Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang

tenaga kerja. Berkaitan dengan periode produksi, situasi produksi dimana perusahaan tidak dapat mengubah outputnya disebut jangka waktu yang sangat pendek sedangkan situasi produksi dimana output dapat dirubah namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya dapat dirubah atau input variabel disebut produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan.

4.2. Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang

Hukum pertambahan hasil yang semakin berkurang menerangkan arah umum dan tingkat perubahan umum output perusahaan bila salah satu sumber yang digunakan berubah – ubah jumlahnya. Hukum ini menerangkan jika salah satu input ditambah secara terus – menerus maka produksi total akan semakin meningkat sampai pada suatu tingkat tertentu titik maksimum dan apabila sudah pada tingkat maksimum tersebut faktor produksinya terus ditambah maka produksi total akan semakin menurun. Q Q 3 Q 2 TP Q 1 0 L 1 L 2 L L L 3 4 Q Tahap 1 Tahap II Tahap III AP L L 2 L 3 MP L L Gambar 4.1 Kurva Hukum Pertambahan yang Semakin Berkurang Keterangan : TP adalah total produksi L adalah tenaga kerja MP adalah marginal produk tenaga kerja L AP adalah produksi rata-rata tenaga kerja L Dimana : L TP MP L Δ Δ = L TP AP L = Gambar diatas merupakan cara lain untuk menggambarkan fungsi produksi yang menggunakan kombinasi faktor produksi tidak sebanding, dimana modal dan teknologi dianggap tetap. Sumbu horisontal menunjukkan jumlah input tenaga kerja dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah produksi yang dihasilkan. Tahap I menunjukkan penggunaan tenaga kerja yang masih sedikit dan apabila diperbanyak tenaga kerjanya menjadi L 2 maka total produksinya akan meningkat dari Q 1 menjadi Q , produksi rata-rata dan produksi marjinalnya juga turut meningkat. Produsen yang rasional jelas akan memilih menambah jumlah tenaga kerjanya. Pada tahap ini kita juga dapat melihat bahwa laju kenaikan produksi marjinal juga semakin besar sehingga dalam tahap ini dikatakan berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin meningkat. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena adanya spesialisasi faktor produksi tenaga kerja, semakin banyak tenaga kerja yang digunakan semakun memungkinkan produsen melakukan spesialisasi tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya. Sementara itu produksi rata-rata pada tahap ini terus meningkat hingga mencapai titik puncak pada saat penggunaan tenaga kerja sebanyak L dan pada saat itu kurva MP berpotongan dengan kurva AP . Pada kondisi demikian jika tenaga kerja terus ditambah lagi 2 2 L L penggunaannya hingga mencapai L 3 atau masuk pada tahap II maka total produksi terus meningkat hingga mencapai Q 3 atau mencapai titik optimum produksi. Pada tahap II tersebut produksi total terus meningkat sedangkan produksi rata-rata mulai menurun dan produksi marjinal bertambah dengan proporsi yang semakin menurun pula hingga pada akhirnya produksi marjinal mencapai titik nol. Hal demikian berlaku hukum penambahan hasil produksi yang semakin berkurang dan jika pada kondisi tersebut penggunaan tenaga kerja masih saja ditambah maka memasuki tahap III, dimana penambahan tenaga kerja akan menyebabkan turunnya total produksi. Jadi penggunaan tenaga kerja sudah terlalu banyak hingga produksi rata-rata menurun dan produksi marjinal menjadi negatif. Ida Nuraini, 2001 : 57

4.3. Pendapatan