Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini yang akan dikaji penulis adalah pada ranah kognitif berupa aspek pengetahuan C1,
aspek pemahaman C2 dan aspek penerapan C3. Hasil belajar dalam penelitian ini berupa skor-skor yang diperoleh siswa dari hasil pretest dan
posttest pada mata pelajaran TIK. 4.
Mata Pelajaran TIK Mata pelajaran TIK merupakan salah satu mata pelajaran yang harus ada
pada tingkat Sekolah Menengah Pertama SMP yang bertujuan agar siswa memahami teknologi informasi dan komunikasi. Mata pelajaran TIK dalam
penelitian ini dikhususkan pada materi perangkat lunak software komputer, dimana materi tersebut digunakan sebagai materi pembelajaran untuk kelas
VII tingkat SMP.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono 2013: 133 mengungkapkan bahwa “instrument penelitian
digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti”. Dengan demikian instrument dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa
sebelum dan setelah diberikannya perlakuan yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square berbantuan aplikasi Microsoft
PowerPoint dalam proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar.
Tes hasil belajar yang digunakan berupa tes tertulis dengan bentuk tes objektif, karena jawaban dari tes objektif antara benar atau salah dan skornya
antara 1 atau 0. Menurut Arifin 2009: 135 “Disebut tes objektif karena
penilaiannya objektif. Siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti”. Dalam
tes objektif siswa dituntut untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat
dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Bentuk tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
soal pilihan ganda multiple choice yang mengacu pada kompetensi dasar
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dan indikator yang terdapat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Menurut Arifin 2009:
138 “soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan
aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi”. Instrumen tes ini dibatasi hanya pada aspek pengetahuan C1, pemahaman C2 dan
aspek penerapan C3.
F. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas
Menurut Sugiyono 2013: 173, “ instrumen yang valid berarti alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur
“.
Untuk mengetahui validitas instrumen dalam penelitian ini maka digunakan uji statistik yaitu teknik korelasi Product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
r
xy
=
Zainal Arifin, 2009:254
Keterangan r
xy
= koefisien korelasi yang dicari N
= jumlah responden X
= jumlah jawaban item Y
= jumlah item keseluruhan Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi dapat
berpedoman pada tabel berikut:
Tabel 3.4
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah 0,20
– 0,399 Rendah
0,40 – 0,599
Sedang 0,60
– 0,799 Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat Sugiyono, 2013:257
Setelah diperoleh hasil validitas kemudian diuji tingkat signifikannya dengan menggunakan rumus:
Sugiyono, 2013:257
Keterangan t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi
n = jumlah banyak subjek
Dimana jika t
hitung
t
tabel
pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n-2, maka soal tersebut valid.
Untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian sebelum diberikan kepada kelas eksperimen, maka dilakukan uji
coba instrumen terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan kepada siswa diluar sampel penelitian yaitu kelas VII-6 SMP Negeri 43 Bandung yang
berjumlah 35 orang dengan menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda sejumlah 35 butir soal. Sebelum instrumen di uji cobakan, penulis melakukan
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
expert judgement instrumen penelitian kepada guru TIK atau ahli pada mata pelajaran yang di uji cobakan. Setelah hasilnya bagus, maka penulis
memberikan instrumen kepada siswa untuk di uji coba. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui validitas butir soal :
Tabel 3.5 Validitas Butir Soal
No Soal r
hitung
r
tabel
Validitas
1 0,433
0,334 Valid
2 0,406
0,334 Valid
3 0,367
0,334 Valid
4 -0,254
0,334 Tidak Valid
5 0,566
0,334 Valid
6 0,403
0,334 Valid
7 0,471
0,334 Valid
8 0,436
0,334 Valid
9 0,115
0,334 Tidak Valid
10 0,228
0,334 Tidak Valid
11 0,459
0,334 Valid
12 0,622
0,334 Valid
13 0,385
0,334 Valid
14 0,399
0,334 Valid
15 0,517
0,334 Valid
16 0,222
0,334 Tidak Valid
17 0,384
0,334 Valid
18 0,395
0,334 Valid
19 0,430
0,334 Valid
20 0,385
0,334 Valid
21 0,342
0,334 Valid
22 0,394
0,334 Valid
23 0,402
0,334 Valid
24 0,612
0,334 Valid
25 0,438
0,334 Valid
26 -0,235
0,334 Tidak Valid
27 0,416
0,334 Valid
28 0,449
0,334 Valid
29 0,586
0,334 Valid
30 0,606
0,334 Valid
31 0,416
0,334 Valid
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
32 0,405
0,334 Valid
33 0,348
0,334 Valid
34 0,383
0,334 Valid
35 0,400
0,334 Valid
Berdasarkan hasil pengujian validitas butir soal dapat diketahui soal yang valid yaitu soal yang memiliki r
hitung
r
tabel,
begitupun sebaliknya soal yang tidak valid yaitu soal yang memiliki r
hitung
r
tabel.
Dengan demikian dari 35 butir soal yang di uji cobakan kepada siswa di luar sampel terdapat 5 butir
soal yang tidak valid yaitu soal no 4, 9, 10, 16 dan 26. Soal yang tidak valid dianggap tidak layak untuk digunakan dalam penelitian. Jadi instrumen yang
digunakan dalam penelitian berjumlah 30 butir soal yang akan dijadikan alat ukur hasil belajar ranah kognitif siswa pada saar pretest dan posttest.
Perhitungan validitas alat ukur instrumen dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment,yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor ganjil
dengan jumlah skor genap, kemudian diuji tingkat signifikansinya sehingga diperoleh data pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6 Validitas Alat Ukur Instrumen
r
xy
Kriteria t-hitung
t-tabel Keterangan
0,776 Kuat
7,065 2,035
Valid
Kriteria pengujian adalah jika t
hitung
lebih besar dari t
tabel
pada taraf kepercayaan 95 0,05 dengan derajat kebebasan dk = n-2 maka
instrumen dinyatakan valid atau shahih. Dari perhitungan didapatkan t
hitung
sebesar 7,065 lebih besar dari t
tabel
sebesar 2,035. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka instrumen penelitian dinyatakan valid. Untuk perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.
2. Uji Reliabilitas
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono 2013:173, “instrumen yang reliable adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
”. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Spearman Brown
Split half sebagai berikut:
Sugiyono, 2013:185 Keterangan
: r
i
= reliabilitas internal seluruh instrument r
b
= korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua Apabila nilai reliabilitas lebih besar dari nilai r
tabel
maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil uji coba dapat diketahui reliabilitas
instrument sebagai berikut : Tabel 3.7
Reliabilitas Instrumen
r
hitung
r
tabel
Keterangan
0,874 0,334
Reliabel
Instrumen sebagai alat pengumpul data dapat dinyatakan reliabel jika r
hitung
r
tabel.
Dari tabel diketahui bahwa r
tabel
pada n = 35 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,334. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan
Spearman Brown Split half diperoleh r
hitung
sebesar 0,874. Dapat dilihat bahwa r
hitung
r
tabel
0,874 0,334 , sehingga dapat disimpulkan bahwa item instrumen yang digunakan reliabel. Untuk perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran A.
3. Tingkat Kesukaran Soal
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Perhitungan tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengukur seberapa besar derajat kesukaran soal apakah soal tersebut tergolong mudah atau sulit.
Suatu soal dikatakan baik apabila soal tersebut memiliki tingkat kesukaran yang seimbang, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat menggunakan rumus tingkat kesukaran TK :
Arifin, 2009:266 Keterangan
: WL
= jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok bawah WH
= jumlah siswa yang menjawab salah dari kelompok atas nL
= jumlah kelompok bawah nH
= jumlah kelompok atas Langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
menggunakan rumus diatas menurut Arifin 2009:266 yaitu sebagai berikut : a.
Menyusun lembar jawaban siswa dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah.
b. Mengambil 27 lembar jawaban dari atas yang selanjutnya disebut
kelompok atas dan 27 lembar jawaban dari bawah yang selanjutnya disebut kelompok bawah. Sisa sebanyak 46 disisihkan.
c. Membuat tabel untuk mengetahui jawaban benar atau salah dari setiap
siswa, baik untuk kelompok atas maupun kelompok bawah. Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Arifin
2009:270 adalah : a.
Jika jumlah persentase sampai dengan 27 termasuk mudah. b.
Jika jumlah persentase 28 - 72 termasuk sedang. c.
Jika jumlah persentase 73 keatas termasuk sukar. Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal pada instrumen yang diuji
cobakan dapat diketahui klasifikasi soal tersebut berdasarkan tingkat kesukarannya sebagai berikut :
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.8 Pengelompokkan Tingkat Kesukaran Soal
Tingkat Kesukaran Soal Nomor Soal
Jumlah
Mudah 27 9, 16, 21, 22, 23, 27, 32
7
Sedang 28 - 72 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13,
14, 15, 17, 18, 20, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35
26 Sukar 73
10, 19 2
Untuk melihat perhitungan uji tingkat kesukaran soal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi
dasar dengan siswa yang belum menguasai kompetensi dasar. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir soal dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
Arifin, 2009:273 Keterangan
: DP
= daya pembeda WL
= jumlah siswa yang gagal dari kelompok bawah WH
= jumlah siswa yang gagal dari kelompok atas N
= 27 x N Untuk menginterpretasikan koefisien daya pembeda tersebut dapat
digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel sebagai berikut : Tabel 3.9
Interpretasi Daya Pembeda
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Index of discrimination Item Evaluation
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39
Reasonably good 0,20
– 0,29 Marginal items
Below – 0,19
Poor items Arifin, 2009:274
Berdasarkan perhitungan daya pembeda maka diperoleh data pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.10 Pengelompokkan Daya Pembeda
Daya Pembeda Nomor soal
Jumlah
0,40 and up very good items
1, 2, 3, 5, 6, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 25,
28, 29, 30, 31, 34 23
0,30 – 0,39 reasonably
good 7, 10, 21, 27, 32, 35
6 0,20
– 0,29 marginal items
16, 23, 33 3
Below – 0,19 poor items
4, 9, 26 3
Untuk melihat perhitungan uji daya pembeda selengkapnya dapat dilihat pada lampiran A.
G. Teknik Pengumpulan Data
Nurlaila Agustiani, 2014 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SQUARE BERBANTUAN APLIKASI
MICROSOFT POWERPOINT TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa tes hasil belajar dengan instrumen tes objektif. Tes objektif digunakan
untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum dan setelah
pembelajaran. Tes objektif yang digunakan adalah soal tes bentuk pilihan ganda multiple choice. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok
persoalan dan pilihan jawaban. Kelebihan dan kekurangan tes objektif dengan bentuk soal pilihan ganda
menurut Arifin 2009:143 adalah sebagai berikut : Kebaikan soal bentuk pilihan ganda, antara lain a cara penilaian dapat
dilakukan dengan mudah, cepat, dan objektif b kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi c dapat digunakan untuk
menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif d dapat digunakan berulang-ulang e sangat cocok untuk jumlah
peserta tes yang banyak. Adapun kelemahan tes bentuk pilihan ganda, antara lain a tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan verbal
dan pemecahan masalah b penyusunan soal yang benar-benar baik membutuhkan waktu lama c sukar menentukan alternatif jawaban yang
benar-benar homogen, logis, dan berfungsi. Tes dalam penelitian ini dilakukan pada saat pretest untuk mengetahui
hasil belajar awal siswa sebelum diberikan perlakuan dan posttest untuk mengetahui hasil belajar akhir siswa setelah diberikannya perlakuan.
H. Teknik Analisis Data