DESA DAN PEMERINTAHAN DESA 1

34 B. DESA DAN PEMERINTAHAN DESA B.1 Desa Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang pemerintahannya langsung bersinggungan dengan para penduduk yang ada di wilayah desa. Desa secara administratif merupakan daerah dibawah kecamatan yang dibentuk oleh pemerintah kabupatenkota. Dalam menjalankan desa maka dibentuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Dalam fungsinya pemerintahan desa dapat dikategorikan sebagai aktor birokrasi di tingkat desa, dimana para perangkat desa melaksanakan program- program pembangunan, pelayanan administatif kepada masyarakat ataupun ikut serta dalam menjalankan daftar tugas kenegaraan. Selain menjadi aktor birokrasi pemerintah desa juga menjadi aktor politik yang dapat menjalankan pemerintahan yang dengan kebijakan-kebijakan yang ditentukan langsung oleh sebuah desa. Dekatnya arena politik antara masyarakat dengan pemimpinnya ini dapat memberi efek yang baik terhadap pengembangan partisipasi masyarakat dalam menjalankan proses pemerintahan dan pembangunan desa. Beberapa stimulus yang sudah sangat sering terjadi di desa adalah terlihat dari partisipasi masyarakat dalam melakukan musyawarah di desa ataupun ikut serta dalam pelaksanaan gotongroyong di desa. Pengembangan potensi masyarakat desa terjadi karena intensitas pertemuan serta keleluasaan para masyarakat desa dalam memberi pendapat Universitas Sumatera Utara 35 terhadap pemerintahan desa. Hal ini juga ditunjang oleh tidak adanya batasan antara pemerintah desa dengan masyarakat. Karena perangkat desa berada dalam cakupan desa yang juga merupakan kerabat serta tetangga yang tidak memiliki protokoler. Tugas sebagai birokrasi dalam rangka pemberian pelayanan biasanya ditangani langsung oleh perangkat desa tanpa orang kelas bawah yang menjadi perantara dengan pemimpinnya. Hal ini seolah memberi efek yang menjadikan masyarakat tidak sungkan dalam melakukan suatu hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan demi kelangsungan pemerintahan desa. Pergeseran sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi sebagai akibat dari pergantian kekuasaan dari pemerintahan orde baru menjadi reformasi, memberi perubahan yang sangat signifikan terhadap demokrasi indonesia serta pemerintahan desa. Adanya badan legislatif pada tingkat nasional maupun daerah kemudian diikuti oleh desa. Kehadiran badan perwakilan desa sebagai pengawas tugas kepala desa yang kemudian berganti menjadi badan permusyawaratan desa yang merupakan mitra kerja pemerintah desa memberi tambahan optimalisasi efektifitas dan efisiensi kerja pemerintahan desa. Undang undang nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah sebagai dampak dari perubahan sistem pemerintahan yang termasuk dalam tuntutan yang disampaikan oleh para aktivis dalam meruntuhkan orde baru sebagai bagian dari tugas pemerintah reformasi. Undang undang ini mengatur tentang desa yaitu bab XI pasal 93 sampai dengan pasal 111. Seiring kebutuhan negara dalam upaya memaksimalkan kinerja serta pembagian tugas pemerintah Universitas Sumatera Utara 36 maka undang undang tentang pemerintahan daerah kemudian di revisi kembali melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota; d. Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan diserahkan kepada desa. Sebagai bagian dari pelaksanaan otonomi terhadap desa, dimana desa berhak mengatur dan mengelola wilayahnya sendiri dalam upaya memaksimalkan potensi desa maka pemerintah mengeluarkan peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 30 tahun 2006 tentang tata cara penyerahan urusan pemerintah KabupatenKota kepada Desa dalam peraturan ini dijelaskan bahwa urusan pemerintah kabupatenkota yang dapat diserahkan kepada desa antara lain 25 : 1. Bidang pertanian dan ketahanan pangan; 2. Bidang pertambangan dan energi serta sumber daya mineral; 25 Hanif Nurcholis, 2011 Pertumbuhan Dan Penyelengaraan Pemerintahan Desa, Jakarta: Erlangga, hal 72 Universitas Sumatera Utara 37 3. Bidang kehutanan dan perkebunan; 4. Bidang perindustrian dan perdangan; 5. Bidang koperasi dan usaha kecil menengah; 6. Bidang penanaman modal; 7. Bidang tenaga kerja dan transmigrasi; 8. Bidang kesehatan; 9. Bidang pendidikan dan kebudayaan; 10. Bidang sosial; 11. Bidang penaataan ruang; 12. Bidang pemukimanperumahan; 13. Bidang pekerjaan umum; 14. Bidang perhubungan; 15. Bidang lingkungan hidup; 16. Bidang politik dalam negeri dan administrasi publik; 17. Bidang otonomi desa; 18. Bidang perimbangan keuangan; 19. Bidang tugas pembantuan; 20. Bidang pariwisata; 21. Bidang pertanahan; 22. Bidang kependudukan dan catatan sipil; 23. Bidang kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat dan pemerintahan umum; Universitas Sumatera Utara 38 24. Bidang perencanaan; 25. Bidang penerangan informasi dan komunikasi; 26. Bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 27. Bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 28. Bidang pemuda dan olahraga; 29. Bidang pemberdayaan masyarakat desa; 30. Bidang arsip dan perpustakaan. B.2 Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Pemerintahan desa merupakan lembaga perpanjangan pemerintah pusat. Pemerintahan desa memiliki peran yang strategis dalam pengaturan masyarakat desakelurahan dan keberhasilan pembangunan nasional. Karena perannya yang besar, maka perlu adanya Peraturan atau Undang-Undang yang berkaitan dengan pemerintahan desa yang mengatur tentang pemerintahan desa, sehingga roda pemerintahan berjalan dengan baik. Penyelenggaran pemerintah desa dilakukan oleh pemerintah desa dan badan permusyarawatan desa BPD. Pemerintah desa adalah organisasi pemerintah desa yang terdiri atas: a. Unsur pimpinan, yaitu kepala desa Kepala desa adalah adalah pemimpin sebuah kesatuan wilayah terkecil di Indonesia. Kepala Desa merupakan pimpinan dari pemerintah desa. Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 enam tahun, dan dapat diperpanjang lagi untuk Universitas Sumatera Utara 39 satu kali masa jabatan berikutnya. Semenjak diberlakukannya UU no 32 tahun 2004 memberikan otonomi kepada desa, namun otonomi yang diberlakukan kepada desa bukan berasal dan sebagai dampak dari peraturan perundang undangan, namun berasal dari asal usul dan adat istiadat desa sendiri yang dikembangakan dan dipelihara oleh penduduk desa. b. Unsur pembantu kepala desa yang terdiri atas 1. Sekretariat desa yaitu unsur staf atau pelayanan yang diketuai oleh sekretaris desa; 2. Unsur pelaksana teknis yaitu unsur pembantu kepala desa yang melaksanakan urusan teknis di lapangan seperti urusan pengairan, keagamaan dan lain lain; 3. Unsur kewilayahan yaitu pembantu kepala desa di wilayah kerjanya seperti kepala dusun. Tugas utama yang harus diemban pemerintahan desa adalah bagaimana menciptakan kehidupan demokratik, memberikan pelayanan sosial yang baik, sehingga dapat membawa warganya pada kehidupan yang sejahtera, rasa tentram dan rasa keadilan 26 . Dalam mengemban tugas tersebut kepala desa mempunyai wewenang yaitu 27 : a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa; b. Menyusun rancangan APB Desa; 26 Opcit, AAGN, Ari Dwipayana, hal.22 27 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah Universitas Sumatera Utara 40 c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD; d. Merencanakan pembangunan desa; e. Memfasilitas kehidupan masyarakat desa; f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mengembangkan teknologi tepat guna; i. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya kepala desa mempunyai kewajiban a. Memegang teguh dan mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia; b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat; c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; d. Melaksanakan kehidupan demokrasi; e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme; Universitas Sumatera Utara 41 f. Menjalalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintah dan desa ; g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang undangan; h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik; i. Melakasanakan dan mepertanggungjawabkan pengelolaan keunagan desa; j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa; k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa; l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa; m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai nilai sosial budaya dan adat istiadat; n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa dan o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup. Badan Permusyaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa jadi dalam menyelenggarakan pemerintahan desa terdapat dua lembaga pemerintah desa dan BPD. Pemerintah berfungsi menyelenggrakan kebijakan pemerintah atasnya dan kebijakan desa,. Sedangkan fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD disamping menjalankan Universitas Sumatera Utara 42 fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi 28 . Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 210, yang berbunyi: 1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat; 2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD; 3. Masa jabatan BPD adalah 6 enam tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 satu masa jabatan berikutnya; 4. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam peraturan Daerah Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah PP. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29, menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut 29 : 1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945 dan mantaati segala peraturan perundang- undangan; 2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa; 28 Sadu Wasistono MS. M.Irawan Tahir.2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus Media.hal.35 29 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah Universitas Sumatera Utara 43 3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia; 4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; 5. Memproses pemilihan kepala desa; 6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan; 7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat; 8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35, menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut: 1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa; 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa; 3. Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa; 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa; 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; 6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa BPD. Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut: 1. Mengajukan rancangan peraturan desa; Universitas Sumatera Utara 44 2. Mengajukan pertanyaan; 3. Menyampaikan usul dan pendapat; 4. Memilih dan dipilih; 5. Memperoleh tunjangan; Dalam membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa tentang sumber keuangan desa terdiri dari pendapatan asli desa, bantuan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah serta sumber penerimaan ketiga dan pinjaman desa. Sumber Pendapatan Asli Desa PAD meliputi : hasil usaha desa, kekayaan desa, swadaya dan partisipasi serta gotong royong dan pendapatan lain yang sah. Sumber pendapatan desa sebagaimana tersebut diatur dan dikelola dalam Anggaran dan Pendapatan Desa APBDes yang setiap tahunnya ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan BPD yang kemudian dituangkan dalam peraturan desa. Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi desa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 45 a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan; b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama dengan Pemerintahan Desa; c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa; d. Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada aparatur Pemerintahan Desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyarawah dan mufakat. Anggota BPD terdiri atas ketua rukun warga, pemangku adat, golongan profesi pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan angota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 orang dan paling banyak 11 orang dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa, untuk pimpinan BPD terdiri atas satu orang ketua satu orang wakil ketua dan satu orang sekretaris, pimpinan BPD dipilih langsung dan dari anggota BPD dalam suatu rapat khusus. Universitas Sumatera Utara 46 B.3 Peraturan Desa Peraturan Desa ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah sebagai berikut : 1. Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa; 2. Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; 3. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMD; 4. Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa; 5. Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila pemerintah desa membentuk BUMD; 6. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama; 7. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan. Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas, pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya yang sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat, antara lain: 1. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan kepala desa; Universitas Sumatera Utara 47 2. Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih dalam pemilihan kepala desa; 3. Peraturan desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan kepala desa; 4. Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala desa dan perangkat desa; 5. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan pelimpahanpengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan kekayaan desa; 6. Peraturan desa tentang pungutan desa. C. Profil Desa Pohan Tonga C.1

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

KERJASAMA PEMERINTAH DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (studi di Desa Tanjung Rambutan Kabupaten Kampar Provinsi Riau).

0 0 8

RELASI ANTARA KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

0 0 13

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 46

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 34

BAB I - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 22