Usaha-usaha konkret untuk Membangun Persaudaraan Sejati Antarpemeluk Agama dan Kepercayaan Lain.

150 Kelas XII SMASMK Semester 1 manusia mendiami seluruh muka bumi [1] . Semua juga mempunyai satu tujuan terakhir, yakni Allah, yang penyelenggaraan-Nya, bukti-bukti kebaikan-Nya dan rencana penyelamatan-Nya meli- puti semua orang, sampai orang yang terpilih dipersatukan dalam Kota suci, yang akan diterangi oleh kemuliaan Allah; di sana bangsa-bangsa akan berjalan dalam cahaya-Nya ...NA.1 “...Maka Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai- nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka...”NA.2. 3 Pendalaman Dalam kelompok diskusi, cobalah menjawab pertanyaan-perta- nyaan berikut ini: a Apa ajaran Gereja tentang sikap kita umat Katolik terhadap agama-agama lain? b Apa ajaran Gereja tentang sikap diskriminasi?

3. Usaha-usaha konkret untuk Membangun Persaudaraan Sejati Antarpemeluk Agama dan Kepercayaan Lain.

a. Diskusi kelompok Jawablah pertanyaan berikut ini. 1 Dialog seperti apa yang dapat mengembangkan persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain? 2 Kerja sama seperti apa yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan persaudaraan sejati dalam hidup kita sehari- hari? 3 Sikap bagaimana yang perlu kita miliki untuk membangun persaudaraan sejati antarpemeluk agama dan kepercayaan lain? b. Releksi dan Aksi Sebagai bahan releksi dan aksi, simaklah cerita berikut ini. Ningrum Septianda, mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa, bersyukur bila fotonya bersama sahabatnya, Suster Maria Patrice OSF, mampu mengilhami persaudaraan umat beragama di Nusantara. Meskipun demikian, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 151 Ningrum mengaku kaget pertemanannya dengan biarawati yang diabadikan oleh Lexy Rambadeta pada 8 Januari 2014 lalu menjadi istimewa. Padahal, pertemanan antarumat beragama merupakan hal yang wajar dan biasa di Yogyakarta. Seperti diberitakan, foto Ningrum dan Suster Maria Patrice OSF yang sedang bergandengan tangan di Jalan Loji Kecil, Yogyakarta, Rabu 812014, menjadi perbincangan hangat di berbagai media sosial. Foto itu diunggah oleh Lexy Rambadeta, pembuat ilm dokumenter, di akun Facebook-nya. Foto itu dinilai menunjukkan keindahan persahabatan antarumat beragama di Indonesia di tengah berbagai berita tentang peristiwa intoleransi yang terjadi. “Alhamdulillah kalau bisa menginspirasi orang, kita juga tidak tahu bakalan jadi seperti ini. Kalau ada yang memandang positif, ya terima kasih. Namun, jika dipandang negatif, ya itu hak setiap orang,” kata Ningrum saat ditemui di asrama suster OSF Jalan Senopati Yogyakarta, Selasa 1412014 malam. Sumber: www.renungankatolik.com Diakses pada tgl. 8 Juli 2014 Gambar 4.27 Biarawati dan Perempuan berjilbab Ningrum berpendapat, dalam kemajemukan, Yogyakarta masih mampu mempertahankan toleransi hingga saat ini. Semua suku, ras, dan agama hidup berdampingan dan bersaudara. “Bagi saya, indahnya Yogya salah satunya di situ. Bersatu dalam perbedaan,” katanya. “Jadi ketika foto saya dengan suster beredar dan banyak responsnya, ini jadi pertanyaan, kenapa hal yang biasa di sini jadi begitu istimewa,” ujar dia. Menurut Ningrum, jika setiap manusia hanya melihat 152 Kelas XII SMASMK Semester 1 perbedaan, masing-masing tidak akan menemukan titik kebersamaan. Sebab, manusia pada dasarnya diciptakan berbeda antarindividu, baik isik maupun sifatnya. Bagi Ningrum, pertemanan dengan biarawati merupakan hal yang biasa karena mahasiswa di kampusnya berasal dari bermacam-macam latar belakang, termasuk agama. Hampir setiap hari di kampus ataupun saat bersantai selalu bertemu dengan teman-teman yang beragam, termasuk biarawati. “Banyak teman biarawati, hanya yang paling dekat ya sama Suster Patrice. Selain satu kampus, juga satu kelompok KKN, jadi komunikasinya lebih intens,” ucap Ningrum. Ia berharap agar persaudaraan antarsesama manusia tetap terus terjalin. Dengan demikian, kenyamanan dan perdamaian terus tercipta di Nusantara, bahkan di dunia. http:renungankatolik.blogspot.com201401inspirasi-suster-dan-wanita- berjilbab.html 1 Releksi Tuliskanlah sebuah releksi pribadi tentang membangun persaudaraan sejati dengan umat beragama lain. 2 Aksi Buatlah rencana-aksi untuk mengembangkan dialog, khususnya dialog kehidupan dengan teman atau umat beragama lain di lingkungan tempat tinggal, atau di mana saja berada. Doa Penutup Allah Bapa di surga, Kami telah mempelajari banyak hal tentang membangun persaudaraan sejati, melalui kerja sama antarumat beragama. Semoga dengan bimbingan- Mu, kami dapat mewujudkan persaudaraan itu dalam hidup kami. Semoga kami dapat menjadi terang dan garam dalam masyarakat, menjadi pelopor persaudaraan sejati di tengah masyarakat bangsa Indonesia yang plural ini. Doa ini kami satukan dengan Yesus, Putra-Mu, Bapa Kami... Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 153 BAB V Peran Serta Umat Katolik dalam Pembangunan Bangsa Indonesia Pada bab-bab sebelumnya kita telah belajar tentang kemajemukan atau pluralitas masyarakat Indonesia. Kemajemukan agama dan kepercayaan, juga suku, budaya bahkan ras serta warna kulit merupakan ciri keindonesiaan kita. Meski berbeda-beda, kita adalah satu. Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan negara yang mempertegas jati diri bangsa kita. Kesatuan dan persatuan kita dibangun diatas dasar Pancasila yang merupakan ilsafat hidup dan ideologi bangsa. Pada Bab V ini kita akan belajar tentang “Peran Serta Umat Katolik Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia”. Kita menyadari bahwa keanekaragaman bukanlah halangan, melainkan kekuatan untuk membangun bangsa dan negara tercinta. Untuk itu kita umat Katolik ikut serta menciptakan iklim persaudaraan dan kekeluargaan antarsesama anak bangsa untuk saling melayani dan dalam semangat gotong royong kita melayani kepentingan umum. Dengan semangat kebersamaan dalam pembangunan, kita menjadi tanda keselamatan dan turut mewujudkan kerajaan Allah di bumi ibu pertiwi. Untuk membangun kesadaran akan peran serta kita sebagai umat Katolik dalam pembangunan bangsa Indonesia yang adil dan sejahtera, sesuai cita- cita negara Indonesia, maka pada bab ini akan dibahas berturut-turut beberapa pokok bahasan, yaitu: A. Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan B. Tantangan dan Peluang Umat Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara seperti yang dikehendaki Tuhan. C. Dasar Keterpanggilan Gereja Katolik dalam Membangun Bangsa dan Negara 154 Kelas XII SMASMK Semester 1

A. Membangun Bangsa dan Negara yang Dikehendaki Tuhan

Sebagai umat kristiani kita hendaknya berusaha dan berjuang untuk membangun bangsa dan negara dengan berpijak pada moralitas Kristiani, mengutamakan kepentingan umum bonum commune, yaitu kesejahteraan yang merata bagi seluruh warga. Kita meneladani Yesus sebagai tokoh sentral iman kita yang mewartakan kabar baik tentang Kerajaan Allah bdk. Luk 4: 18-19. Selama hidup-Nya, Yesus telah berusaha untuk mewujudkan misi-Nya itu. Doa Pembuka Allah Bapa penyayang kehidupan, kami bersyukur boleh mendiami tanah air Indonesia dengan segala keragaman dan kekayaan alamnya. Kami bersyukur bahwa Engkau menyertai perjalanan bangsa dan negara kami. Bantulah kami agar dari hari ke hari kami semakin bersatu hati mewujudkan kesejahteraan umum. Terangilah hati dan budi kami agar tidak berpandangan sempit memperjuangkan kepentingan kelompok dan golongan sendiri. Demi Kristus, yang mengasihi semua orang dan telah wafat menebus dosa manusia, dalam persekutuan Roh Kudus, hidup kini dan sepanjang masa. Amin.

1. Menyadari Situasi di Masyarakat Kita

a. Mengamati sebuah kasus perbudakan buruh Simaklah artikel berikut ini. TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Tangerang Komisaris Shinto Silitongan mengatakan penggerebekan pabrik panci alumunium di Desa Lebak Wangi, Kecamatana Sepatan, Kabupaten Tangerang, dilakukan setelah dua buruh berhasil kabur dan melapor ke Polres Lampung Utara dan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Dua buruh asal Lampung itu sudah bekerja selama empat bulan di pabrik itu. “Mereka kabur karena merasa mengalami siksaan, perlakukan kasar, penyekapan dan hak mereka sebagai pekerja tidak didapatkan,” kata Shinto, Sabtu 4 Mei 2013.