PHK dalam Kondisi Normal

21 C. Pemutusan Hubungan Kerja PHK C.1. Definisi Pemutusan Hubungan Kerja PHK Pemutusan hubungan kerja merupakan pengakhiran hubungan kerja dikarenakan suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha. UU No.13 tahun 2003 pasal 1 butir 25. Manulang 2001 menyebutkan bahwa pemutusan hubungan kerja adalah berakhirnya hubungan antara yang memberikan pekerjaan dengan yang menerima dan menjalankan pekerjaan pekerja dan pekerja tersebut mendapatkan upah dari pekerjaan yang dilakukannya. Dari penjelasan di atas disimpulkan pemutusan hubungan kerja adalah berakhirnya hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja dan pekerja mendapatkan upah dari pekerjaan yang dilakukannya C.2. Jenis – Jenis Pemutusan Hubungan Kerja PHK Rosyid dalam Harahap, 2010 membagi Pemutusan Hubungan Kerja ke dalam 2 bagian, yaitu :

1. PHK dalam Kondisi Normal

PHK dalam kondisi normal mempunyai makna pemutusan hubungan kerja yang memang sudah memasuki waktunya dikarenakan pekerja sudah memasuki masa purna bakti. Dalam kondisi normal, PHK jenis ini akan menimbulkan perasaan yang membahagiakan dikarenakan setelah bertahun – tahun bekerja sesuai dengan peran yang berada di perusahaan maka tiba saatnya untuk memperoleh penghargaan atas semua jerih payahnya. Selain itu pengunduran diri atau pensiun diri juga merupakan Universitas Sumatera Utara 22 bagian dari pemutusan hubungan kerja secara normal,, dikarenakan pekerja dengan sadar mengambil keputusan untuk berhenti bekerja dan memulai karirnya dari awal 2. PHK dalam Kondisi Tidak Normal Berkembangnya suatu perusahaan tergantung oleh lingkungan tempat perubahaan tersebut beroperasi dan tergantung perolehan dukungan agar perusahaan tersebut tetap bertahan Robbins dalam Harahap, 2010. Tuntutan yang berasal dari dalam dan luar inside outside stakeholder dapat membuat sebuah perusahaan melakukan perubahan termasuk di dalamnya penggunaan tenaga kerja Harahap, 2010. Dan dampak dari pengurangan tenaga kerja ini adalah pemutusan hubungan kerja. Flippo 1981, dalam Edwin, 2003 membagi pemutusan hubungan kerja di luar konteks pensiun menjadi 3 kategori, yaitu : a. Layoff : Keputusan yang diberikan kepada pekerja yang walaupun memiliki kualifikasi yang membanggakan, namun tetap harus dipurnatugaskan karena perusahaan tidak lagi membutuhkan jasanya. b. Outplacement : Keputusan yang diambil dikarenakan perusahaan ingin mengurangi banyak tenaga kerja baik profesional, manajerial ataupun pelaksana biasa. Hal – hal yang menyebabkan sebuah perusahaan mengambil keputusan ini adalah untuk mengurangi karyawan yang performansinya tidak memuaskan, mengurangi orang – orang yang dianggap kurang memiliki kompetensi kerja dan orang-orang yang kemampuannya tidak dapat dikembangkan Universitas Sumatera Utara 23 c. Discharge : Keputusan ini diambil berdasarkan bukti lapangan bahwa pekerja kurang mempunyai sikap dan perilaku kerja yang memuaskan. C.3. Dampak dari Pemutusan Hubungan Kerja PHK Stress muncul ketika seseorang menganggap sebuah kejadian sebagai kejadian yang menakutkan, tidak dapat dihadapi dan merasa putus asa dalam menghadapinya Lemme, 1999. Situasi yang paling menimbulkan stress adalah situasi yang berhubungan dengan kehilangan ataupun ekspektasi yang terlalu tinggi yang sudah ditetapkan oleh individu Hobfoll dalam Lemme, 1999. Pemutusan Hubungan kerja menimbulkan konsekuensi psikologis yang sangat besar bagi individu Paul Moser, 2009. Pemutusan hubungan kerja menyebabkan seseorang mengalami kehilangan baik dari segi kehilangan pekerjaan, rutinitas, finansial dan kehilangan identitas di masyarakat Creed Macintyre dalam Papalia, 2007. Segala bentuk kehilangan yang diakibatkan pemutusan hubungan kerja mempengaruhi fisik dan psikologis individu Journal Of Occupation Health Psychology Vol 7 No 4 dalam Dance 2011. Gangguan fisik yang biasa pada seseoran yang berhenti bekerja adalah hipertensi Papalia, 1998. Penelitian lain menunujukkan bahwa seseorang yang tidak bekerja cenderung mengalami masalah dengan jantung dan melemahnya sistem imun Cohen, Kemeny, Zegans, 2007. Selain fisik, mental seseorang pun dapat terganggu akibat pemutusan hubungan kerja. Seseorang yang diberhentikan dari pekerjaannya cenderung cemas, stress bahkan sampai kepada depresi Blustein dalam Dance, 2011. Universitas Sumatera Utara 24 Segala tekanan mental yang terjadi dapat mempengaruhi psychological well- being seseorang Bradburn dalam Ryff, 1989 D. DEWASA MADYA D.1. Definisi Dewasa Madya