Analisa Data Responde 2 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. Analisa Data Responde 2

B.1. Identitas Diri Keterangan Responden 2 NamaInisial Retno S. bukan nama sebenarnya Usia 46 tahun Agama Islam Jenis Kelamin Perempuan Pendidikan Terakhir S-1 Status Menikah Tanggungan Keluarga 4 Anak Masa Bekerja 1994 - 2013 = Jurnalis di Media MAJALAH 2013 - sekarang = redaktur di koran lokal di Medan B.2. Jadwal Wawancara No Tanggal Waktu Tempat 1 22 Februari 2014 14:00 - 15:43 Singapore Station, Jl. Brigjen Katamso 2 19 Maret 2014 13.00 - 13.45 Kok Tong Kopi Tiam, Sun Plaza 3 24 Maret 2014 13.05 - 13.30 Coffee Crowd, Sun Plaza B.3. Data Observasi Responden 2 adalah seorang wanita berkulit sawo matang dengan mata hitam dan wajah yang tirus. Ia juga memiliki sedikit kumis sangat tipis namun masih dapat terlihat. Tingginya sekitar 180cm dengan berat badan sekitar 58 kg. Sehari - harinya Responden 2 menggunakan hijab yang biasanya dikombinasikan dengan berbagai warna. Wawancara pertama kali dengan Responden 2 dilakukan di Singapore Station, Jl. Brigjen Katamso. Awalnya wawancara akan dilakukan di salah satu plaza di Medan, namun dikarenakan hujan Universitas Sumatera Utara Responden 2 meminta untuk mengganti tempat pertemuan yang lebih dekat dengan rumahnya. Peneliti pun menyetujuinya. Ketika sudah sampai di tempat yang sudah dijanjikan, peneliti menunggu selama 15 menit. Setelah hujan sudah tidak terlalu deras, Responden 2 datang beserta anaknya yang berusia sekitar 4 tahun. Pada saat itu Responden 2 menggunakan gamis berwarna jingga dengan jilbab warna senada. Setelah menyapa peneliti, wawancara dimulai. Wawancara dilakukan di sebuah tenda yang berada di dalam sebuah SPBU. Peneliti duduk di berhadap - hadapan dengan Responden 2 dengan pembatas semua meja persegi yang terbuat dari besi. Disamping Responden 2 duduk seorang anak perempuan yang merupakan anaknya. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti memberitahukan maksud dari wawancara yang akan dilakukan dan meminta responden untuk menandatangani informed consent jika bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Responden 2 membaca informed consent yang peneliti berikan kemudian menandatanganinya. Peneliti juga menjelaskan bahwa wawancara kali ini akan direkam dan datanya tidak akan disebarluaskan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Responden 2 menyetujuinya dan meminta untuk menyamarkan nama serta perusahaan tempat ia bekerja. Peneliti pun menyetujuinya. Wawancara dimulai. Responden 2 kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. Sesekali intonasinya meningkat ketika membicarakan pendapatnya mengenai perusahaan tempat ia bekerja dahulu. Yang menjadi kendala dari Universitas Sumatera Utara wawancara ini berasal dari anak Responden 2 yang rewel dan merengek kepada ibunya. Wawancara sempat berhenti beberapa menit untuk menenangkan anak Responden 2. Akhirnya anak Responden 2 bisa lebih tenang ketika ibunya memberikan gadget dan makanan kepadanya. Wawancara pun dilanjutkan kembali. Tampak sesekali Responden 2 menggesekkan tangannya ke daerah dada sebelah kiri. Ketika sudah berjalan selama satu setengah jam lebih, tenda tempat wawancara dilakukan semakin ramai dengan pengunjung yang berasal dari game center yang berada tepat di samping tenda. Wawancara pun dihentikan karena suasana yang semakin tidak kondusif dan karena Responden 2 memiliki janji lain yang harus dihadiri. Wawancara kedua dilakukan di salah satu outlet kopi yang berada di Sun Plaza Medan. Awalnya peneliti dan Responden 2 bertemu di parkiran yang berada di lantai 3 dari plaza tersebut. Kemudian Responden 2 dan peneliti sama - sama menuju ke outlet kopi yang berada di lantai 4. Wawancara dilakukan di sebuah outlet kopi semi ruangan. Peneliti memilih tempat yang berada di sudut ruangan untuk meminimalisir gangguan dari suara yang lain selain suara peneliti dan responden. Responden 2 duduk disebuah kursi kayu dengan sandaran yang tinggi dan berhadap - hadapan dengan peneliti. Terdapat sebuah meja kayu berbentuk persegi panjang yang menjadi pembatas antara Responden 2 dan peneliti. Setelah memesan makanan, wawancara dimulai. Wawancara berlangsung lancar dan tidak mengalami gangguan yang berarti. Sesekali Responden 2 menyapa Universitas Sumatera Utara pengunjung yang ia kenal dan kembali menjawab pertanyaan dari peneliti. Beberapa kali Responden 2 memukul pelan dada sebelah kirinya menggunakan bahu tangan. Terkadang juga Responden 2 tampak seperti sedang menggaruk dada sebelah kirinya. Wawancara ketiga dilakukan di sebuah gerai yang berada di Sun Plaza, Medan. Peneliti menunggu Responden 2 di sudut gerai tersebut. 15 menit setelah peneliti tiba Responden 2 datang dengan menggunakan gamis berwarna hijau dan menyandang sebuah tas berwarna hitam. Setelah duduk, Responden 2 mengeluarkan gadgetnya dan meletakkan di sebuah meja kayu berbentuk persegi dengan ukuran 60cm x 60 cm. wawancara pun dimulai. Responden 2 menjawab pertanyaan dengan kooperatif. Responden 2 sesekali memukulkan tangannya ke dada sebelah kiri ketika berbicara mengenai masa lalunya ketika bekerja di perusahaan yang lama. Sesekali Responden 2 melihat handphonenya. Wawancara dihentikan karena Responden 2 tidak bisa berlama - lama dan harus kembali melanjutkan pekerjaannya. B.4. Data Wawancara 1. Gambaran Umum Responden 2 merupakan salah satu pekerja media atau bisa disebut sebagai jurnalis. Responden 2 memiliki seorang suami yang bekerja sebagai seorang wiraswata yang membuka toko kelontong. Ia telah menjalani bahtera rumah tangga selama 19 tahun dan memiliki 3 anak lelaki dan 1 anak perempuan. Saat ini keempat anak Responden 2 sedang Universitas Sumatera Utara berada di bangku sekolah. Wanita yang lahir 46 tahun silam ini merupakan wanita yang aktif dalam dunia media. Kegemaran menulis sejak SMA telah membawanya masuk ke dalam industri media. Responden 2 memulai karir sebagai seorang tenaga honorer atau di sebuah perusahaan media pada tahun 1994. Setahun kemudian ia diterima menjadi seorang pegawai tetap dan reporter tetap di perusahaan tersebut dan ditempatkan menjadi perwakilan untuk cabang perusahaan tersebut untuk daerah SUMBAGUT. Suka duka dialami Responden 2 selama menjalani profesi sebagai seorang reporter, mulai dari diusir, melewati daerah yang sulit hingga dikejar oleh bodyguard narasumber. Suka yang dialaminya adalah antara lain bisa mengenal orang - orang yang memiliki jabatan penting ataupun memiliki pengaruh. Dulu ada liputan sampe menyebrangi sungai gitu ya kan, naik getek gitu ya kan. Setelah kita nyebrang barulah kita mengetahui kalau di sungai itu ada buayanya R2.W1.b177-182.h4 Trus waktu liputan ke Aceh, liputan reporter RCTI yang ditembak GAM itu. Kita ikut juga liputan itu. Masuk keluar hutan kita, kan gitu. Trus misalnya kita aa liputan tentang salah satu tokoh di Medan, Sumatera Utara ini, kita sampai dikejar - kejar, mau ditembaklah gitu, iya kan R2.W1.b184-194.h4 Berbagai hal yang telah dialami Responden 2 telah membuat Responden 2 semakin lama semakin mencintai dunia jurnalistik. Baginya pekerjaannya merupakan hidup matinya. Kecintaannya tersebut akhirnya mempengaruhi kegigihannya dalam bekerja. Ia selalu bersemangat ketika Universitas Sumatera Utara mencari berita. Pekerjaannya yang sangat lekat dengan interaksi dengan orang lain membentuk sebuah identitas baru bagi Responden 2. Setelah hampir 19 tahun bekerja di perusahaan tersebut, orang - orang sekarang lebih mengenalnya sebagai Responden 2 MAJALAH responden meminta untuk merahasiakan perusahaan tempat ia bekerja. Identitas media yang sudah melekat padanya membuatnya semakin menikmati pekerjaan di perusahaan tersebut. misalnya kita merasa kerjaanku ini udah.. udah hidup matiku, gitu ya R2.W1.b203-204.h5 orang juga taunya itu Retno MAJALAH, Retno MAJALAH, jadi udah identiklah sama kita. R2.W1.b542-544.h11 Perusahaan tempat Responden 2 bekerja merupakan salah satu perusahaan dengan gaji tertinggi jika dibandingkan dengan media lainnya. Hal itu membuat Responden 2 tidak pernah memiliki masalah ekonomi ketika bekerja. Satu hal yang membuat Responden 2 merasa tidak puas adalah jabatannya yang tidak pernah terganti. Selama 19 tahun bekerja di perusahaan tersebut, ia tidak pernah mengalami peningkatan jabatan seperti diangkat menjadi redaktur atau jabatan lain yang berhubungan. Ia hanya bekerja sebagai seorang reporter yang bekerja untuk mencari informasi dan berita yang berada di seputar teritorinya. Menurut Responden 2, atasannya tidak pernah memberikannya kenaikan jabatan dikarenakan hasil berita yang belum terlalu memuaskan atasannya. Untuk Universitas Sumatera Utara penerbitan empat kali dalam 1 bulan biasanya berita Responden 2 hanya diterima satu atau dua kali dikarenakan berita Responden 2 yang tidak sesuai dengan tema utama majalah tersebut. Selain itu hasil berita Responden 2 masih sering dianggap kurang sempurna untuk diangkat menjadi berita. Penolakan tersebut membuat Responden 2 berpikir dan mengambil kesimpulan bahwa dibutuhkan hal lain selain karya untuk dapat bertahan di industri media. Hal tersebut adalah hubungan dengan atasan. Responden 2 sudah mulai mendengar berita yang beredar bahwa akan terjadi pemutusan hubungan kerja bagi para pegawai yang sudah memasuki usia non produktif. Hanya saja karena ia merasa sudah melakukan pekerjaan dengan baik maka ia tidak merasa akan dipecat. Statusnya sebagai salah satu perintis juga semakin meyakinkan bahwa ia tidak akan dipecat. sampai pada saat pengumuman tiba, ternyata Responden 2 merupakan orang yang harus menerima Pemutusan Hubungn Kerja. PHK. Responden 2 memandang perusahaannya sebagai perusahaan yang hanya melihat usia dan bukan karya. Menurut Responden 2, jika seorang pekerja sudah memasuki usia evaluasi yaitu di usia 45 tahun, maka ia akan dievaluasi kinerjanya. Dan jika tidak ditemukan prestasi yang terlalu menonjol, maka pegawai tersebut akan dipecat. misalnya kita merasa kerjaanku ini udah.. udah hidup matiku, gitu ya. Rasanya gak akan mungkin gitu ya lagi di PHK, kan gitu ya kan R2.W1.b203-207.h5 Universitas Sumatera Utara menilik ke belakang, saya itu bisa juga dianggap perintis lho di perusahaan media saya ini. R2.W1.b129-130.h3 Apalagi kalau yang bekerja di industri media, itu faktor usia sangat menentukan sekali. Apalagi kalau kita sudah banyak usia, usia kita sudah tua, trus sudah banyak, kalau kita tidak menduduki suatu jabatan tertentu, mereka menganggap kita itu gagal. R2.W1.b95-103.h2-3 Dia media melihat gini, kalau saya yang saya ambil kesimpulannya, Kamu kan selama bergabung disini kan saya bayar. Kan gitu. Kamu kan saya bayar, bukan tenaga kamu itu sia - sia. Bukan tenaga kamu itu gak ada harganya. Kamu kan tetap kami bayar. Jadi kan sebatas kamu bekerja kami bayar, udah selesai. Gitu. Jadi cuma sebatas itu gitu. Jadi dia melihat pertimbangan iu udah gak ada lagi kan. R2.W1.b218-230.h5 Pemutusan hubungan kerja yang dialami Responden 2 menimbulkan stress yang sampai pada saat ini masih dirasakannya. Responden 2 merasa stress karena ia merasa dibuang dari perusahaan hanya karena pengaruh usia. Ia tidak lagi dapat menyalurkan kemampuan jurnalistiknya di media yang telah membesarkan namanya tersebut. Identitas yang sudah terlalu melekat membuat Responden 2 sulit untuk melepaskan status sebagai reporter di MAJALAH. Penyesalan demi penyesalan muncul ketika Responden 2 sudah tidak lagi bekerja. Penyesalan yang terberat adalah karena tidak adanya lagi pemasukan. Menurut Responden 2 dengan pemasukan yang ada seharusnya ia bisa memenuhi kebutuhan sehari - hari dan menyisihkannya untuk merealisasikan segala impiannya. Penyesalan lainnya adalah ia Universitas Sumatera Utara merasa gagal menjadi seorang jurnalis sukses. Penyesalannya tersebut menyebabkan Responden 2 tidak menceritakan statusnya kepada orang lain bahkan kepada keluarganya. Ia hanya mengatakan kalau ia sudah resign atau berhenti karena keinginan sendiri dari perusahaan tersebut bahkan terkadang ia hanya menjawab berhenti bekerja saja tanpa ada penjelasan tambahan lainnya. Makanya saya itu kesal sekali. Kesal yang tidak berkesudahan. Karena itu tadi, dengan gaji itu saya sudah bisa menghasilkan rumah R2.W1.b587-591.h12 Responden 2 melampiaskan stress yang ia alami dengan pergi berlibur ke luar negeri. Ia juga semakin sering bertemu dengan teman- temannya hanya untuk sekedar bercerita walaupun bukan mengenai pekerjaannya. Baginya dengan bertemu dengna orang lain ia merasa bebannya semakin ringan. Namun tak lama untuk Responden 2 untuk tidak bekerja. Saat ini ia direkrut menjadi seorang jurnalis di salah satu koran lokal di Medan. Bagi Responden 2 ini merupakan kesempatan yang baik untuk bisa merealisasikan keinginannya menjadi seorang redaktur. Responden 2 akhinya diterima menjadi seorang redaktur yang bertanggungjawab atas dua halaman dari koran tersebut. Responden 2 mendapatkan suatu kepuasan baru karena telah mencicipi jabatan sebagai redaktur. Hanya saja tetap muncul masalah dari pekerjaan yang sedang ia jalani. Ia merasa Universitas Sumatera Utara penghasilan yang diberikan tidak sesuai dengan jabatan. Selain itu larangan meliput dari atasan membuat Responden 2 semakin merasa gerah dengan sikap atasannya. Koran lokal tempat Responden 2 bekerja bukanlah koran yang cukup dikenal masyarakat, sehingga Responden 2 sering mengalami penolakan ketika ingin mewawancarai seseorang. Hal ini menyebabkan Responden 2 merasa kurang puas dengan pekerjaannya sekarang. Sehingga, walaupun ia sudah bekerja di sebuah koran lokal, ia masih menyimpan harapan untuk bisa bekerja 2. Riwayat Pekerjaan Responden 2 mengawali karirnya sebagai pekerja media di salah satu koran lokal berinisial MU. Setelah tamat kuliah di salah satu fakultas di Medan, Responden 2 langsung melemparkan CV ke salah satu koran dan diterima di MU. Responden 2 bekerja selama kurang lebih 2tahun sebelum akhirnya ditawarkan oleh temannya sesama jurnalis untuk masuk ke perusahaan media, bernama MAJALAH. Ketika diterima bekerja di MAJALAH tak serta merta Responden 2 langsung diangkat menjadi pegawai tetap. Ia harus mengikuti masa honorer dulu selama 1 tahun sebelum akhirnya diangkat menjadi pekerja. Setelah 1 tahun, Responden 2 diterima dan diminta bekerja sebagai perpanjangan tangan perusahaan tersebut untuk daerah SUMBAGUT. Pada waktu itu MAJALAH belum terlalu lama terbentuk dan ingin melebarkan ekspansi ke daerah SUMBAGUT. Responden 2 menerimanya. Ia diminta untuk mencari berita yang berada di SUMBAGUT. Banyak perjuangan yang Responden Universitas Sumatera Utara 2 alami selama bekejera,namun hal itu pula yang menumbuhkan keterikatan antara Responden 2 dan pekerjaannya. Dulu waktu misalnya belum ada komputer seperti sekarang ini, masih ngetik lewat mesin tik, waahh, haruslah kita kadang - kadang kalau tulisan itu hilang kita harus membuat, menulis lagi. Nanti kalau kirim foto ke Jakarta, dulu kan belum ada internet komputer gitu R2.W1.b132-141.h3 Selama 19 tahun bekerja, kemampuan Responden 2 semkain dianggap kurang memuaskan oleh sang atasan. Berita Responden 2 pun semakin jarang dinaikkan. Dalam satu bulan, berita Responden 2 hanya dapat naik cetak sebanyak satu atau dua kali. Atasan menganggap berita yang Responden 2 berikan tidak sesuai dengan pangsa yang akan diraih oleh majalah tersebut. Pada evaluasi terakhir, Responden 2 dianggap semakin tidak produktif. Akhirnya Responden 2 harus mengalami pemecatan dengan alasan sudah tidak produktif lagi. Pasca PHK yang dialaminya Responden 2 memilih untuk melakukan libura dan menenangkan pikiran. Setelah 5 bulan tidak bekerja, Responden 2 ditawarkan oleh salah satu perusahaan media lokal untuk menjadi redaktur pada perusahaan tersebut. Responden 2 pun menerima pinangan dari media tersebut dan menjadi redaktur disana. Hanya saja masalah juga tetap saja muncul. Atasan Responden 2 melarang Responden 2 untuk meliput berita dan turun lapangan secara langsung. Padahal hal tersebut Responden 2 lakukan karena gaji yang diberikan perusahaan Universitas Sumatera Utara tersebut belum mencukupi sehingga Responden 2 memilih untuk turun lapangan untuk mendapatkan pendapatan tambahan. 3. Dimensi Psychological Well-being a. Penerimaan Diri self Acceptance Pemecatan merupakan peristiwa pahit yang harus dihadapi Responden 2. Setelah 19 tahun bekerja di perusahaan yang sama, akhirnya Responden 2 harus berhenti berkarir di perusahaan tersebut. Pemberhentian tersebut mempengaruhi pandangan Responden 2 terhadap dirinya. Ia merasa terbuang dan diasingkan karena sudah memasuki usia yang semakin tua. Perasaan tersebut semakin dalam karena dipengaruhi juga oleh rasa memiliki karena sudah sangat lama bekerja di perusahaan yang sangat sesuai dengan passion-nya. Responden 2 juga merasa bahwa perusahaan tempat ia bekerja tersebut tidak adil karena hanya menggunakan orang - orang yang dekat dengan atasannya yang bisa mendapatkan kenaikan jabatan. penyebabnya karena kata dia kita dianggap tidak produktif lagi. Trus faktor kedua karena usia. Iya kan.. Ketiga ada selentingan dengar mereka mau cari yang muda - muda. Yang sudah umurnya banyak ini, yang sudah tua ini ya sudah dihabiskan saja. R2.W1.b68-76.h2 Saya kan terhitung 1 Agustus sudah tidak bekerja lagi, jadi sat saya tidak bekerja lagi itu, saya seakan - akan di dunia ini kok kayak dibuang ya, gitu. Kayaknya gak terpijak lagi tanah ini gitu. Memikirkannya itu. Maksudnya mengenangnya itu R2.W1.b501-507.h9-10 Universitas Sumatera Utara Apalagi yang sudah tua ini aa yang sudah usia banyak ini dianggap tidak produktif, ya sudahlah. Selesai. Kan gitu R2.W1.b122-125.h3 memikirkan sehari - hari, itu tidak bisa saya jalani lagi. Jadi saya pun juga malu mengatakan kepada semua orang R2.W1.b509-512.h11 Peristiwa yang dialami Responden 2 sempat menjadi beban pikiran selama beberapa bulan. Ia malu mengaku kepada teman - temannya bahwa ia telah diberhentikan dari perusahaan media yang telah membesarkan namanya. Untuk menghindari rasa malu, Responden 2 lebih memilih untuk mengatakan bahwa ia telah mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dibandingkan harus mengaku bahwa ia telah dipecat. Jadi akhirnya ya, dengan saya dipecat ini jadi bulan - bulanan orang. Ntah untuk apalah saya berhenti kerja ini dijadikan bulan - bulanan percakapan orang? Dijadikan bulan - bulanan kawan - kawan saya? Tapi ya sudahlah ya. Jadi saya terpuruk. R2.W1.b531-539.h11 Jadi mulai bulan 8 itu saya tidak pernah, dan bahkan sampai sekarang juga, pokoknya kalau kawan saya pergoki saya trus nanya, No, kamu gak kerja lagi ya? baru saya ngomong. Tapi saya tidak pernah ngomong duluan. Karena mungkin saya itu malu. Saya shock gitu, stress gitu, tercabut R2.W1.b519-528h.11 Walaupun PHK yang dialaminya menjadi beban pikiran tersendiri, Responden 2 tidak mengurung diri dan mengurangi aktivitas sosial dengan dunia luar. Pasca PHK, Responden 2 semakin sering Universitas Sumatera Utara bertemu dengan banyak orang. Ia menghabiskan waktunya dengan bercengkrama atau sekedar bertegur sapa. Ia juga memilih untuk melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengurangi beban yang ada dalam dirinya. Baginya kreatifitas yang dimiliki tidak akan berjalan jika hanya mengurung diri di dalam rumah. Responden 2 merasa kemandirian yang sudah diajarkan oleh kedua orangtuanya ketika ia kecil dapat dipergunakan di situasi ini. Dukungan penuh dari suami juga memberikan kekuatan tersendiri bagi Responden 2 untuk bisa bangkit dan mencoba mencari pekerjaan lainnya. Jadi, karena tante ini suka bergaul ya. Akhirnya pelampiasannya itu ya di sama kawan - kawanlah. Ngumpul. Pelampiasannya itu kesitu, gitu R2.W1.b997-1001.h20 Responden 2 sadar bahwa hidupnya memang untuk menulis dan berada di industri media. Oleh karena sebab itu Responden 2 kembali bekerja di bidang yang sama dengan sebelumnya namun bukan untuk cakupan nasional lagi tetapi hanya cakupan lokal. Walaupun mengalami penurunan cakupan dengan yang sebelumnya namun Responden 2 tetap menerimanya. Di perusahaan tempat ia bekerja sekarang, Responden 2 mendapatkan jabatan sebagai seorang redaktur, meningkat jika dibadningkan dengan jabatan ia sebelumnya yang hanya sebagai seorang reproter. Namun, Responden 2 tetap merasa ada perbedaan dan kurang merasa terikat dengan media yang sekarang. Ia merasa apa yang diberikan kepadanya tidak sebanding dengan peraturan - peraturan yang Universitas Sumatera Utara harus dipatuhinya. Saat ini Responden 2 kembali mencoba untuk mendapatkan pekerjaan baru Pengen tetap loh kerja di industri media. Saya rasa masih tanggung gitu. Masih pengen eksplor lagi. Walaupun di media saya yang sekarang ini sangat jaauh sekali perbedaannya. R2.W1.b605-610 2. Hubungan Positif dengan Orang Lain Positive Relation With Other Responden 2 suka bergaul dengan banyak orang. baginya membangun relasi dapat digunakan untuk kepentingan masa depan. Ketika menghadapi masalah Responden 2 lebih memilih untuk bertemu dengan kawan sejawat. Hubungannya dengan rekan sejawat juga baik. Walaupun suka bergaul dengan banyak orang, namun Responden 2 tertutup dalam hal statusnya sebagai PHK. Ia hanya memberitahukan peristiwa yang ia alami kepada suami dan keluarga suami. Ia bahkan tidak menceritakan kepada keluarganya sendiri. Ia merasa malu karena sudah tidak bekerja lagi di media yang telah melekat dengannya tersebut. Begitupun di hadapan teman - temannya. Ia hanya mengatakan bahwa ia telah memilih untuk resign atau mengundurkan diri Ia tidak pernah menyampaikan secara langsung bahwa ia dipecat. Karena malu. Mereka sudah ngedukung, kan. Ternyata gagal, kan malu kita. Jadi tekanannya disitulah. Padahal mereka udah medukung habis - habisan kan, kalau kita gagal kan jadi malu. R2.W1.b1167-1172.h23 Universitas Sumatera Utara Namun akhir - akhir ini Responden 2 sudah semakin jenuh dengan pertanyaan yang dilontarkan sehingga ia menjawab dengan tidak lagi dipekerjakan di media tersebut. Responden 2 memiliki dua sosok utama yang selalu memberinya kekuatan dalam menjalani kehidupannya baik kehidupan pribadi maupun kehidupannya di pekerjaan. Kedua sosok tersebut adalah ibu dan suaminya. Ibu Responden 2 selalu mengajarkan untuk selalu mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Ibunya juga memberikan dorongan kepada Responden 2 agar bisa menjalankan peran ibu dan wanita karir secara bersamaan. Namun, ketika Responden 2 mengalami pemutusan hubungan kerja, ibunya tidak bisa memberikan dukungan kepada Responden 2 dikarenakan ibunya telah tiada. Peran ibu Responden 2 digantikan oleh suami Responden 2. Hubungan Responden 2 dengan suaminya terjadi sangat hamonis dan penuh kedekatan. Suaminya selalu mendukung dan memberi dorongan kepada Responden 2 ketika menghadapi masalah. Perilaku hangat dari suaminya tersebut memyebabkan Responden 2 merasa salut dengan suaminya. Bagi Responden 2 dukungan moral yang suaminya berikan sangat mmebantunya dalam menghadapi peristiwa yang tidak pernah ia harapkan ini. Saya bekerja didukung suami, saat dipecat pun suami mendukung juga R2.W1.b482-485.h10 Universitas Sumatera Utara Mendukung penuh sekali. Nah, mungkin di sisi itu ada hikmahya. Dan akhirnya tante bekerja di tempat baru, tante didukung suami juga. Pokoknya suami tante itu sangat mendukung. Luar biasa. Super. Memang harus begitu supaya kita tidak, maksudya begini supaya tidak ada beban itu memang harus seperti itu. R2.W1.b489-498.h10 3. Pertumbuhan Pribadi Personal Growth PHK memberikan perubahan pada Responden 2. Walaupun terdapat beberapa perubahan yang tidak diinginkan seperti hilangnya pendapatan, namun Responden 2 mengalami perubahan lainnya. Semenjak PHK, Responden 2 semakin sering memperluas relasi. Baginya relasi bisa menjadi modal di masa depan yang bisa saling memberi dan menerima bantuan. Tapi, setelah eee tante bekerja di media yang baru ini, media lokal Medan punya, Sumatera Utara, tante bisa dekat dengan istri gubernur R2.W1.b867-871.h18 Iya, tujuan itulah. Itu tadi. Misalnya kan. Tante orangnya gini. Misalnya kita dekat dengan istri gubernur, kita ada yang kita pegang, R2.W1.b937-951.h19 Responden 2 juga tidak takut mencoba hal - hal baru. Ketika ditawarkan menduduki jabatan yang belum pernah ia pegang sebelumnya, Responden 2 menerimanya. Selain itu situasi - situasi yang berbeda di setiap harinya membuat Responden 2 tidak pernah mengalami kebosanan dalam kehidupannya dan merasa semakin ingin mengeksplorasi jurnalistik semakin dalam lagi. Dan sebagai awal Universitas Sumatera Utara mulanya, Responden 2 berniat menciptakan sebuah program yang bisa menunjukkan eksistensinya sebagai seorang jurnalis. Dan program perdana yang ia lakukan adalah pengajian antar wartawan. kalau seorang reporter, dia sudah senior, sudah dianggap umurnya banyak, dia harus punya program sendiri R2.W1.b874-878.h18 Jadi tante kalau untuk begitu kan gak akan mungkin kan, sementara kita.. Jadi tante harus punya program - program seperti ya itu tadi, pengajian jurnalis, itu idenya dari tante. R2.W1.b887-892 4. Otonomi Autonomy Responden 2 termasuk orang yang mandiri. Ia melakukan pekerjaannya sendiri dan menjalankan apa yang ia rasa benar. Sebagai seorang sumber penghasilan utama, Responden 2 juga diberikan kebebasan oleh suami untuk dapat berkarya dan memberika yang terbaik bagi pekerjaan dan keluarganya. Ketika mengalami pemecatan, Responden 2 dihadapi oleh beberapa pilihan. Untuk situasi - situasi bermasalah seperti pemecatan ini , Responden 2 banyak berdiskusi dan meminta pendapat dari suaminya sbeelum akhirnya mengabil sebuah keputusan. Ya itu hasil akhirnya itu saya selalu diskusi sama suami. Curhatlah gitu kan, kita sharing. R2.W1.b682-684.h14 Diskusi dulu sama suami baru nanti saya putuskan sendiri. Karena kan saya yang menjalaninya. Karena kan kalau suami kan, emm biasalah dia kan hanya memberikan pendapat, memberikan usulan, dan pada akhirnya kan kita yang menjalaninya. R2.W1.b774-782.h16 Universitas Sumatera Utara Walaupun ia sering berdiskusi dan meminta pendapat dari suaminya, namun Responden 2 bukan termasuk orang yang mengikuti pendapat atau perkataan orang lain. Ia tidak pernah mengikutipendapat orang lain jika itu tidak sesuai dengan dirinya. Bahkan ketika perusahaannya yang lama mengajak Responden 2 untuk kembali bekerja sebagai freelancer Responden 2 langsung menerimanya, walaupun suami dan beberapa teman- temannya memeprtanyakan keputusan yang ia ambil tersebut. Dalam menghadapi pendapat - pendapat yang beredar di lingkungan, Responden 2 memilih untuk diam. Baginya, dengan mendiamkan segala perkataan miring tersebut, pendapat tersebut akan reda dengan sendirinya. Responden 2 menganggap segala cibiran yang diberikan merupakan salah satu ujian kehidupan yang harus dihadapinya ...tante menghadapinya itu dengan diam. Diam aja tante. Diam. Nggak nggak kita inikan. Biarkan aja. Orang mau bilang apa, diam aja. Mungkin dengan cara diam itulah menyelesaikan masalah R2.W1.b916-924.h19 5. Penguasaan Lingkungan Environmental Mastery Menjadi penulis memang merupakan cita - cita Responden 2. Sehingga ketika ia bekerja sebagai jurnalis dan meliput serta menulis sebuah berita ia merasa bahwa pekerjaan tersebut adalah kehidupannya. Ia tidak pernah merasa malas dalam memburu berita. Baginya Universitas Sumatera Utara pekerjaannya ini sangat menarik sehingga ia sudah merasa terikat dengan pekerjaan yang ia lakoni. Kalau tante sendiri gak ada istilahnya malas. Kayak ada kawan gitu misalnya kita ajak gitu, yuk kita kesana yok, walaupun itu misalnya bukan liputan kita, hanya untuk sekedar ngeliat suasana aja gitu. Tante mau R2.W1.b327-334.h7 Kita bisa bekerja sesuai dengan program - program kita. Kita mau ini mau itu. R2.W1.b787-788-h16 Ketika diberhentikan dari perusahaan tempat ia bekerja, Responden 2 merasa stress. Untuk mengurangi rasa stressnya Responden 2 memilih untuk berangkat ke Kuala Lumpur dan menghabiskan waktu disana. Ia juga semakin sering bertemu dengan teman - temannya. Bahkakn ia sampai pergi ke Jakarta dan menghadiri pesta perpisahan yang sudah dipersiapkan khusus buatnya. Responden 2 sering tidak dianggap ketika memperkenalkan diri dengan menggunakan identitasnya sebagai seorang jurnalis dari koran lokal di Medan, ioleh sebab itu ketika ia mulai mewawancarai seseorang ia akan memperkenalkan diri sebagai seoang jurnalis yang sedang bekerja di koran lokal di Medan dan menjadi freelancer di koran MAJALAH. 6. Tujuan Hidup Purpose of Life Responden 2 tidak mengalami perubahan tujuan hidup antara sebelum atau sesudah PHK. Bahkan setelah PHK Responden 2 semakin gencar untuk memenuhi tujuan - tujuan yang sudah dirancangnya. Universitas Sumatera Utara Beberapa keinginan Responden 2 ia realisasikan ketika ia dipecat. Walaupun ia sempat mengalami penyesalan karena tidak merealisasikannya jauh sebelum ia di PHK, tetapi Responden 2 tetap merealisasikan keinginan keinginannya. Baginya segala pemberian yang sudah Tuhan berikan harus digunakan sebaik mungkin. Melalui pesangon yang ia dapat, kini ia sudah memiliki rumah, mobil dan sudah berangkat umroh. ...dengan uang yang saya miliki ini, saya harus melakukan sesuatu. Jadi saya kemarin kepingin naik haji. Itu kan, kepingin naik haji jadi ternyata kakak kandung saya pinjam uang saya itu. Dari 30 juta dia pinjam setengahnya. Jadi kan di saya tinggal 15 juta lagi. Saya tidak mau impian saya itu gagal. Akhirnya saya pergi Umroh dengan uang yang setengah itu. Uang yang setengahnya itu bisanya untuk pergi umroh. Gitu. Udah satu. Trus yang kedua dapat pesangon. Saya harus bisa menghasilkan dari pesangon itu jadi biar ada kesan ada kenang - kenangan gitu untuk saat itu. Akhirnya saya beli tablet ini R2.W1.b815-834.h17 Tujuan utama Responden 2 sekarang adalah melihat keempat anaknya dapat bertumbuh dengan baik dan menjadi seseorang yang sukses. Dan cara untuk merealisasikannya dengan memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak - anaknya. Ia juga mengajarkan kemandirian sebagai modal anaknya kelak ketika sudah menjalani kehidupan masing - masing. Tujuan hidup kita itu pengen ngeliat anak -- anak kita itu sukses, anak - anak kita berhasil. Jadi, kalau kita misalnya ngeliat eee, darah daging kita berhasil, itulah kita. Iya lho. Kalau kita misalnya orangtua itu dengan anaknya itu, bisa Universitas Sumatera Utara diliat orangtuanya sukes atau nggak, berhasil atau nggak, lihatlah anaknya. R2.W1.b1040-1050.h21 Menyekolahkan. kalau bisa kalau ada uang kita lebih, kita buat kursus - kursus gitu. Karena kan sekarang ada sekolah internasional, ke situlah R2.W1.b1058-1062.h21 ANALISA INTRA SUBJEK RESPONDEN 2 No Dimensi Hasil Konfirmasi Teoritis 1 Penerimaan Diri Self Acceptance Responden 2 belum dapat menerima masa lalunya. Ia merasa bahwa pemecatan tidak pantas dialaminya karena ia merupakan salah satu pelopor di pekerjaan yang ia tekuni sebelum dipecat. Ia juga merasa usianya menjadi penyebab utama ia mengalami pemecatan. Responden 2 hanya terbuka kepada suami dan keluarga dari pihak suami. Ia tidak menceritakan kepada kepada keluargnya karena merasa gagal. Walaupun telah dipecat, responden 2 tidak menyerah dengan minatnya di bidang jurnalis dan tetap mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya dan dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Penerimaan diri dalam psychological well-being tergambar ketika individu bisa menerima dirinya baik pada masa lalu dan masa kini, dapat mengaktualisasikan diri, berfungsi optimal dan bersikap positif terhadap kehidupan yang sedang dialami Ryff, 1989. Responden 2 masih belum bisa menerima masa lalunya. Ia masih diselimuti kekecewaan akibat pemecatan yang dialami. Ia sulit bersikap positif dan memunculkan identitasnya kepada orang lain. Responden 2 tetap optimis bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Menurut Ryff 1995, dengan bersikap positif terhadap kehidupan yang dijalaninya sekarang, individu dapat meningkatkan penerimaan dirinya Universitas Sumatera Utara 2 Hubungan positif dengan orang lain Relation with Other Pasca PHK, Responden 2 mengalihkan stress akibat PHK dengan cara berkumpul dan bercengkrama dengan teman dekatnya. Ia juga banyak menghabiskan waktu dengan berdiskusi bersama sang suami. Sang suami selalu memberikan dukungan penuh dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan oleh Responden 2. Dukungan lain juga ia dapatkan dari rekan kerja dan keluarga dari pihak sang suami. Dukungan - dukungan yang ia dapatkan membantu Responden 2 membantunya untuk bangkit dan kembali aktif dalam bidangnya. Responden 2 semaki sering membangun hubungan baru dengan orang lain untuk memperluas relasi dan sebagai modal untuk masa depan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Individu yang memiliki hubungan positif dengan orang lain memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, menunjukkan empati dan mampu membina hubungan yang hangat. Ryff, 1995 Walaupun mengalami pemecatan, Responden 2 tetap menjalin hubungan dengan teman - temannya yang lain. Ia banyak menghabiskan waktu dengan bercengkrama dengan teman sejawat. Dukungan sosial yang didapatkan dari sang suami menjadikan Responden 2 merasa selalu didukung sehingga ia tidak merasa sendiri 3 Penguasaan Lingkungan Environmental Mastery Permasalahan finansial memaksa Responden 2 untuk mencari pekerjaan pengganti. Ia sebagai seorang tulang punggung dalam keluarganya harus mencari cara agar dapat terus menghidupi Penguasaan lingkungan yang baik adalah krtika individu mampu memilih lingkungan seperti apa yang baik baginya dan bagaimana ia mengontrolnya. Ryff, 1995. Dimensi ini juga dilihat dari sejauh mana Universitas Sumatera Utara keluarganya. Setelah beberapa bulan menganggur, Ia kembali mendapatkan pekerjaan di sebuah koran lokal di Medan. Ia menggunakan kesempatan tersebut untuk mendapatkan penghasilan. Sebagai seorang ibu yang harus menguru 4 anak, ia mampu membagi waktu antara keluarga dan karir. Ia tetap menghabiskan waktu bersama anak - anaknya dan tetap menyelesaikan pekerjaannya dengan baik seseorang dapat menggunakan kesempatan yang ada. 4 Tujuan Hidup Purpose in Life Responden 2 merupakan sosok yang selalu merencanakan masa depan. Ketika memiliki keinginan, ia akan berusaha mencapainya walaupun terjadi banyak rintangan. Sebagai seorang orangtua, Responden 2 memiliki tujuan hidup utama yang ingin ia capai, yaitu memberikan pendidikan terbaik bagi anak - anaknya sehingga anak - anaknya kelak dapat menyaingi dirinya. Sedangkan sebagai seorang jurnalis, ia ingin membentuk sebuah program khusus yang dapat menunjukkan eksistensinya sebagai seorang jurnalis. Dalam dimensi tujuan hidup, individu yang memiliki tujuan dan arah hidup yang jelas menunjukkan dimensi tujuan hidup yang dimilikinya tinggi. Ryff, 1995. Tujuan hidup Responden 2 adalah memberikan pendidikan terbaik untuk keempat anaknya. Ia juga ingin membentuk sebuah program untuk menunjukkan eksistensinya sebagai jurnalis yang sudah lama berkecimpung di industri media. Dan cara yang dilakuaknnya adalah dengan membentuk sebuah pengajian untuk para wartawan yang berada di Medan. Universitas Sumatera Utara 5 Pertumbuhan Pribadi Personal Growth Responden 2 tidak pernah takut untuk mencoba hal - hal baru yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia merasa bahwa kehidupan akan terus berjalan dan berkembang, sehingga ia selalu mengeksplorasi lebih dalam lagi mengenai bidang yang digelutinya. Responden 2 selalu berusaha menambah daftar relasi setiap memiliki kesempatan dalam setiap kegiatan, karena ia merasa bahwa relasi dapat menjadi modal untuk di masa depan. individu yang dimensi pertumbuhan pribadinya tinggi selalu terbuka dengan pengalaman baru dan tidak merasa bosan dengan kehidupannya Ryff, 1995. Responden 2 tidak pernah merasa takut untuk mencoba hal yang tidak pernah dicoba sebelumnya. Responden 2 pernah mengalami pemecatan, namun ia tetap optimis untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. 6 Otonomi Autonomy Responden 2 sudah mandiri sejak kecil sehingga ia sudah terbiasa untuk berjuang sendiri. Pemecatan menjadikannya semakin tidak mudah terpengaruh dengan pendapat orang lain. Setiap menyelesaikan sebuah masalah, Responden 2 akan selalu berdiskusi dengan suami sebelum akhirnya mengambil keputusan sendiri. Ketika menghadapi sebuah masalah, Responden 2 lebih memilih diam dan tidak memberikan komentar. Otonomi yang biak ditandai dengan kemandirian dari individu tersebut. Ia juga memiliki pendirian yang teguh dan tidak peduli dengan pendapat orang lain Ryff, 1995. Responden 2 tidak bergantung dengan orang lain bahkan ketika dipecat. Ia mandiri baik dalam bertindak maupun dalam mengambil keputusan. Walaupun menanyakan pendapat suami terlebih dahulu, keputusan tetap berada di tangannya. Universitas Sumatera Utara ANALISA PERBANDINGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING RESPONDEN 1 RESPONDEN 2 Responden Raplin Responden 1 Retno Responden 2 Usia 45 tahun 43 tahun Lama bekerja 12 tahun 19 tahun Mengalami PHK di tahun 2013 2013 Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Jurnalis Penerimaan Diri Self Acceptance  Gengsi mengakui telah di PHK  Kecewa dan terpaksa menerima dengan PHK yang terjadi  Melampiaskan kekesalan dengan mengurung diri di kamar  Mengalami stress karena kehilangan sumber penghasilan  Tidak memberitahukan kepada orang lain dirinya telah di PHK  Kecewa dengan hasil keputusan pemberhentian kerjanya  Melampiaskan kekesalan dengan berlibur dan berkumpul bersama teman  Mengalami stress karena kehilangan sumber penghasilan Hubungan Positif dengan orang lain Relation With Other  Mengurangi interaksi dengan orang lain pasca PHK  Mendapatkan dukungan dari istri  Berinteraksi dengan banyak orang untuk mengurangi stress  Mendapatkan dukungan penuh dari suami Penguasaan Lingkungan Environmental Mastery  Memiliki tanggung jawab menjadi kepala keluarga yang memberikan keamanan finansial bagi keluarga  Menjadi sumber penghasilan dan dibantu oleh suami yang menjual barang kelontong Pertumbuhan Pribadi Personal Growth  Mengalami stagnasi  Menginginkan kehidupan berjalan mulus tanpa hambatan  Mendekatkan diri kepada Tuhan  Pasca PHK, relasi bertambah luas dan kehidupan pribadi semakin berkembang  Suka mencoba hal baru Universitas Sumatera Utara Tujuan Hidup Purpose in Life  Memiliki tujuan memberikan pendidikan terbaik untuk anak  Berusaha mencapai keadilan dari kasus pemecatan yang dialami  Merancang pendidikan anak dan berusaha merealisasikannya  Memiliki tujuan memberikan pendidikan terbaik untuk anak  Ingin memiliki program sebagai bemtuk eksistensi sebagai wartawan  Merealisasikan rencana - rencana yang sudah dirancang. Otonomi Autonomy  Mengambil keputusan sendiri  Tetap mandiri dalam melakukan aktivitas  Sudah diajarkan madiri sejak kecil oleh orangtua yang bergerak di bidang militer  Vokal dalam memberikan pendapat  Belum bisa sepenuhnya mandiri dalam segi finansial  Menyelesaikan masalah secepat mungkin agar tidak timbul tekanan  Berdiskusi dengan suami sebelum mengambil keputusan  Dari dulu tetap mandiri dalam menjalankan aktivitas. Ia juga mengajarkan kemandirian kepada anak - anaknya  Diajarkan untuk mandiri sejak kecil oleh seorang ibu yang menjadi pekerja dan meniru kemandirian ibu  Tidak perduli dengan pendapat orang lain  Dalam segi pendapatan tidak merepotkan orang lain  Lebih memilih diam ketika menghadapi dan sebuah masalah Universitas Sumatera Utara C. PEMBAHASAN C.1.