Upaya Gereja Katolik untuk Membangun Perdamian dan Persatuan Bangsa Indonesia.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 101 Digerakkan oleh semangat itu juga, kami merasa wajib memuji mereka, yang dapat memperjuangkan hak-hak manusia menolak untuk menggunakan kekerasan, dan menempuh upaya-upaya pembelaan, yang tersedia pula bagi mereka yang tergolong lemah, asal itu dapat terlaksana tanpa melanggar hak-hak serta kewajiban-kewajiban sesama maupun masyarakat. Karena manusia itu pendosa, maka selalu terancam, dan hingga kedatangan Kristus tetap akan terancam bahaya perang. Tetapi sejauh orang-orang terhimpun oleh cinta kasih mengalahkan dosa, juga tindakan-tindakan kekerasan akan diatasi, hingga terpenuhilah Sabda: “Mereka akan menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak, dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang” Yes 2:4. GS.78. 2 Pendalaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. a Apa pesan dari Ajaran Gereja Katolik yang termuat dalam Gaudium et Spes artikel 1 dan artikel 78? b Apa upaya kita untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan sesuai ajaran gereja? c Apa penilaianmu terhadap peran Gereja Katolik di Indonesia dalam rangka menciptakan perdamaian dan kesatuan bangsa?

3. Upaya Gereja Katolik untuk Membangun Perdamian dan Persatuan Bangsa Indonesia.

a. Mengamati peran Gereja Katolik dalam upaya menciptakan perdamaian dan persatuan. 1 Menelusuri peran Gereja Katolik Indonesia Gereja Katolik Indonesia sepanjang sejarah keberadaannya ikut berperan aktif dalam membangun perdamaian dan persatuan masyarakat di negara yang kita cintai ini. Para Bapak Uskup sebagai pimpinan Gereja lokal partikular, beserta perangkat keuskupan dan umatnya, berjuang bersama sesama warga masyarakat lainnya untuk menciptakan perdamaian dan persatuan. Cobalah engkau temukan upaya apa saja yang sudah di lakukan Gereja Katolik di keuskupanmu pada khususnya, dan Gereja Katolik di Indonesia pada umumnya untuk mewujudkan perdamaian dan persatuan bangsa. 102 Kelas XII SMASMK Semester 1 2 Menyimak kisah dari Keuskupan Ambon a Simaklah artikel berikut ini. Uskup Amboina: Berpekiklah, Maluku Sudah Damai Sekarang AMBON, KOMPAS.com - Uskup Diosis Amboina, Mgr PC. Mandagi, menyerukan orang Maluku harus memanfaatkan perayaan Hari Perdamaian Dunia untuk memekikkan bahwa daerah Maluku benar-benar sudah damai. “Momentum strategis untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Maluku sudah damai dan bertekad memelihara kedamaian abadi sehingga tidak terjadi konlik komunal sebagaimana pada 19 Januari 1999,” katanya, di Ambon, Rabu. Pekik kedamaian itu, katanya, seharusnya juga direalisasikan dengan menerapkan rasa keadilan dalam berbagai sektor kehidupan. ”Jangan damai hanya di bibir, diucapkan, atau disosialisasikan, tapi realisasinya hanya sesaat atau demi kepentingan tertentu sehingga mubazir kembali,” katanya. Oleh karena itu, orang Maluku harus bangga karena kota Ambon dipercaya sebagai tuan rumah perayaan Hari Perdamaian Dunia dengan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Rasanya damai di hati dan di bumi Maluku terealisasi bila kita hidup dalam bingkai budaya ’pela dan gandong’ sebagai warisan leluhur yang menjunjung tinggi jalinan kehidupan antarumat beragama,” ujarnya. Dia juga menyerukan orang Maluku agar siap memerangi warga sendiri yang sering bertindak sebagai provokator untuk memperkeruh stabilitas keamanan hanya karena tergiur uang atau kepentingan kekuasaan sesaat. “Saya mengindikasikan ada juga oknum pemimpin agama, elite pejabat, elite politik, elite TNIPolri, dan elite pemuda yang sering melakukan tindakan tidak terpuji yang memperkeruh stabilitas keamanan,” katanya. Ia mengajak semua komponen bangsa di Maluku agar bangga karena dipercaya untuk pertama kalinya di Indonesia sebagai tuan rumah perayaan Hari Perdamaian Dunia. “Disemangati budaya hidup sebagai orang basudara ternyata mampu berdamai dengan cepat Sumber: Siwalimanews.com... Diakses pada tanggal 16 Juni 2014 Gambar 3.5 Mgr. P.C. Mandagi Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 103 dan menganulir apa yang diperkirakan banyak orang bahwa konlik komunal di daerah ini berlangsung satu atau dua abad,” ujarnya. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan Provinsi Maluku, khususnya Kota Ambon, merupakan contoh sukses daerah yang dengan cepat membangun perdamaian setelah dilanda konlik sosial. “Maluku 10 tahun pasca konlik sosial telah memperlihatkan pada dunia dengan adanya suasana yang kondusif, aman, dan siap melaksanakan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan akibat konlik sosial yang terjadi pada masa lampau,” katanya. Menurut dia, keberhasilan tersebut membuat Maluku khususnya Kota Ambon pantas mendapat kehormatan sebagai daerah yang pertama kali menjadi tempat peringatan Hari Perdamaian Dunia di Indonesia. Penyelenggaraan peringatan Hari Perdamaian Dunia ini sekaligus menjadi sebuah pekik dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta warga Maluku kepada masyarakat dunia internasional bahwa provinsi ini sekarang sudah aman dan damai... Sumber: Kompas.com, Rabu, 25 November 2009 b Pendalaman Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1 Apa yang diceritakan dalam kisah tersebut? 2 Apa yang dikatakan Mgr. Mandagi dalam artikel itu? 3 Bagaimana peran Gereja Katolik dalam upaya membangun perdamaian dan persatuan di Maluku?

4. Menghayati Semangat Perdamaian dan Persatuan