Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 77
Doa Pembuka
Ya Allah, Engkau yang menyebut anak-anak-Mu sebagai alat pembawa damai, bantulah kami untuk bekerja tanpa lelah untuk membangun keadilan
agar perdamaian dapat terjamin. Kami mohon, utuslah Roh Kudus-Mu atas kami sekalian, agar kami dapat mewartakan nilai-nilai kerajaan-Mu kepada
setiap insan, ciptaan yang Engkau cintai. Bantulah kami untuk membangun hidup masyarakat yang benar, harmonis, adil dan damai. Kami mohonkan
dengan perantaraan Yesus Kristus Putera-Mu, dalam persekutuan dengan Roh Kudus, yang hidup dan berkuasa sekarang dan selama-lamanya. Amin.
1. Melihat Pengalaman Hidup
a. Menyimak kisah kehidupan pejuang kemanusiaan
Simaklah cerita berikut ini.
Mama Gisela Borowka; Semangat Kasihnya tak terhingga
Saat berusia sepuluh tahun, Gisela Borowka sungguh terkesan membaca kisah Pastor Damian de Veuster SSCC. “Sejak itu, saya
bertekad ingin mengikuti jejaknya,” ungkapnya.Keinginan itu tak lekang seiring bergulirnya waktu. Tatkala studi keperawatan di
Wuezburg, Jerman, Gisela berkarib dengan Isabella Diaz Gonzales.
Sobatnya itu kerap bertutur tentang kondisi para penderita
kusta di Lembata, Flores. Lalu, keinginan berkarya di
seberang lautan itu menyeruak di benaknya.
Tahun 1958-1962, setelah menyelesaikan studi keperawat-
an, Gisela mendapat tugas melayani penderita kusta di
Etiopia. Setahun berselang,
pada 28 Agustus 1963, impian Gisela melayani penderita kusta di Lembata mulai terwujud. “Waktu
itu, setiap hari selalu ada penderita kusta meminta obat kepada saya,” kenangnya. Karena disisihkan oleh masyarakat, Gisela menampung
Sumber : http:www.hidupkatolik.com. Diakses pada tanggal 11 Juni 2014
Gambar 2.7 Mama Gisela Borowka
78 Kelas XII SMASMK
Semester 1
mereka di sebuah pondok yang terbuat dari bambu dan beratap rumbia. Situasi di pondok itu sangat memprihatinkan. Banyak kutu busuk,
tikus, dan nyamuk mengusik mereka. Tikus-tikus itu kerap menggigit kaki penderita kusta hingga darah pun berceceran. “Karena sudah
mati rasa, mereka tidak merasakannya,” sambung wanita berusia 75 tahun ini.
Tahun 1968, Gisela mendirikan RS Lepra Damian di Lembata atas sokongan dana dari Jerman. Perlahan-lahan penyakit kusta di wilayah
itu bisa diatasi. Sementara penderita kusta yang baru terjangkit segera diobati sehingga organ-organ tubuhnya tidak sampai cacat. Akhirnya,
penyakit kusta di Lembata lenyap. Tahun 1980, RS Lepra Damian diserahkan kepada suster-suster CIJ.Tahun 1987, Uskup Kupang
Mgr Gregorius Manteiro SVD mengundang Gisela berkarya di Pulau Alor. Wanita yang memilih tetap melajang ini menyanggupinya.
Saat pertama kali tiba di Kampung Kusta Benlelang, Kalabagi, Ibu Kota Kabupaten Alor, keprihatinan menyergapnya. Banyak di antara
penderita kusta terlanjur cacat. “Dengan isik demikian, mereka bisa memecah batu-batu besar di sungai dengan palu,” ucapnya kagum.
Tahun 1989, Gisela mendirikan RS Kusta Padma di Alor. Dua tahun berselang, pemerintah mengirim dokter-dokter spesialis dari RS
Kusta Sitanala, Tangerang untuk mendukung karya Gisela. Seiring waktu, kusta beranjak dari Alor. “Saya sungguh bahagia setiap kali
melihat penderita kusta telah sembuh” ujarnya dengan mata berbinar.
Kemudian, Gisela yang akrab disapa Mama Putih ini mem-
bangun Panti Asuhan Damian di Alor. Dewasa ini, ada 50 anak
menghuni panti asuhan tersebut. “Mama Gisela memiliki ke-
terikatan iman dengan St Damian. Ia sangat menjunjung semangat
kasih dan kebersamaan di panti asuhan itu,” ungkap penulis bu-
ku “Gisela Borowka: Hidupku Kuabdikan bagi Penderita Lepra
dan Yatim Piatu”, Pastor Maxi Bria Pr melalui surat elektronik
kepada HIDUP. Gisela sungguh
Sumber : www.Pos-Kupang.com Diakses pada tanggal 11 Juni 2014
Gambar 2.8 Mama Isabella Diaz Gonzales
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 79
yakin, Tuhan telah menata segenap langkahnya dengan begitu indah. “Saya tidak berpikir untuk kembali ke Jerman karena tenaga saya
masih dibutuhkan di Indonesia,” kata wanita yang sejak 20 September 1996 telah menjadi warga negara Indonesia.
Tahun 1999 dan 2003, Gisela memperoleh kesempatan mengunjungi Molokai. Ia menapak tilas karya-karya Damian.
“Masih ada beberapa mantan penderita kusta yang memilih tetap tinggal di Molokai,” lanjutnya.Ketika mendengar Damian akan
dikanonisasi menjadi Santo, kebahagiaan Gisela meluap. “Sejak dulu, saya telah menganggap Damian sebagai orang kudus,” tegasnya.
Saat ditemui di Jakarta, Senin, 5 Oktober 2009, dengan sukacita ia mengungkapkan, bahwa ia bersama sekelompok orang Jerman akan
menghadiri kanonisasi St Damian yang dipimpin Paus Benediktus
XVI di Basilika St Petrus, Vatikan pada 11 Oktober 2009.
Maria Etty - hidupkatolik.com20130214menapaki-jejak-damiansthash.OUgw4hzG.dpuf
b. Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1 Apa yang dikisahkan dalam cerita tersebut?
2 Mengapa Mama Gisela Borowka melakukan karya itu? 3 Nilai-nilai apa yang diperjuangkan oleh kedua tokoh itu?
4 Apa yang dapat kamu teladani dari Mama Gisela dan mama Isabella?
2. Menggali Ajaran Kitab Suci