakat akan menjadi semakin apatis terhadap pemerintahan. Partisipasi memberi ruang gerak kepada masyarakat yang menjadikan masyarakat dari yang sekedar peduli terhadap penerima derma menuju kepedulian dengan pelbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan di berbagai gelanggang kunci yang mempengaruhi kehidupan mereka. Partisipasi juga merupakan kunci cerminan keaktifan masyarakat dalam perbaikan pemerintahan. Artinya saat partisipasi telah berjalan maka masyarakat otomatis akan sadar terhadap segala hak dan kewajibannya sehingga masyarakat akan memaksa pemerintah daerah untuk melakukan yang terbaik, dengan kata lain msayarakat dapat berperan sebagai kontrol terhadap pemerintah. Praktek partisipasi yang dilakukan di Desa Pohan Tonga tergolong menarik, karena masyarakat dipaksa untuk hadir dengan cara yang berbeda. Keputusan kepala desa beserta perangkat desa yang mengharuskan masyarakat yang ingin dusunnya mendapat pembangunan harus datang ke musrembang dan memenangkan perencanaan pembangunan. Jika dusun satu ingin alokasi pembangunan dilakukan di dusun mereka, maka mereka harus datang dengan jumlah yang banyak. Hal ini dikarenakan perencanaan pembangunan di Desa Pohan Tonga adalah dengan hasil pengumpulan suara terbanyak dengan tentunya melihat prioritas terpenting. Dalam prakteknya sesuai dengan yang diutarakan Universitas Sumatera Utara 73 oleh bapak Lambok yang mengatakan “jika ingin mendapat bangunan maka masyarakat akan sangat antusias untuk melakukan musrembang, namun ada kalanya saat masyarakat tidak mendesak maka disatu sisi perwakilan dusun bisa tidak hadir di rapat musrembang” 42 . Hal ini menjadi fenomena menarik dalam peningkatan partisipasi masyarakat dimana masyarakat dituntut untuk terlebih dahulu bersama kemudian masyarakat dapat menerima alokasi pembangunan. Pada saat ada perebutan antara dua atau tiga dusun yang memerlukan pembangunan, maka dengan terbatasnya dana dusun-dusun akan mendapat dukungan dari dusun lain yang akan mempertimbangkan dusun mana yang lebih layak untuk mendapat bantuan tersebut. Seperti pernyataan bapak Torang Silalahi yang mengatakan “ di desa kami ini masih bisa ditemui toleransi sesama masyarakat, seperti contoh pada sebuah musrembang kami melihat dusun 5 pargompulan layak mendapat pembangunan akibat riskannya tali air di susun mereka maka kami dusun 6 membantu dengan memberikan suara agar alokasi dana diberikan untuk pembangunan di dusun 5 tersebut ” 43 . Hal ini cukup bagus menurut penilaian para masyarakat dan seluruh narasumber yang sepakat bahwa dengan cara yang dibuat oleh kepala desa dalam setiap musrenbang mengalami peningkatan partisipasi dalam masyarakat. Tidak hanya akan menjadi bagian yang hanya sekedar datang untuk melihat namun partisipasi yang tentunya didasari oleh toleransi dapat memperat hubungan antara masyarakat desa. Artinya dengan dilakukannya vooting terhadap penempatan 42 Opcit, Bapak Lambok Silalahi 43 Opcit, Bapak Torang Silalahi Universitas Sumatera Utara 74 pembangunan maka masyarakat menjadi tahu dan terkadang melihat ke tempat yang akan dijadikan sebagai alokasi bantuan. Disamping itu masyarakat bisa memberikan dukungan kepada pembangunan di daerah yang paling membutuhkan. Pada kesempatan pembagian bantuan seperti raskin maka masyarakat desa yang memenuhi kuota layak mendapat raskin adalah hanya sebanyak 186 KK, namun dalam pembagiannya kepada masyarakat menjadi sekitar 300 KK. Hal ini dilakukan oleh pemerintah desa karena melihat para masyarakatnya yang memang tergolong dapat dikatakan harus dibantu dalam kehidupannya. Hal ini bisa terwujud karena telah dilakukannya musyawarah kepada masyarakat dan memunculkan keputusan yang berisi bahwa seluruh masyarakat diluar PNS dapat menerima raskin. Pengumuman mengenai pengambilan raskin diumumkan dalam acara ibadah di gereja – gereja. Administrasi raskin tersebut adalah membawa fotokopi kartu keluarga, yang kemudian mendapat kritik dari masyarakat dan kemudian diakomodir oleh BPD dan disampaikan kepada pemerintah desa. Solusi yang ambil adalah bahwa mereka yang hanya membawa KTP akan diberikan raskin dengan catatan harus sabar menunggu sampai seluruh masyarakat yang membawa fotokopi KK sudah selesai. Hal ini dianggap ampuh oleh pemerintahan desa sebagai bagian dalam memberikan masyarakat arti pentingnya surat-surat dalam pencatatan sipil. Dan kemudian ditanggapi oleh masyarakat dengan keinginan untuk membuat surat- surat tersebut. Terbukti bahwa masyarakat Desa Pohan Tonga sudah hampir 85 Universitas Sumatera Utara 75 memiliki akte nikah dan akte lahir bagi anak-anaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh bapak torang yang berkata “ada hikmah dari apa yang dibuat oleh kades baru ini, terlihat dari kesediaan masyarakat dalam membuat surat-surat ke capil di kabupaten, yang kalau disurvei sudah 85 masyarakat memiliki akte lahir dan kawin” 44 . Dalam dinamika organisasi desa ini lebih menonjolkan pada PKK yang tergolong baik. Buktinya PKK dapat bertahan dalam organisasi desa yang sampai saat ini sudah ada 7 kelompok PKK. Organisasi lainnya adalah kelompok lansia yang memiliki agenda seperti koperasi, cek kesehatan setiap bulannya. Organisasi kepemudaan adalah organisasi POPTA persatuan olahraga pemuda pohan tonga yang berada dibawah naungan Karang Taruna. Namun yang aktif hanya PKK yang bekerjasama dan membantu pelaksanaan kegiatan lansia dan posyandu. Disamping itu dalam setiap karnaval pertanian, Desa Pohan Tonga selalu memberikan sumbangsihnya dari hasil alam yang ada di Desa Pohan Tonga tersebut.

C. Pelaksanaan Pemerintahan Desa Dalam Masyarakat Batak Di Desa Pohan Tonga

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

KERJASAMA PEMERINTAH DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (studi di Desa Tanjung Rambutan Kabupaten Kampar Provinsi Riau).

0 0 8

RELASI ANTARA KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

0 0 13

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 46

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 34

BAB I - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 22