DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1 Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

23

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A.1 Kabupaten Tapanuli Utara Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º2000 - 2º4100 Lintang Utara LU dan 98 05-99 16 Bujur Timur BT. Berada pada ketinggian 150-1700 meter diatas permukaan laut. Tapanuli Utara memiliki luas daratan sekitar 3.793,71 dan luas perairan datanau toba 6,60 . Terdiri dari 15 kecamatan, 241 desa dan 4 kelurahan 23 . Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Garoga yaitu 567,58 dan kecamatan yang paling kecil luasnya adalah Kecamatan Muara sekitar 79,75 Tapanuli Utara memiliki jumlah penduduk sebanyak 285.070 jiwa lk: 140.830 jiwa dan pr:144.240 jiwa dimana kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Siborongborong, dengan jumlah penduduk sebanyak 45.088 jiwa dan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Purbatua dengan jumlah penduduk 7.313 jiwa. Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan 5 lima kabupaten tetangga. Adapun batas-batas tersebut adalah sebagai berikut : Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan 23 Dinar Butarbutar, Dkk. Tapanuli Utara Dalam Angka 2013: Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, hal.3 Universitas Sumatera Utara 24 Sebelah Timur : Kabupaten Labuhan Batu Sebelah Utara : Kabupaten Toba Samosir Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan Dalam menopang perekonomian di Tapanuli Utara sektor pendapatan yang sangat berperan adalah sektor pertanian. Kontribusi pertanian dalam Produk Domestik Regional Bruto PDRB pada tahun 2012 mencapai 52,28 dari total PDRB yang dihasilkan. Pertanian tersebut terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan dan kehutanan dan perikanan. Tanaman bahan makanan didalamnya terdiri dari padi, palawija, hortikultura. Padi menjadi tanaman dominan di Tapanuli Utara yang tersebar di sawah seluas total 28.000 Ha, dan cabai seluas 937 Ha. Perkebunan didominasi kemenyan dan kopi arabika dengan kemenyan seluas 16.181,50 Ha. Sedangkan peternakan difokuskan pada kerbau babi dan ayam, dan untuk perikanan masih berupa budi daya rumah tangga sebanyak 2.596 dengan penangkapan sebanyak 937 rumah tangga yang total penangkapannya sebanyak 1.774 ton. Pemerintahan Tapanuli Utara saat ini berada pada masa periode bupati Drs. Nikson Nababan dan wakilnya Drs. Mauliate Simorangkir, M.Si. Banyaknya kursi anggota DPRD di Tapanuli Utara hanya 35 kursi dengan 5 daerah pemilihan. Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2.1. Peta Tapanuli Utara Sumber: BPS Tapanuli Utara A.2 Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara A.2.1 Masa Hindia Belanda dan Jepang Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi dan Toba Samosir yang sekarang termasuk dalam keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen Bangsa Belanda yang berkedudukan di Universitas Sumatera Utara 26 Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut Residentie Tapanuli terdiri dari 4 Afdeling Kabupaten yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri 5 Onder Afdeling Wilayah yaitu 24 :  Onder Afdeling Silindung Wilayah Silindung ibukotanya Tarutung.  Onder Afdeling Hoovlakte Van Toba Wilayah Humbang ibukotanya Siborongborong.  Onder Afdeling Toba Wilayah Toba ibukotanya Balige.  Onder Afdeling Samosir Wilayah Samosir ibukotanya Pangururan.  Onder Afdeling Dairi Landen Kabupaten Dairi sekarang ibukotanya Sidikalang. Tiap-tiap Onder Afdeling mempuyai satu Distrik Kewedanaan dipimpin seorang Distrikchoolfd bangsa Indonesia yang disebut Demang dan membawahi beberapa Onder Distrikten Kecamatan yang dipimpin oleh seorang Asisten Demang. Menjelang Perang Dunia II, distrik-distrik di seluruh keresidenan Tapanuli dihapuskan dan beberapa Demang yang mengepalai distrik-distrik sebelumnya diperbantukan ke kantor Controleur masing-masing dan disebut namanya Demang Terbeschingking. Dengan penghapusan ini para Asisten Demang yang ada di 24 Ibid, hal. vii Universitas Sumatera Utara 27 kantor Demang itu ditetapkan menjadi Asisten Demang di Onder Distrik bersangkutan. Kemudian tiap Onder Distrik membawahi beberapa negeri yang dipimpin oleh seorang kepala Negeri yang disebut Negeri Hoofd. Pada waktu berikutnya diubah dan dilaksanakan pemilihan, tetapi tetap memperhatikan asal usulnya. Negeri-negeri ini terdiri dari beberapa kampung, yang dipimpin seorang kepala kampung yang disebut Kampung Hoafd dan juga diangkat serupa dengan pengangkatan Negeri Hoofd. Negeri dan Kampung Hoofd statusnya bukan pegawai negeri, tetapi pejabat-pejabat yang berdiri sendiri di negerikampungnya. Mereka tidak menerima gaji dari pemerintah tetapi dari upah pungut pajak dan khusus Negeri Hoofd menerima tiap-tiap tahun upah yang disebut Yoarliykse Begroting. Tugas utama Negeri dan Kampung Hoofd ialah memelihara keamanan dan ketertiban, memungut pajakblastingrodi dari penduduk NegeriKampung masing-masing. Blastingrodi ditetapkan tiap-tiap tahun oleh Kontraleur sesudah panen padi. Pada waktu pendudukan tentara Jepang Tahun 1942-1945 struktur pemerintahan di Tapanuli Utara hampir tidak berubah, hanya namanya yang berubah seperti: Universitas Sumatera Utara 28  Asistent Resident diganti dengan nama Gunseibu dan menguasai seluruh tanah batak dan disebut Tanah Batak Sityotyo.  Demang-demang Terbeschiking menjadi Guntyome memimpin masing- masing wilayah yang disebut Gunyakusyo.  Asisten Demang tetap berada di posnya masing-masing dengan nama Huku Guntyo dan kecamatannya diganti dengan nama Huku Gunyakusyo.  Negeri dan Kampung Hoofd tetap memimpin NegeriKampungnya masing-masing dengan mengubah namanya menjadi Kepala Negeri dan Kepala kampung. A.2.2 Masa Pemerintahan Republik Indonesia Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus1945, pemerintah mulailah membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut :  Nama Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah batak dan sebagai luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing.  Nama Budrafdeling diganti menjadi Urung dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.  Onder Distrik diganti menjadi Urung kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang. Universitas Sumatera Utara 29 Selanjutnya dalam waktu tidak begitu lama terjadi perubahan, nama Luhak diganti menjadi kabupaten yang dipimpin Bupati, Urung menjadi Wilayah yang dipimpin Demang, serta Urung Kecil menjadi Kecamatan yang dipimpin oleh Asisten Demang. Pada tahun 1946 Kabupaten Tanah Batak terdiri dari 5 lima wilayah yaitu Wilayah Silindung, Wilayah Humbang, Wilayah Toba, Wilayah Samosir dan Wilayah Dairi yang masing-masing dipimpin oleh seorang Demang. Kecamatan-kecamatan tetap seperti yang ditinggalkan Jepang. Pada Tahun 1947 terjadi Agresi I oleh Belanda dimana Belanda mulai menduduki daerah Sumatera Timur maka berdasarkan pertimbangan- pertimbangan strategis dan untuk memperkuat pemerintahan dan pertahanan, Kabupaten Tanah Batak dibagi menjadi 4 empat kabupaten. Wilayah menjadi kabupaten dan memperbanyak kecamatan. Pada tahun 1948 terjadi Agresi II oleh Belanda, untuk mempermudah hubungan sipil dan Tentara Republik, maka pejabat-pejabat Pemerintahan Sipil dimiliterkan dengan jabatan Bupati Militer, Wedana Militer dan Camat Militer. Untuk mempercepat hubungan dengan rakyat, kewedanaan dihapuskan dan para camat langsung secara administratip ke Bupati. Setelah Belanda meninggalkan Indonesia pada pengesahan kedaulatan, pada permulaan tahun 1950 di Tapanuli di bentuk Kabupaten baru yaitu Universitas Sumatera Utara 30 Kabupaten Tapanuli Utara dulu Kabupaten Batak, Kabupaten Tapanuli Selatan dulu Kabupaten Padang Sidempuan, Kabupaten Tapanuli Tengah dulu Kabupaten Sibolga dan Kabupaten Nias dulu Kabupaten Nias. Dengan terbentuknya Kabupaten ini, maka kabupaten-kabupaten yang dibentuk pada tahun 1947 dibubarkan. Disamping itu ditiap kabupaten dibentuk badan legislatif Dewan Perwakilan Rakyat Sementara yang anggotanya dari anggota partai politik setempat. Mengingat luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Utara meliputi Dairi pada waktu itu, maka untuk meningkatkan daya guna pemerintahan, pada tahun 1956 dibentuk Kabupaten Dairi yang terpisah dari Kabupaten Tapanuli Utara. Salah satu upaya untuk mempercepat laju pembangunan ditinjau dari aspek pertumbuhan ekonomi daerah, pemerataan hasil-hasil pembangunan dan stabilitas keamanan adalah dengan jalan pemekaran wilayah. Pada tahun 1998 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Mandailing Natal. Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang Universitas Sumatera Utara 31 pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Setelah Kabupaten Tapanuli Utara berpisah dengan Kabupaten Humbang Hasundutan jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara menjadi 15 kecamatan. Kecamatan yang masih tetap dalam Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kecamatan Parmonangan, Kecamatan Adiankoting, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Tarutung, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Purbatua, Kecamatan Simangumban, Kecamatan Pahae Julu, Kecamatan Pangaribuan, Kecamatan Garoga, Kecamatan Sipahutar, Kecamatan Siborongborong, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Muara. Kabupaten Tapanuli Utara merupakan daerah yang cukup terkenal di kawasan Nusantara, terutama karena potensi alam dan sumber daya manusianya. Potensi alam antara lain luasnya lahan kering untuk dijadikan persawahan baru dengan membangun irigasi. Sebahagian perairan Danau Toba yang dimiliki dan sungai yang cukup banyak untuk dimanfaatkan potensinya untuk irigasi, pengembangan perikanan maupun pembangkit tenaga listrik. Keindahan alam dengan panorama khususnya Pulau Sibandang di kawasan Danau Toba di Kecamatan Muara, dan Wisata Rohani Salib Kasih. Kekayaan seni budaya asli merupakan potensi daerah dalam upaya mengembangkan kepariwisataan Nasional. Potensi lain terdapat berbagai jenis mineral seperti Kaolin, Batu gamping, Belerang, Batu besi, Mika, Batubara, Panas bumi dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 32 A.3 Kecamatan Siborongborong Secara geografis kecamatan siborongborong terletak pada koordinat 02º07’ - 02º16’ Lintang Utara LU dan 98º51’ - 99º09’ Bujur Timur BT. Berada pada ketinggian 1.365 Meter diatas permukaan laut. Ibukota Kecamatan Siborongborong adalah Kelurahan Pasar Siborongborong. Kecamatan Siborongborong berbatasan dengan 5 kecamatan dan 2 Kabupaten, batas-batas tersebut adalah: Sebelah utara : Kecamatan Lintong Nihuta Kab. Humbahas, Paranginan dan Kabupaten Toba Samosir Sebelah Selatan : Kecamatan Sipoholon Sebelah Barat : Kecamatan Pagaran Sebelah Timur : Kecamatan Sipahutar dan Kabupaten Toba Samosir. Kecamatan Siborongborong terdiri dari 20 desa dan 1 kelurahan. Desa- desa tersebut adalah: Desa Bahal Batu I, Desa Bahal Batu II, DesaBahal Batu III, DesaHutabulu, DesaLobu Siregar I, DesaLobu Siregar II,DesaLumban Tonga- Tonga, DesaPaniaran, DesaParik Sabungan,DesaPohan Jae, DesaPohan Julu, DesaPohan Tonga, DesaSiaro, DesaSiborongborong I, DesaSiborongborong II, DesaSigumbang, DesaSilait-Lait, DesaSitabo-Tabo, DesaSitabo-Tabo Toruan, dan Desa Sitampurung dan Kelurahan Pasar Siborongborong. Universitas Sumatera Utara 33 Kecamatan Siborongborong memiliki luas 279,91 , yang terdiri dari 27,01 sawah, 221,27 tanah kering, 4,46 bangunan dan 27,17 untuk penggunaan lainnya. Penggunaan tanah di Kecamatan Siborongborong lebih dioptimalkan pada pertanian, perkebunan dan peternakan. Tanaman padi menjadi dominan dengan luas 3.477 Ha dan dapat menghasilkan 15.649,04 ton, jagung dengan luas 880 Ha, sebanyak 4.204,64 ton, kacang tanah seluas 200 Ha sebanyak 359 ton, ubi kayu 390 Ha sebanyak 6871,8 ton, ubi rambat seluas 233 sebanyak 2.469,8 ton, sayuran seluas 1.294 Ha, buah-buahan seluas 249,3 Ha dan hortikultura seluas 3.034,65 Ha. Kecamatan Siborongborong selain berfokus pada pertanian juga pada peternakan, yangmana Kecamatan Siborongborong memiliki 81 ekor sapi, 2792 ekor kerbau, 82 ekor kuda, 478 kambing, 10.497 ekor babi dan 81.006 ekor ayam. Jumlah penduduk di Kecamatan Siborongborong adalah 45.088 jiwa. Jika di klasifikasikan berdasarkan jenis kelamin maka Kecamatan Siborongborong didominasi oleh laki-laki dengan jumlah 22.657 jiwa, lebih banyak 226 jiwa dari perempuan. Sebagai kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Tapanuli Utara, Kecamatan Siborongborong menjadi salah satu kecamatan yang memiliki sekolah terbanyak di Tapanuli Utara. Sekolah tersebut terdiri dari 44 Sekolah dasar, 10 SMP, 4 SMA dan 3 SMK. Universitas Sumatera Utara 34 B. DESA DAN PEMERINTAHAN DESA B.1

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

KERJASAMA PEMERINTAH DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (studi di Desa Tanjung Rambutan Kabupaten Kampar Provinsi Riau).

0 0 8

RELASI ANTARA KEPALA DESA DENGAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

0 0 13

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 46

BAB II DESKRIPSI SINGKAT OBJEK PENELITIAN - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 34

BAB I - Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

0 0 22