Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 175
B.  Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa
dan Negara seperti yang Dikehendaki Tuhan
Umat Katolik Indonesia sebagai bagian dari bangsa Indonesia ikut bertanggung jawab atas krisis yang sedang terjadi. Tantangan yang dihadapi
bangsa Indonesia juga menjadi tantangan bagi umat Katolik juga. Karena itu, tantangan-tantangan yang ada dapat menjadi peluang bagi umat Katolik untuk
ikut merestorasi bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik. Konsili Vatikan II  mengajarkan bahwa “...Gereja, yang bertumpu pada cinta kasih
Sang Penebus, menyumbangkan bantuannya, supaya di dalam kawasan bangsa sendiri dan antara bangsa-bangsa makin meluaslah keadilan dan cinta  kasih.
Dengan mewartakan kebenaran Injil, yang menyinari semua bidang manusiawi melalui ajaran-Nya dan kesaksian umat kristen, Gereja juga menghormati dan
mengembangkan kebebasan serta tanggung jawab politik para warganegara.” KV II, GS art. 76.
Doa Pembuka
Allah Bapa yang penuh kasih, Terima kasih untuk segala rahmat yang engkau berikan kepada kami
sepanjang hidup kami. Pada kesempatan yang indah ini kami akan belajar untuk  memahami tentang tantangan dan peluang umat Katolik dalam
membangun bangsa dan negara sebagaimana yang Engkau kehendaki. Semoga tantangan-tantangan yang ada dapat kami hadapi dengan baik,
dan oleh karena pertolongan-Mu,  kami umat-Mu dapat menjadi saluran berkat bagi bangsa dan negara kami tercinta. Amin.
1.  Tantangan- tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.
Berikut ini secara garis besar diberikan gambaran tentang beberapa tantangan  yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, guna menjadi
perhatian kita semua sebagai warga negara Indonesia  untuk bersama-
176 Kelas XII SMASMK
Semester 1
sama  menghadapinya.  Bahkan  kita  secara  positif  melihat  tantangan  ini menjadi peluang  bagi kita untuk menggunakan talenta yang diberikan
Tuhan untuk membangun bangsa dan negara yang kita cintai ini.
a.  Krisis Etika Politik
Etika Politik di Indonesia masih carut marut. Politik hanya dipahami secara pragmatis sebagai sarana untuk mencari kekuasaan dan
kekayaan bagi pribadi-pribadi dan golongan sendiri. Politik yang berkembang  saat  ini,  khususnya  oleh  partai  politik  lebih  bersifat
transaksional yaitu untuk membagi-bagi kekuasaan dan berujung pada praktik politik uang. Banyak kepala daerah dan para pejabat  lembaga
negara lainnya, baik eksekutif, legislatif, dan yudislatif polisi, jaksa, hakim kini berurusan dengan KPK karena terlibat kasus  korupsi
yang tentu saja merugikan pembangunan bagi kesejahteraan rakyat.
b.  Krisis Ekonomi.
Masyarakat Indonesia  kini masih dilanda krisis ekonomi. Banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, padahal Indonesia
sendiri  dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Dengan berkembangnya  neoliberalisme saat ini, orang kaya akan
semakin kaya, dan orang miskin akan semakin miskin. Orang miskin, bahkan para pedagang kecil atau menengah sekalipun, tidak pernah
akan mampu bersaing dengan  para pedagang besar atau orang-orang kaya.
c.  Merebaknya aliran fundamentalisme radikal
Kini  merebak  berbagai  aliran  fundamental  radikal  di  Indonesia. Fundamentalisme itu pandangan yang berpusat pada diri manusia,
sehingga manusia menjadi tolok ukurnya. Karena itu fundamentalisme prinsipnya “menutup diri” terhadap kebenaran dari paham di luar
dirinya.   Akhirnya  fundamentalisme  dapat  berakhir  pada    arogansi terhadap orang lain, kekerasan demi mencapai tujuannya sendiri.
Fundamentalisme radikal  tidak hanya terbatas pada aliran agama tertentu, tetapi juga suku bahkan daerah. Nampaknya setelah
diberlakukan sistem otonomi daerah dan otonomi khusus, terjadilah gerakan daerahisme. Mereka berusaha menolak dan bahkan
“mengusir” orang dari daerah lain, khususnya dalam urusan pejabat pemerintahan, atau pengangkatan  PNS dengan istilah  mengutamakan
putra daerah.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 177
d.  Lemahnya penegakan hukum di Indonesia
Dalam berbagai  kasus penegakan hukum baik perdata maupun pidana, banyak terjadi ketidakadilan. Keadilan hukum  hanya tajam untuk
orang  di bawah tetapi  tumpul untuk orang yang di atas. Artinya, bahwa  keadilan hukum di lembaga peradilan hanya diberlakukan bagi
masyarakat kecil yang lemah secara ekonomi, karena mereka tidak mampu menyogok para penegak hukum. Disisi lain para penguasa
dan kaum kaya raya dapat membeli para penegak hukum sehingga mereka bisa bebas dari hukuman, atau minimal mendapat hukuman
ringan.  Dalam beberapa kasus, seorang pencopet, atau maling ayam, dihukum jauh lebih berat daripada seorang koruptor yang telah
mencuri uang negara ratusan juta atau bahkan miliaran rupiah. Publik Indonesia pun sudah mengetahui bagaimana banyak koruptor kelas
kakap, yang sedang mendekam di penjara, tetapi dapat berkeliaran bebas di luar dan berpesta pora serta melancong ke mana-mana.
e.  Berbagai bencana dan kerusakan alam
Bencana alam dan kerusakan alam menjadi tantangan nyata di hadapan kita. Bencana alam bisa disebabkan oleh kondisi alam itu
sendiri, seperti gempa bumi, dan letusan gunung berapi. Namun bencana alam juga dapat disebabkan oleh perbuatan manusia sendiri,
seperti penggundulan dan pembakaran  hutan untuk berbagai tujuan; penebangan pohon secara serampangan sehingga menimbulkan
bencana longsor dan banjir bandang yang merenggut jiwa dan harta. Kerusakan alam juga disebabkan oleh limbah industri yang mematikan
ekosistem di sekitarnya.
f. Pendalaman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1  Tantangan-tantangan apa saja yang sedang  dihadapi bangsa dan
negara kita? 2  Apa pandangan kamu terhadap tantangan-tantangan tersebut?
2. Ajaran Gereja tentang bagaimana  peluang-peluang Umat Katolik dalam pembangunan.