Psychological Well-being Dewasa madya Yang Mengalami PHK

30 individu itu akan berhenti di tempat dan mengalami stagnasi yang membuat hidupnya mengalami kekosongan Papalia, Olds, Feldman, 2007

E. Psychological Well-being Dewasa madya Yang Mengalami PHK

Dewasa madya merupakan masa dimana seorang individu memiliki tugas perkembangan, dimana salah satu tugas tersebut adalah bekerja. Bekerja menjadi tanda kemandirian, keamanan finansial, diterima secara sosial serta dan kesejahteraan pribadi McConnel Beitler dalam Lemme 1999. Dengan bekerja pula seseorang bisa menunjukkan dan mengembangkan aspek dan kebutuhan pribadinya Lemme, 1999. Gambaran diri seseorang pun dapat terbentuk melalui sebuah pekerjaan Kinderman dalam Dance, 2011. Dalam masa dewasa madya, individu menikmati hasil-hasil pekerjaan mereka yang sudah dibangun sejak masih dewasa dini. Individu di masa ini akan berfokus pada berapa lama waktu yang ia miliki sebelum pensiun dan berpacu dengan waktu tersebut untuk mencapai tujuan – tujuannya. Namun hal itu bisa terhambat jika individu tidak memiliki pekerjaan akibat pemutusan hubungan kerja pemecatan. Pemutusan hubungan kerja adalah berhentinya hubungan kerja antara pemilik perusahaan dengan pekerja. Pemutusan hubungan kerja membuat individu menjadi tidak bekerja dan mengalami masa pensiun sebelum waktunya. Hal ini termasuk kedalam salah satu krisis yang dialami oleh individu yang memasuki dewasa madya, dimana ekspektasinya dapat bekerja hingga memasuki usia pensiun harus kandas dikarenakan pemutusan hubungan kerja tersebut Papalia, Olds, Feldman, 2007. Pemutusan Universitas Sumatera Utara 31 hubungan kerja mengakibatkan seseorang kehilangan pekerjaan. Kehilangan pekerjaan menjadikan sebuah pekerjaan yang awalnya dianggap tantangan yang harus dihadapi malah menjadi bumerang yang melemahkan psikologis dewasa madya Blustein, dalam Dance, 2011. Kehilangan pekerjaan akibat PHK mengakibatkan seseorang kehilangan identitas diri, menjadi sulit menyesuaikan diri dan merasa tidak mampu mengontrol hidupnya lagi. Seseorang yang mengalami pemecatan juga mengalami penurunan harga diri dan kepuasan hidup. Menurut penelitian, lebih dari 24.000 individu mengalami penurunan kepuasan hidup ketika tidak bekerja dan tidak dapat kembali ke tingkat semula walaupun sudah mendapatkan pekerjaan kembali Santrock, 2002. Penelitian lain menyebutkan bahwa diberhentikan dari pekerjaan berdampak buruk bagi individu, khususnya dewasa madya karena menimbulkan rasa terbuang dan merasa tidak memiliki kontrol dalam kehidupan Barling dalam Australian Psychological Society Ltd., 2000. Kehilangan pekerjaan juga mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap kesuksesan di situasi lainnya. Kehilangan pekerjaan membuat seseorang merasa tidak memiliki harapan sukses lagi walaupun ia sudah mendapat pekerjaan baru. Ia merasa kehilangan harga diri dan tak mampu mengontrol kehidupannya. Ketidakmampuan menguasai kehidupan berujung pada terpengaruhnya Psychological Well-being kesejahteraan psikologis seseorang. Psychological well-being merupakan konstruk yang dirumuskan oleh Carol D. Ryff 1995, terdiri dari 6 dimensi yang dapat mengungkap fungsi psikologis positif dari tiap individu. Fungsi psikologis positif dari tiap Universitas Sumatera Utara 32 individu dapat dilihat dari dari kemampuan individu menguasai lingkungan sekitarnya, mejalankan apa yang menjadi pilihannya, memiliki tujuan hidup, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, terus berkembang dan dapat menerima dirinya Ryff, 1989 Seseorang yang mengalami pemecatan akan mengalami perubahan kesejahteraan hidup Kalleberg, 2009. Individu yang mengalami PHK ketika memasuki dewasa madya menjadi tidak mampu menerima dirinya. Seseorang yang tidak mampu menerima dirinya tidak dapat menyadari potensi yang dia miliki untuk bisa bangkit dari situasi PHK yang dialami. Ia tidak sadar dapat membangun karir baru. Ia juga mengalami gangguan dalam menilai kembali tujuan hidup dan prestasi apa yang harus dicapainya Broomhall Winefield dalam Berk, 2007. Hal ini nantinya akan mempengaruhi generativitas dari dewasa madya tersebut. Ia juga memiliki hubungan yang tidak terlalu positif dengan lingkungan karena merasa lingkungan sudah tidak lagi bersahabat dengannya. Jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat mempengaruhi mental secara signifikan. Seseorang yang kehilangan pekerjaan 4 kali lebih rentan mengalami gangguan mental dibandingkan para pekerja Mental Health Survey, 2009 dalam Dance, 2011 Universitas Sumatera Utara 33

F. Paradigma Teoritis