Evaluasi Program Corporate Social Responsibility PT Asia Dwimitra Industri Dalam Promosi Kesehatan di Pagedangan, Kabupaten Tangerang

(1)

DI PAGEDANGAN, KABUPATEN TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

MUHAMMAD SOLEH 1110054100051

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1435 H/ 2014 M


(2)

(3)

(4)

(5)

i 1110054100051

EVALUASI PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DALAM PROMOSI KESEHATAN DI

PAGEDANGAN, KABUPATEN TANGERANG.

Penelitian ini dilandasi atas ketertarikan terhadap program-program sosial yang ada di perusahaan. Peneliti ingin mengetahui tingkat keberhasilan dari program sosial perusahaan yang diterapkan untuk masyarakat. PT Asia Dwimitra Industri berperan memberikan kontribusi dalam kegiatan sosialnya. Salah satu program sosial yang dilaksanakan secara rutin yakni berbentuk kegiatan promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar perusahaan. Ini merupakan usaha perusahaan dalam turut serta secara langsung melakukan pemeliharaan kesehatan terhadap masyarakat. Untuk mempermudah dalam memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, PT Asia Dwimitra Industri kemudian bekerjasama dengan Puskesmas Pagedangan dalam melaksanakan program promosi kesehatan ini.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui evaluasi program yang terlaksana dengan menggunakan model evaluasi sistem analisis, yang nantinya setiap faktor-faktor yang ada pada masukan (input), proses (process), keluaran (output), akibat (outcome), dan pengaruh (impact) akan di evaluasi sehingga diharapkan dapat mengetahui setiap kekurangan dan kelebihan dari program sesuai dengan tema penyuluhan yang diberikan, yakni tentang ASI ekslusif dan penyakit demam berdarah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara melakukan studi dokumen, wawancara dan observasi.

Penilaian berdasarkan penelitian dengan menggunakan model evaluasi sistem analisis Program Promosi Kesehatan ini dinilai cukup baik. Pada evaluasi masukan dinilai sudah baik, namun perlu dievaluasi lebih lanjut mengenai bentuk kerjasama dengan pihak-pihak terkait secara lebih jelas. Evaluasi proses dinilai baik karena sesuai dengan rencana program, namun harus ditingkatkan lagi proses terkait aktivitas melayani penerima manfaat. Evaluasi keluaran dinilai baik karena sudah sesuai dengan tujuan program. Evaluasi dampak dinilai cukup baik karena melihat juga dari kegiatan CSR yang masih jarang dilakukan di daerah kampung aren. Evaluasi pengaruh dinilai cukup baik namun yang perlu dievaluasi yakni terhadap perubahan kesehatan yang bukan merupakan pengaruh utama dari program. Terkait evaluasi program yang dilakukan oleh pihak CSR PT Asia Dwimitra Industri, program promosi kesehatan saat ini sedang dalam proses pergantian kegiatan kearah yang lebih baik untuk masyarakat.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas nikmat yang telah diberikan-Nya kita dapat memenuhi kewajiban kita. Tak lupa shalawat serta salam mari kita selalu junjungkan kepada manusia biasa namun akhlaknya luar biasa, yaitu Baginda Muhammad SAW serta para sahabatnya dan kita pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini merupakan persyaratan memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos). Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penyusunan skripsi ini, di antaranya:

1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Siti Napsiyah, MSW, selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Ahmad Zaky, M.Si, selaku Sekertaris Program Studi, dan dosen-dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu dan pengalamannya kepada peneliti. Semoga ilmu dan pengalaman yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat untuk masa yang akan datang.


(7)

iii

mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kedua orang tua saya tercinta, yakni Ayahanda Henriyansyah dan Ibunda Rahayu S, serta kakak dan adik saya yang selalu menjadi motivasi saya. kasih sayang dan pengorbanan materi yang telah kalian curahkan selama ini tak akan pernah terlupa.

5. Keluarga besar dari Ayahanda dan Ibunda yang selalu memberikan semangat dan dukungan, baik moril maupun materil selama ini.

6. Kepala Bagian CR yang telah mengizinkan melakukan penelitian dan para staff PT Asia Dwimitra yang telah membantu.

7. Ibu Wahyuningsih selaku staff PT Asia Dwimitra Industri yang telah dipercaya untuk membantu dan membimbing saya di kantor.

8. Kasubag Tata Usaha Puskesmas Pagedangan dan Bidan Desa Cijantra.

9. Baskom (Basis Kosan Dua Mei), yakni Amir Hamzah, Brian Wicaksono, Amy Habibul Hadi dan Andi Majid yang telah menjadi teman sepermainan.

10.Sahabat yang selalu memberi semangat saya dalam perkuliahan, yakni Ahmad Fadhli Rahman dan Annis Noor Ismi.

11.Teman-teman dari jurusan Kesejahteraan Sosial dan LSO KONTRAS FIDKOM UIN Jakarta yang selalu memberi dukungan kepada saya.

12.Serta seluruh pihak yang telah membantu secara moril maupun materil sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan .


(8)

iv

Peneliti senantiasa memanjatkan doa untuk kalian semua yang telah membantu, semoga kita selalu mendapatkan kemudahan dalam berbagai hal, Aamiin. Peneliti menyadari terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan bagi para pembacanya dan menjadi rujukan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, Agustus 2014


(9)

v

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

DAFTAR ISI ... ... v

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... ... 9

D. Metodelogi Penelitian ... ...10

E. Pedoman Penulisan Skripsi ... ...16

F. Tinjauan Pustaka... ...16

G. Sistematika Penulisan ... .... 17

BAB II: TINJAUAN TEORITIS A. Evaluasi Program... ... .... 20

1. Pengertian Evaluasi Program ... .... 20

2. Jenis Evaluasi... ... ...21

3. Model Evaluasi ... .... 22

4. Indikator Evaluasi...23

5. Manfaat dan Kegunaan Evaluasi ... .... 25

B. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... .... 26

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.... 26

2. Konsep Tanggung Jawab Perusahaan...27

3. Komponen CSR...29

4. Model CSR di Indonesia...29


(10)

vi

1. Konsep Promosi Kesehatan ... .... 31

2. Bentuk Kegiatan Promosi Kesehatan ... .... 32

3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ... ...34

BAB III: PROFIL PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DAN PUSKESMAS PAGEDANGAN A. Profil PT Asia Dwimitra Industri ... ...38

1. Latar Belakang Perusahaan ... ...38

2. Visi dan Misi ... ...39

3. Struktur Organisasi ... ...40

4. Sarana dan Prasarana ... ...41

5. Program CSR ... ...41

B. Profil Puskesmas Pagedangan ... ...43

1. Latar Belakang Puskesmas...43

2. Visi dan Misi...44

3. Struktur Organisasi...45

BAB IV: CSR PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DALAM PROMOSI KESEHATAN A. Analisis Rencana Program... ... ...47

B. Evaluasi Program...48

1. Implementasi Program...48

2. Model Evaluasi Sistem Analisis...51

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ...72

B. Saran ... ...73

DAFTAR PUSTAKA ... .... 77 LAMPIRAN


(11)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hampir setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah. Menurut BPS (Biro Pusat Statistik) Provinsi Banten, jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang saja setiap tahunnya bertambah. Data terakhir pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai 3.050.929 jiwa dengan persentase penduduk miskin mencapai 5,71%.1Dalam konteks ini, tentu pemerintah kesulitan dalam membantu meningkatkan kesejahteraan secara bentuk fisik maupun emosional terhadap setiap penduduk.

Kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan seseorang, keluarga, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitas.2Karena itu, bantuan dari segala pihak sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan setiap individu termasuk bantuan dari perusahaan atau instansi yang kini sudah meningkat jumlahnya. Sehingga jika perusahaan tersebut turut membantu tugas pemerintah dalam mengurangi angka kemiskinan akan berdampak positif terhadap Warga Negara Indonesia.

1

BPS Provinsi Banten tahun 2012

2Dayu Hari, “Warga Miskin Jateng Tinggal Berdesakan Dengan Kambing,” artikel


(12)

2

Dalam tatanan global, Indonesia termasuk salah satu negara dengan penduduk terbesar, dengan mayoritas beragama Islam.Tentunya kerohanian pun sangat berpengaruh dalam menerapkan program-program sosial perusahaan terhadap masyarakat luas. Melihat al-qur‟an yang merupakan kitab suci umat Islam, di dalamnya terdapat ayat yang menyatakan bahwa setiap manusia harus saling tolong-menolong, sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah al-Maidah ayat 2:









Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”.

Melihat ayat di atas, kepedulian sosial perlu di terapkan pada setiap perusahaan profit. Tafsir ayat di atas dalam buku ringkasan Ibnu Katsir yang ditulis oleh Muhammad Nasib Ar-rifa‟i , Allah Ta‟ala menyuruh hamba-hamba-Nya yang beriman supaya tolong menolong dalam mengerjakan berbagai kebaikan, yaitu kebaikan dan dalam meninggalkan aneka kemungkaran, yaitu ketakwaan, serta melarang mereka dalam melakukan kebatilan dan bekerjasama


(13)

dalam berbuat dosa dan keharaman.3Oleh karena itu, membantu sesama yang berada di lingkungan sekitar merupakan cerminan bagi manusia yang beriman.

Perusahaan merupakan salah satu bagian untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Melaksanakan tanggung jawab sosial secara normatif merupakan kewajiban moral bagi jenis perusahaan apapun. Ketika perusahaan sebagai komunitas baru melakukan intervensi terhadap masyarakat lokal, sudah menjadi keharusan untuk melakukan adaptasi dan memberikan kontribusi dikarenakan keberadaannya telah memberikan dampak baik positif maupun negatif.4 Saat ini saja terdapat beberapa kebijakan sosial terkait tanggung jawab sosial perusahaan.

Sebagai sebuah kebijakan publik, kebijakan sosial memiliki fungsi preventif (pencegahan), kuratif (Penyembuhan), dan pengembangan (developmental). Kebijakan sosial adalah ketetapan yang didesain secara kolektif untuk mencegah terjadinya masalah sosial (fungsi preventif), mengatasi masalah sosial (fungsi kuratif) dan mempromosikan kesejahteraan (fungsi pengembangan) sebagai wujud kewajiban negara (state obligation) dalam memenuhi hak-hak sosial warganya.5

Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas sangat memberikan landasan bagi setiap perusahaan untuk memberikan distribusi terhadap lingkungan. Terlebih dengan penambahan adanya Peraturan Pemerintah

3

Muhammad Nasib Ar-Rifa‟I, Kemudahan Dari Allah Ringkasan Ibnu Katsir, (Depok: Gema Insani, 1999), h. 14

4Rahmat Rahmatullah, “Regulasi CSR di Indonesia,” artikel diakses pada tanggal 8

Oktober 2013 dari http://www.rahmatullah.net/2013/05/regulasi-csr-di-indonesia.html 5


(14)

4

Nomor 47 tahun 2012 yang lebih menegaskan bahwasannya Perseroan yang kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.6Diluar itu pemerintah daerah juga menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) terkait tanggung jawab sosial perusahaan. Saat ini saja Perda Kabupaten Tangerang nomor 15 tahun 2011 belum sangat mengikat kepada setiap perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Tangerang. Program tanggung jawab sosial perusahaan memungkinkan terciptanya pembangunan sosial yang nantinya akan terbentuk di kalangan masyarakat akibat stimulus dari program-program yang telah diimplementasikan. Akan tetapi masih adanya perusahaan-perusahaan yang kurang setuju terkait regulasi-regulasi tersebut.

Secara konseptual kontribusi perusahaan ini dalam Ilmu Kesejahteraan Sosial (social work) dikenal dengan model Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan terhadap masyarakat.7Penerapan CSR di Indonesia semakin meningkat baik dalam kuantitas maupun kualitas. Selain keragaman kegiatan dan pengelolaannya semakin bervariasi, dilihat dari konstribusi financial, jumlahnya semakin besar. Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an. Beberapa perusahaan

6

Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 7

Andrie Husein, Evaluasi Program Corporate Social Responsibility dalam Pemberdayaan

Dhu‟afa (Studi kasus Program A Tree for A Child PT. Accor Asia Pacific di Kelurahan Cipinang Besar Selatan-Jakarta Timur), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2010) h.1


(15)

sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social Aktivity) atau “aktivitas sosial perusahaan”.8

Peran perusahaan dalam mencari laba tentu harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab kepada masyarakat luas. Masih terdapat sebagian perusahaan yang sadar untuk memberikan kontribusi dalam merubah kondisi sosial di lingkungannya, membuat peneliti ingin meneliti evaluasi program tanggung jawab sosial perusahaan saat mengimplementasikan programnya, Sehingga dapat terlihat fungsi dari CSR atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Kemungkinan saat ini merupakan jaman perkembangan CSR di Indonesia ke arah yang lebih maju untuk kedepannya.

Peneliti PIRAC pada tahun 2001 menunjuk bahwa dana CSR di Indonesia mencapai lebih dari 115 miliar rupiah atau sekitar 11,5 juta dollar AS dari 180 perusahaan yang dibelanjakan untuk 279 kegiatan sosial yang terekam oleh media massa. Meskipun dana ini masih sangat kecil jika dibandingkan dengan dana CSR di Amerika Serikat, dilihat dari angka kumulatif tersebut, perkembangan CSR di Indonesia cukup menggembirakan. Angka rata-rata perusahaan yang menyumbangkan dana bagi kegiatan CSR adalah sekitar 640 juta rupiah atau sekitar 413 juta per kegiatan.9 Melihat data seperti ini, sangat potensial sekali jika dana CSR tersebut digunakan sebagaimana mestinya.

8

Edi Suharto, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 16

9


(16)

6

Berdasarkan undang-undang nomor 11 tahun 2009, pengertian dari kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.10Agar terpenuhinya segala kebutuhan material, spiritual, dan sosialnya maka setiap individu harus memerhatikan kondisi jasmani yang sangat terikat pada tingkat kesehatan. PT Asia Dwimitra Industri berkontribusi pada kesehatan masyarakat melalui program rutinitas yakni promosi kesehatan dan pemberian vitamin kepada balita dan ibu hamil yang bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di lingkungan sekitar. Hampir semua aspek kesehatan berada dalam jangkauan tugas Puskesmas. Karena itu Puskesmas merupakan baris depan dalam program kesehatan masyarakat.11 Puskesmas juga terbantu dalam memantau kesehatan masyarakat karena ada sosok bidan desa yang melayani kesehatan masyarakat secara lebih dekat.

Perkembangan bahasan kesehatan preventif dan promosi kesehatan masyarakat, pada umumnya mempunyai keterkaitan yang cukup erat dengan bidang kesejahteraan sosial. Sehingga, bagi community worker ketika ia sedang melakukan assessment di masyarakat, biasanya ia akan menemukan isu ataupun masalah kesehatan yang diangkat oleh masyarakat sebagai bagian yang dirasakan

10

Undang-undang nomor 11 tahun 2009

11

Mary Johnston, Relasi Dinamis Antara Pekerja Sosial Dengan Klien Rumah Sakit Dalam Setting Rumah Sakit(Surakarta: RS Orrthopaedi, 1998), h. 13


(17)

sebagai masalah oleh masyarakat.12Program ini termasuk kedalam usaha kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pencegahan (preventif). Usaha pencegahan dalam usaha kesejahteraan sosial ini ditujukan kepada orang baik individu, kelompok maupun masyarakat yang belum terkena masalah kesejahteraan sosial dengan maksud agar mereka tidak terkena masalah kesejahteraan sosial.13Pekerja sosial yang bergerak di bidang usaha-usaha yang bersifat pencegahan disebut pekerja sosial non protective type artinya pekerjaan sosial yang tidak memberi perlindungan kepada orang, keluarga maupun masyarakat yang sedang dilayani.14 Persentase pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di provinsi Banten pada tahun 2012 sebesar 64,50%. Berbeda dengan provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 69,84%. Kemudian peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD dengan cara pemberantasan sarang nyamuk yang menghasilkan indikator Angka Bebas Jentik (ABJ) hingga tahun 2012 belum memenuhi target 95%.15

Program promosi kesehatan dan pemberian vitamin kepada balita dan ibu hamil untuk masyarakat sekitar oleh PT Asia Dwimitra Industri di Pegedangan-Tangerang, tentunya membantu meningkatkan angka pemberian ASI ekslusif dan meningkatkan pengetahuan warga tentang pencegahan DBD melalui promosi kesehatan yang diberikan. Salah satu yang akan dicapai Millennium Development

12

Isbandi Rukminto Adi, IlmuKesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: Fisip UI Press, 2005), h. 67

13

Prawito, C, Penghantar Ilmu Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Departemen Sosial RI, 1996), h. 47

14

Prawito, C, Penghantar Ilmu Kesejahteraan Sosial h. 49

15

Dokumentasi Kementerian Kesehatan, Profil Kesehatan Indonesia 2012, (Jakarta: Kemenkes RI, 2013), hal. 176-177


(18)

8

Goals (MDGs) adalah pengendalian penyakit menular. Seperti umumnya penyakit menular yang berpotensi wabah, jika demam berdarah tidak ditanggulangi secara serius akan berdampak terhadap tingginya angka kesakitan, terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), dengan kerugian ekonomi yang besar.16Pengetahuan tentang kesehatan melalui penyuluhan ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada setiap warga sekitar khususnya kaum perempuan dalam bidang kesehatan dan pengasuhan balita serta orang yang sudah lanjut usia (lansia).

Salah satu perusahaan yang turut berpartisipasi melaksanakan tanggung jawab sosialnya, yakni PT Asia Dwimitra Industri yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang sandang. Perusahaan seperti ini merupakan salah satu stake holder dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Masih banyak jenis institusi yang memberikan kontribusi terhadap kehidupan masyarakat. Peneliti sendiri tertarik untuk mengetahui program-program sosial perusahaan yang diterapkan di perusahaan seperti ini. Terlebih untuk meneliti suatu evaluasi program tanggung jawab sosialnya.

Sehingga dengan latar belakang diatas maka peneliti akan memberi judul penelitian tentang “Evaluasi Program Corporate Social Responsibility PT Asia Dwimitra Industri Dalam Promosi Kesehatan di Pagedangan, Kabupaten

Tangerang”.

16

Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI,

“Pemberantasan Demam Berdarah Membutuhkan Komitmen Semua Pihak,” artikel diakses pada


(19)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Masalah yang diangkat dalam skripsi ini terlalu luas jika diteliti secara meyeluruh. Kemudian keterbatasan waktu peneliti dalam melakukan penelitian ini juga terbatas.Maka dari itu agar masalah tidak melebar, maka penulis hanya menganalisis “Evaluasi Program PT Asia Dwimitra Industri Dalam Promosi Kesehatan di Kampung Aren, Pegedangan-Kabupaten Tangerang”. Letak penelitian ini dilakukan di kantor serta di lingkungan sekitar PT Asia Dwimitra Industri yang berada di daerah Pegedangan-Kabupaten Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Mengingat keterbatasan peneliti dalam hal waktu, finansial dan keilmuan maka penulis membatasi penelitian pada “Bagaimana evaluasi program PT Asia Dwimitra Industri dalam promosi kesehatan di Kampung Aren, Pegedangan-Kabupaten Tangerang?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hasil evaluasi program corporate social responsibility dalam promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri di Pegedangan-Kabupaten Tangerang.


(20)

10

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat secara keilmuan bagi Jurusan Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.Tak hanya itu penulis berharap agar setiap pembaca skripsi ini dapat menambah wawasan tentang pentingnya perusahaan di Indonesia dalam menerapkan program sosial melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

b. Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kantor PT Asia Dwimitra Industri di Pegedangan-Tangerang dalam mengetahui keberhasilan suatu program tanggung jawab sosial yang diterapkan melalui evaluasi program secara keseluruhan. Sehingga dapat menjadikan bahan evaluasi untuk kedepannya. Diharapkan pula perusahaan ini dapat berpengaruh kepada perusahaan-perusahaan lainnya untuk menerapkan program-program tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat secara umum.

D. Metodelogi Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PT Asia Dwimitra Industri, Jl. Raya Legok Km 6.2 Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang


(21)

15820. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 Juni 2014 hingga 22 Juni 2014. Pemilihan lokasi tersebut didasari atas pertimbangan:

a. Lokasi penelitian mudah dijangkau saat melakukan penelitian.

b. Adanya keingintahuan peneliti terhadap program-program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

2. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam memilih subyek penelitian, peneliti telah menentukan informan (subyek penelitian) berdasarkan kriteria yang telah ditentukan untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan. Secara garis besar kriteria subyek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 0-6 bulan, dan orang tua balita. Teknik pemilihan subyek penelitian seperti ini dinamakan “Purposive

Sampling”. Jelas berbeda dengan penelitian kuantitatif yang tentunya mengitung kuantitas respoden, teknik ini hanya fokus terhadap subyek penelitian yang terlihat dari kualitasnya dalam memberikan informasi bagi peneliti. Hal tersebut tentu terlihat dari peran penting informan dalam obyek penelitian.


(22)

12

Tabel 1.2 Tipologi Informan

No Jabatan Jumlah

1 Wakil Kepala Bagian CSR 1 orang

2 Staff Bagian CSR 1 orang

3 Bidan Desa 1 orang

4 Staff Kecamatan 1 orang

5 Ibu Kepala Desa 1 orang

6 Warga (Penerima Manfaat) 4 orang

3. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hasil evaluasi program tanggung jawab sosial PT Asia Dwimitra Industri yang berada di daerah Pegedangan-Tangerang. Pendekatan yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni pendekatan yang bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep serta memungkinankan terjadinya perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih kongkrit seiring dengan perkembangan jaman. Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan studi kasus (case study) pada program CSR yang diterapkan. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi.


(23)

Selain itu melaui pendekatan kualitatif ini peneliti berharap dapat mendeskripsikan dan menganalisis evaluasi programpromosi kesehatan dan pemberian vitamin kepada balita dan ibu hamil untuk masyarakat sekitar oleh PT Asia Dwimitra Industri di Pegedangan-Tangerang. Oleh karenanya, penelitian ini mempunyai misi tersendiri. Misi tersebut adalah mengetahui evaluasi program yang ditimbulkan akibat program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

4. Sumber Data

Dalam memperoleh data yang diperlukan oleh pembuatan skripsi ini, maka peneliti menggunakan penelitian lapangan (Field Research).Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua sumber, yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan, yaitu dari 2 orang struktural yang berada di perusahaan, 1 bidan desa selaku tenaga ahli, 2 orang wakil pemerintah daerah setempat, dan 4 orang warga penerima manfaat dari program.

b. Data sekunder, yaitu data yang peneliti peroleh baik berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder ini penulis peroleh dari laporan tahunan PT Asia Dwimitra Industri dan buku profil Puskesmas Pagedangan.


(24)

14

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu peristiwa, tujuan, dan perasaan. Observasi partisipasi moderat (moderate participation) yang digunakan peneliti saat melakukan observasi. Observasi seperti ini peneliti mengumpulkan data dengan cara berpartisipasi dalam beberapa program kegiatan, tetapi tidak semuanya.

b. Wawancara

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan dalam suatu topik tertentu.

Seperti ditegaskan oleh Lincon dan Guba antara lain, mengkontruksikan mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan yang dialami masa lalu.

Peneliti melakukan wawancara jenis buku terbuka, jenis pertanyaan ini adalah jenis wawancara yang menggunakan seperangkat buku. Ururtan pertanyaan, kata-katanya, dan penyajiannya pun sama untuk setiap responden.


(25)

Wawancara demikian dipandang sangat perlu untuk mengurangi sedapat-dapatnya variasi yang bisa terjadi antara seorang yang wawancarai dengan yang lainnya.17

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen merupakan perlengkapan dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Maksud penelitian dokumen ialah memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan subyek penelitian prinsip tanggung jawab sosial perusahaan, maka hal tersebut akan dikemukakan disini bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

17Ahmad Subhi, “Implementasi program tanggungjawab perusahaan (CSR) PT Pertamina” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2010) h. 9


(26)

16

7. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh data yang telah teruji dan valid. Dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan melalui diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas sosial serta tentang isu-isu yang sedang berkembang. Oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data yang relevan. Selain itu teknik keabsahan data ada beberapa cara.

Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari wawancara, studi dokumentasi dan observasi. Peneliti melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi. Kemudian peneliti juga mencari data dari dokumen-dokumen yang ada terkait program yang diteliti.

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah” yang diterbitkan oleh CeQda UIN Jakarta 2007.

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan


(27)

skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Corporate Social Responsibility dalam Pemberdayaan Dhu‟afa (Studi kasus Program A Tree for A Child PT. Accor Asia Pacific di Kelurahan Cipinang Besar Selatan-Jakarta Timur)” yang disusun oleh Andrie Husein mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi tersebut merupakan ketertarikan peneliti dalam mengetahui evaluasi program terhadap program CSR itu sendiri. Apa yang dihasilkan oleh skripsi peneliti tentu akan menjadi bahan perbandingan dengan skripsi tersebut.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang terbagi sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, pedoman penulisan skripsi, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.


(28)

18

BAB II: TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan teori terkait penelitian skripsi ini. Diawali evaluasi program yang terdiri dari pengertian evaluasi program, jenis evaluasi, model evaluasi, indikator evaluasi serta manfaat dan kegunaan evaluasi. Kemudian peneliti juga menjelaskan tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang terdiri dari definisi tanggung jawab sosial perusahaan, konsep tanggung jawab perusahaan, komponen CSR, dan model CSR di Indonesia. Setelah itu menjelaskan tentang promosi kesehatan yang terdiri dari konsep promosi kesehatan, bentuk kegiatan promosi kesehatan, dan penyuluhan kesehatan masyarakat.

BAB III: PROFIL LEMBAGA

Menjelaskan tentang profil perusahaan dan profil puskesmas, dalam bab ini penulis menguraikan temuan dan analisa data, pertama peneliti menguraikan profil PT Asia Dwimitra Industri yang mencakup latar belakang berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, sarana dan prasarana, dan program CSR. Kemudian menguraikan tentang profil puskesmas pagedangan yang mencakup latar belakang puskesmas, visi dan misi, dan struktur organisasi.


(29)

BAB IV: CSR PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DALAM PROMOSI KESEHATAN

Pada bab ini peneliti menguraikan hasil analisis penelitian tentang evaluasi program corporate social responsibility PT Asia Dwimitra Industri dalam promosi kesehatan di Kampung Aren, pagedangan, Kabupaten Tangerang sesuai dengan tinjauan teoritis yang mencakup analisis rencana program dan evaluasi program.

BAB V: PENUTUP

Pada bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran terkait program promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri di Pegedangan, Tangerang.


(30)

20

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Secara etiomologi, dalam kamus ilmiah populer adalah penaksiran, penilaian, perkiraan keadaan dan penentu nilai. Sedangkan secara terminologi pengertian evaluasi menurut Casley dan Kumar adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi dan dampak suatu proyek di kaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sementara Fink dan Kosecoff memberikan devinisi evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program.18

Sedangkan menurut Nurul Hidayati dalam bukunya yang berjudul Metodelogi Penelitian Dakwah, evaluasi memiliki pengertian mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada kontek input, proses, dan produk pada sebuah program.19

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa evaluasi adalah penilaian pada efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu program dengan memperhatikan faktor-faktor penghambat, dan pendukung terhadap pelaksanaan suatu program, sehingga dapat mengetahui efektifitas masing-masing

18

Fredy S. Nggao, Evaluasi Program, (Jakarta: Nuansa Madani, 2003), h. 15

19


(31)

komponennya melalui rangkaian informasi yang diperoleh evaluator yang hendak membantu pengembangan, implementasi, kebutuhan, suatu perbaikan program, pertanggung jawaban, seleksi, motivasi, biasanya dikaitkan dengan model-model evaluasi yang akan di gunakan. Banyak model yang ditawarkan.

2. Jenis Evaluasi

Evaluasi sendiri terdiri dari berbagai jenis evaluasi diantaranya:20

a. Evaluasi awal kegiatan, yakni penilaian terhadap kesiapan program kegiatan atau mendekati kelayakan program kegiatan.

b. Evaluasi formatif, yaitu hasil-hasil yang telah di capai selama proses program kegiatan dilaksanakan. Waktu pelaksanaan secara rutin (perbulan, triwulan, semester atau tahunan) sesuai dengan kebutuhan informasi hasil penilaian.

c. Evaluasi sumatif, yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara keseluruhan dari awal program sampai akhir program kegiatan waktu pelaksanaan pada saat akhir program kegiatan sesuai dengan jangka waktu program kegiatan dilaksanakan. Untuk program kegiatan yang memiliki jangka waktu enam bulan, maka evaluasi sumatif dilaksanakan menjelang akhir bulan keenam. Untuk evaluasi yang menilai dampak program kegiatan dapat dilaksanakan setelah kegiatan berakhir dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.

20Rina Dwi Astuti, “Evaluasi Program Pengajian Dhuha Masjid Agung At

-tin

TMII-Pondok Gede”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Jakarta, 2012) h.


(32)

22

3. Model Evaluasi

Ada berbagai macam model-model evaluasi program, model-model tersebut merupakan alternatif-alternatif yang dipilih evaluator sesuai dengan masalah dan tujuan evaluasi, salah satu diantaranya yaitu Model Evaluasi Sistem Analisis.

Dalam manajemen, sistem diformulasikan dalam bentuk model linier proses produksi yang terdiri dari: Masukan (input), Proses (process), Keluaran (output), Akibat (outcome), dan Pengaruh (impact). Dari model linier tersebut setiap segmen perlu dievaluasi untuk menentukan nilai dan manfaat keseluruhan sistem. Oleh karena itu, dalam Model Evaluasi Sistem Analisis terdapat empat jenis evaluasi yaitu: Evaluasi masukan (Input evaluation); Evaluasi proses (Process Evaluation); Evaluasi keluaran (Output evaluation); Evaluasi akibat (Outcome evaluation); dan Evaluasi pengaruh (Impact evaluation). Berikut penjelasan mengenai model evaluasi sistem analisis:21

a. Evaluasi masukan (Input evaluation). Tujuan dari evaluasi masukan adalah untuk menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan kuantitas dan kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan program.

b. Evaluasi proses (Process evaluation). Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering menyediakan informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki.

21

Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan Profesi, (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011) h. 109-110


(33)

c. Evaluasi keluaran (Output evaluation). Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran daripada program, yaitu produk yang dihasilkan program.

d. Evaluasi akibat (Outcome evaluation). Evaluasi akibat mengukur apakah klien yang mendapat layanan program berubah.

e. Evaluasi pengaruh (Impact evaluation). Evaluasi pengaruh menilai perubahan yang terjadi terhadap klien atau para pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan program.

4. Indikator Evaluasi

Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk suatu proses evaluasi, Feurstein mengajukan beberapa indikator yang perlu untuk dipertimbangkan. Indikator dibawah ini adalah sembilan indikator yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan:22

a. Indikator Ketersediaan (Indicators of Availability). Indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.

b. Indikator Relevansi (Indicators of Relevance). Indikator ini menunjukan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan.

22

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001), h. 130-132


(34)

24

c. Indikator Keterjangkauan (Indicators of Accessibility). Indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam „jangkauan‟ pihak-pihak yang membutuhkan.

d. Indikator Pemanfaatan (Indicators of Utilisation). Indikator ini melihat seberapa banyak suatu layanan yang sudah disediakan oleh pihak pemberi layanan, dipergunakan (dimanfaatkan) oleh kelompok sasaran.

e. Indikator Cakupan (Indicators of Coverage). Indikator ini menunjukan proporsi orang-orang yang membutuhkan sesuatu dan menerima layanan tersebut.

f. Indikator Kualitas (Indicators of Quality). Indikator ini menunjukan standar kualitas dari layanan yang disampaikan ke kelompok sasaran. g. Indikator Upaya (Indicators of Efforts). Indikator ini menggambarkan

berapa banyak upaya yang sudah „ditanamkan‟ dalam rangka mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

h. Indikator Efisiensi (Indicators of Efficiency). Indikator ini menunjukan apakah sumberdaya dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumberdaya yang ada dalam upaya mencapai tujuan. i. Indikaor Dampak (Indicators of Impact). Indikator ini melihat apakah

sesuatu yang kita lakukan benar-benar memberikat suatu perubahan di masyarakat.


(35)

5. Manfaat dan Kegunaan Evaluasi

Menurut Feurstein ada sepuluh manfaat dan kegunaan evaluasi yang di kutip oleh Isbandi Rukminto Adi antara lain :23

a. Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

b. Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objek program.

c. Meningkatkan pemantauan agar tercapai manejemen yang baik.

d. Mengindentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat program itu sendiri.

e. Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat perbedaan apa yang telah terjadi setelah diterapkan suatu program. f. Biaya dan manfaat (cost benefit). Melihat apakah biaya yang

dikeluarkan masuk akal (reasonable).

g. Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengelola kegiatan program secara lebih baik.

h. Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain yang terjebak dalam kesalahan yang sama atau untuk mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah berhasil dengan baik.

23

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h. 187-188


(36)

26

i. Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas.

j. Memungkinkan terciptanya perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.

B. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

1. Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering diidentikan dengan CSR ini antara lain Pemberi/Amal perusahaan (Corporate Giving/Charity), kedermawanan Perusahaan (Corporate Philanthropy), Relasi Kemasyarakatan Perusahaan (Corporate Community/Public Relations), dan Pengembangan Masyarakat (Community Development). Keempat nama itu bisa juga dilihat sebgai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan (Corporate


(37)

Social Invesment/Investing) yang didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif “amal” hingga “pemberdayaan”.24

Pengertian lain juga dikemukakan oleh Schermerhorn (1993) member definisi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal.25 Bambang Ruditio mendefinisikan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai nilai dan standar yang

dilakukan berkaitan dengan beroperasinya perusahaan.26

2. Konsep Tanggung Jawab Perusahaan

Menurut Arrchie B. Carrol secara konseptual CSR merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah triple bottom lines, yaitu 3P:27

24

Being Bedjo Tanudjaja, Perkembangan Corporate Social Responsibility di Indonesia (E-Book), h. 93

25

Edi Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR, (Bandung: Refika Aditama, 2007) h. 102

26

Bambang Ruditio, Corporate Social Responsibility, Jawab Perkembangan Indonesia Masa Kini, (Jakarta: ICSD, 2003), h. 67

27


(38)

28

Gambar 2.0

Triple Bottom Lines dalam Corporate Social Responsibility

a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguat kapasitas ekonomi local, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat.

c. Plannet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme).

Profit (Keuntungan Perusahaan)

People (Kesejahteraan Manusia/Masyarakat)

Plannet

(Keberlanjutan Lingkungan Hidup)


(39)

3. Komponen CSR

CSR tidaklah sesederhana sebagaimana dipahami dan dipraktikkan oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup enam komponen utama:28

a. The Environment (Lingkungan)

b. Comummity Involvement and Development (Keterlibatan Komunitas dan Pengembangannya)

c. Human Rights (Hak Asasi)

d. Labor Practice (Praktek Ketenagakerjaan)

e. Fair Operating Practice (Praktek Pelaksanaan Yang Adil), dan f. Consumer Issues (Permasalahan Konsumen)

4. Model CSR Di Indonesia

Menurut Saidi dan Abidin sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia:29

a. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seniornya, seperti corporate secretary atau public affair

28

Suharto, CSR & COMDEV, h. 11.

29


(40)

30

manager atau menjadi menjadi bagian dari tugas pejabat public relation.

b. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan. Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju. Biasanya, perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Beberapa yayasan yang didirikan perusahaan diantaranya adalah Yayasan Coca Cola Company, Yayasan Rio Tinto (perusahaan pertambangan), Yayasan Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund.

c. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial/organisasi non-pemerintah (NGO/ LSM), instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya. Beberapa lembaga sosial/Ornop yang bekerjasama dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI), Dompet Dhuafa; instansi pemerintah (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia/LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos); universitas (UI, ITB, IPB); media massa (DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar).

d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial


(41)

yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

C. Promosi Kesehatan

1. Konsep Promosi Kesehatan

Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara organisasi structural dimana tahun 1984 Organisasi WHO dalam salah satu Divisinya, yaitu Division Health Education diubah menjadi Division on Health Promotion and Education. Dan konsep ini baru oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai menyesuaikan dengan merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktorat Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan.30

Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.31 Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk mengontrol dan mengembangkan kesehatan mereka dalam rangka

30

Wahit Iqbal Mubarak, dkk., Promosi Kesehatan: Sebuah Penghantar Proses Belajar

Mengajar dalam Pendidikan (Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2007), h. 1.

31


(42)

32

mencapai status kesehatan yang meliputi fisik, mental, kesejahteraan sosial.32Hal ini berarti promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk membawa perbaikan yang berupa perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik-non fisik, sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.33

Sasaran perlu ditetapkan agar promosi kesehatan dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. Pertama, sasaran primer yaitu masyarakat pada umumnya menjadi upaya pendidikan atau promosi kesehatan. Kedua, sasaran sekunder yaitu para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya. Ketiga, sasaran tersier yaitu para pembuat keputusan atau penentuan kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah.34

2. Bentuk Kegiatan Promosi Kesehatan

Health Promotion atau peningkatan kesehatan, yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa kegiatan:35

a. Pendidikan Kesehatan (Health Education).

b. Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti: penyuluhan tentang masalah gizi.

32Feyzar Maghfirah, “Konsep Dasar Promosi Kesehatan”, artikel diakses pada 6 April

2014 dari http://feyzarpublichealthuh.blogspot.com/2013/05/konsep-dasar-promosi-kesehatan.html

33

Wahit, Promosi Kesehatan, h. 1-2.

34

Wahit Iqbal Mubarak, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan (Jakarta: Salemba Medika, 2011), h. 69-70

35


(43)

c. Pengamatan tumbuh kembang anak (Growth and Development Monitoring).

d. Pengadaan rumah sehat.

e. Konsultasi perkawinan (Marriage Counseling). f. Pendidikan sex (Sex Education).

g. Pengendalian lingkungan.

h. Program P2M (Pemberantasan Penyakit Menular) melalui kegiatan immunisasi dan pemberantasan vektor.

i. Stimulasi dan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan kesehatan keluarga dan asuhan keperawatan pada anak atau balita serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan.

j. Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor.

k. Asuhan keperawatan pre natal dan pelayanan keluarga berencana (KB).

l. Perlindungan gigi (Dental prophylaxis). m. Penyuluhan untuk pencegahan keracunan.


(44)

34

3. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

a. Penyuluhan Kesehatan Tentang ASI Ekslusif

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan agar mengetahui dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.36

ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian secara eklusif adalah bayi hanya diberi saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air, teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur, susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. ASI ekslusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin.37

Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat difokuskan pada tatanan rumah tangga dan tempat-tempat umum yang

36

Ibid., h. 101

37

Eva Fauziah, “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada Ibu Dengan Praktek Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2010”, (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UIN Jakarta, 2010) h. 16


(45)

mempunyai daya ungkit yang besar untuk meningkatkan cakupan peningkatan pemberian ASI.38

Tabel 2.1

Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Peningkatan Penggunaan ASI

Sumber: Departemen Kesehatan RI

b. Penyuluhan Kesehatan Tentang Demam Berdarah

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul pada musim hujan adalah Demam Berdarah Dengue yang

38

Hafni Rochmah, dkk., Panduan Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program-program Kesehatan di Kabupaten/Kota (Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2006), h. 16


(46)

36

ditularkan melalui gigitan nyamuk Aegypti.39 Hal ini dikarenakan pada saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu. Genangan air itulah akhirnya menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut. Dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai penular penyakit, maka risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.40

Pengendalian lingkungan terdiri dari penghapusan atau pengendalian terhadap habitat larva, dimana nyamuk menyimpan telurnya yang kemudian menetas menjadi larva. Hal ini dapat dilakukan melalui 3M:41

1) Menguras bak air.

2) Menutup wadah/tempat yang mungkin menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.

3) Mengubur barang-barang bekas yang dapat menampung air.

39Syefrina Yuwinda, “SAP Demam Berdarah Dengue (DBD)”, artikel diakses pada

24 Juni 2014 dari http://syefrinayuwinda.blogspot.com/2012/06/sap-demam-berdarah-dengue-dbd.html

40

Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI,

“Penyakit Musim Hujan yang Harus Diwaspadai dan Langkah Antisipasinya”, artikel diakses

pada 24 Juni 2014 dari http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=SNR.14010016

41

Ratih Ayu Kusumasari, “Prevalensi Demam Berdarah Dengeu Berdasarkan Kelompok Umur, Jeis Kelamin, Bulan Kejadian, Dan Angka Kematian Di Ruang Rawat Penyakit Dalam RSUP Fatmawati Pada Bulan Juli 2008 Sampai Juni 2009” (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UIN Jakarta, 2009), h. 43-44.


(47)

Gambar 2.2

Panduan Integrasi Promosi Kesehatan Lingkungan Sehat


(48)

38

BAB III

PROFIL PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DAN PUSKESMAS PAGEDANGAN

A. Profil PT Asia Dwimitra Industri 1. Latar Belakang Perusahaan

PT Asia Dwimitra Industri adalah perusahaan pengembangan dari perusahaan PT Adis Dimension Footwear yang berada di Jalan Raya Serang Km. 24, Balaraja-Tangerang. PT Asia Dwimitra Industri terletak di Jalan Raya Legok Km. 6.2 Cijantra, Pagedangan- Tangerang. Perusahaan ini berdiri di luas tanah 135.550 m2.

PT Asia Dwimitra Industri adalah badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas, didirikan di Tangerang pada tahun 2008 dengan status perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing). Perusahaan ini tergabung dalam golongan sepatu perkotaan (Member of Shoetown Group) yang ada di negara China dan negara Indonesia.


(49)

Gambar 3.0 Skema Shoetown Group

Perusahaan ini memproduksi sepatu olahraga bermerek NIKE. Produksi pertamanya pada tanggal 27 November 2008. Perusahaan ini memproduksi sepatu olahraga dengan tiga kategorinya yakni Tenis, Nike Sport Wear dan Soccer. Setelah enam tahun keberadaannya, PT Asia Dwimitra Industri telah berkembang sebagai salah satu perusahaan nasional yang hingga kini didukung oleh 4,938 karyawan.42

2. Visi dan Misi43 a. Visi

“Menjadi perusahaan yang berkelanjutan, menjadi mitra terpercaya, dan perusahaan yang menguntungkan”.

42Adis Group, “Company Profile” artikel diakses pada 24 Juni 2014 dari

http://stg.id1945.com/indo/?page_id=43

43


(50)

40

b. Misi

1) Berusaha memberikan yang terbaik untuk memenuhi harapan pembeli dan selanjutnya berproses dengan harapan mereka.

2) Sportif, disiplin, kompetitif dan berusaha untuk yang terbaik. 3) Selalu berusaha ofensif ketimbang defensif, mengantisipasi dan

mencegah segala permasalahan dibandingan dengan menyelesaikannya.

4) Berpikir positif dan bermotivasi tinggi.

5) Peduli pada seksama, ramah pada lingkungan dan mengkonservasi sumber daya yang ada.

3. Struktur Organisasi44

44


(51)

4. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kinerja karyawan, Perusahaan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang secara umum meliputi:45

a. Klinik perusahaan. b. Ambulan.

c. Kendaraan antar jemput karyawan. d. Ruang laktalasi.

e. Mushalla.

f. Lapangan sepak bola. g. Lapangan volly.

h. Alat proteksi kebakaran. i. Kantin.

j. Koperasi karyawan. k. Ruang pelatihan. l. Penyediaan air minum. m. Dll

5. Program CSR

Program CSR yang ada di PT Asia Dwimitra Industri ditujukan kedalam dua golongan, yakni golongan Intern (Karyawan/i) dan Ekstern (Masyarakat dan Lingkungan Sekitar).

45


(52)

42

a. Program CSR Intern (Karyawan/i)

1) Pembinaan keagamaan berupa halal bi halal pihak manajemen dengan karyawan.

2) Mengikutsertakan program Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja) berupa jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua.

3) Penyediaan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dari perusahaan berupa adanya fasilitas klinik, rumah sakit dan klinik rujukan, penggantian biaya pengobatan apabila berobat diluar klinik rayon, pelayanan Keluarga Berencana (KB), dan pengobatan tuberculosis (TBC).

4) Program untuk karyawati hamil dan menyusui melalui penyuluhan kesehatan dan senam untuk ibu hamil serta menerangkan prosedur penggunaan ruang laktalasi.

5) Women Health yakni beberapa kegiatan seperti seminar kesehatan memperingati hari AIDS, seminar perkembangan janin dalam kandungan, seminar kanker payudara, dan seminar kanker serviks dll.

6) Senam sehat.

7) Penyediaan Koperasi Karyawan/i.


(53)

b. Program CSR Ekstern (Masyarakat dan Lingkungan Sekitar) 1) Promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar.

2) Sunatan massal. 3) Qurban (Idul Adha).

4) Donor darah karyawan/i bekerjasama dengan PMI Kab. Tangerang.

5) Donasi dan kegiatan tanggap bencana. 6) Penanaman pohon.

7) Membuat pupuk kompos.

8) Penyuluhan penggunaan tabung gas.

9) Pelatihan tata cara menggunakan alat pemadam kebakaran kepada siswa/i di sekolah.

10) Pelatihan tata cara pertolongan pertama kepada siswa/i di sekolah. 11) Seminar kesehatan reproduksi untuk siswa/i di sekolah.46

B. Profil Puskesmas Pagedangan 1. Latar Belakang Puskesmas

Pembangunan kesehatan dititikberatkan pada penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, serta perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup. Kegiatan diarahkan

46

Adis Group, “Company Profile” artikel diakses pada 24 Juni 2014 dari

http://stg.id1945.com/indo/?page_id=43dan buku “Profil Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2011” (Tangerang: PT Asia Dwimitra Industri, 2011)


(54)

44

untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui pembentukan desa siaga, desa sehat dan pembinaan posyandu.

Demikian juga halnya di wilayah kerja Puskesmas Pagedangan kecamatan Pagedangan diupayakan selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan yang merata sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dan memotivasi masyarakat untuk hidup dalam lingkungan dan berprilaku hidup bersih dan sehat dengan menjalin kerjasama dengan lintas sektor yang terkait.47

2. Visi dan Misi48

a. Visi

“Mewujudkan masyarakat pagedangan sehat”. b. Misi

1) Meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu dan merata.

2) Menggalang kemitraan dengan lintas sektoral dan swasta. 3) Mendorong kemandirian masyarakat untuk berprilaku hidup

bersih dan sehat.

47Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, “Profil Kesehatan Puskesmas Pagedangan Tahun 2011”, (Dinas Kesehatan: Tangerang, 2012)

48


(55)

4) Meningkatkan kesehatan kerja dan lingkngan kerja yang sehat. 5) Memelihara kesehatan individu dan keluarga serta lingkungan. 6) Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan di semua

bidang.

3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi puskesmas pagedangan ini didapatkan dari hasil observasi peneliti saat berada di Puskesmas Pagedangan. Struktur orgranisasi ini merupakan struktur organisasi dan tata kerja UPT Puskesmas Pagedangan berdasarkan Peraturan Bupati (PERBUP) nomor 89 tahun 2010. Puskesmas

KEPALA UPT PUSKESMAS

KASUBAG TATA USAHA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL DOKTER UMUM DOKTER GIGI

BIDAN PERAWAT

BIDAN DESA PAGEDANGAN BIDAN DESA CICALENGKA BIDAN DESA LENGKONG KULON BIDAN DESA CICANTRA BIDAN DESA KADUSIRUNG BIDAN DESA PAGEDANGAN BIDAN DESA MEDANG BIDAN DESA JATAKE BIDAN DESA

SITUGADUNG BIDAN DESA MALANG

NENGAH BIDAN DESA CIHUNI PUSTU KADASIRUNG BIDAN DESA JATAKE


(56)

46

Pagedangan adalah puskesmas kecamatan pagedangan yang melayani kesehatan masyarakat di Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Puskesmas ini dipimpin oleh kepala UPT puskesmas yang dibantu oleh Kasubag Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional seperti dokter umum, dokter gigi, bidan, dan perawat.

Dalam mempermudah jangkauan untuk lebih dekat dalam melayani masyarakat, Puskesmas Pagedangan mempunyai bidan di setiap desa yang berada di daerah Pagedangan. Salah satunya adalah bidan desa cijantra yakni Bidan Titin Wiryantini, AMKeb yang saat ini ditugaskan oleh pimpinan puskesmas pagedangan untuk turut serta dalam membantu PT Asia Dwimitra Industri melaksanakan program promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar.


(57)

47

CSR PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DALAM PROMOSI KESEHATAN A. Analisis Rencana Program

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan hal ini harus sudah dipelihara sejak usia balita, bahkan dalam sejak kandungan agar terciptanya generasi masa depan Indonesia yang lebih baik sebagai sumber daya manusia yang siap menghadapi persaingan dunia. Meningkatnya kebutuhan ekonomi menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan-kebutuhan pokok, hal ini secara langsung mengakibatkan menurunnya juga perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

“intinya kita juga mendirikan perusahaan ini kan gak berdiri sendiri gitu. tapi di sekelilingnya juga ada masyarakat yang mendukung. Bagaimana pun ini merupakan tanggung jawab dari perusahaan untuk melihat apa sih yang terjadi di masyarakat sekitar gitu. Ketika misalnya disana ada satu issue misalnya flu atau ISPA, nah kita (perusahaan) ini harus tergerak untuk bagaimana caranya supaya kita bisa menurunkan angka ISPA, karena yang tinggal disekitarnya pun pasti kebanyakan karyawan sini.”49

Kegiatan ini dilakukan setiap 3 bulan (quartely) bergilir terhadap masyarakat sekitar berdasarkan RT atau RW, terdiri dari:50

49

Wawancara pribadi dengan Ibu Wahyuningsih selaku staff Corporate Responsibility PT Asia Dwimitra Industri, Kabupaten Tangerang, 16 Juni 2014

50

Proposal Kegiatan Bakti Sosial Masyarakat Sekitar, PT Asia Dwimitra Industri Tahun 2013


(58)

48

1. Penyuluhan sebagai bentuk promosi kesehatan kepada masyarakat.

2. Konsultasi kesehatan berupa tanya jawab dengan dokter.

3. Pemberian makanan tambahan untuk balita (bubur kacang hijau, susu dan telur rebus).

4. Pemberian vitamin untuk balita dan ibu hamil.

Berikut ini tujuan diadakannya program promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri:51

1. Membantu masyarakat sekitar PT ADI dalam pemeliharaan kesehatan terutama balita, ibu hamil dan lansia.

2. Meningkatkan dan mempererat tali persaudaraan.

B. Evaluasi Program

1. Implementasi Program

Program promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar ini telah dilaksanakan sejak awal tahun 2009. Program ini dilaksanakan setiap 3 bulan sekali atau 4 kali dalam setahun. Program ini dilaksanakan di wilayah-wilayah perkampungan yang berbeda. Perkampungan tersebut berada di wilayah Desa Cijantra dan Kelurahan Medang, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Lokasi perkampungan-perkampungan tersebut terletak disekitar wilayah PT Asia

51


(59)

Dwimitra Industri didirikan. Tema penyuluhan kesehatan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

“sesuai dengan top ten diseases (sepuluh penyakit teratas) di puskesmas pagedangan. Misalnya bulan ini ISPA yang paling besar yahh kita ISPA disitu, bulan ini demam berdarah yang paling besar, kita demam berdarah disitu, bulan ini TBC, TBC disitu. Jadi tergantung top diseases nya puskesmas pagedangan.”52

Program promosi kesehatan ini telah berlangsung sebanyak 20 kali sejak awal tahun 2009 hingga akhir tahun 2013. Berikut ini beberapa kegiatan yang telah berlangsung.

Tabel 4.1

Beberapa Kegiatan Promosi Kesehatan

Melihat data diatas, rata-rata penerima manfaat yang datang sekitar 84 orang dari 3 kegiatan yang telah berlangsung. Jumlah paket makanan dan vitamin anak yang tersisa diberikan kepada ketua RW/RT setempat yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat yang tidak datang kedalam kegiatan tersebut.

52

Wawancara pribadi dengan Ibu Thyenlye Sirait selaku Wakil Kepala Bagian CR, Kabupaten Tangerang, 16 Juni 2014

No

Lokasi

Tema Penyuluhan

Absensi Penerima Manfaat

1 Desa Unrus, RW 06

tumbuh kembang kesehatan balita

81 orang

2 Perumahan Medang Lestari, RW 08 demam berdarah

98 orang

3 Kampung Aren, RW 05

ASI ekslusif & demam berdarah

73 orang

252 orang

84 orang

Rata-rata


(60)

50

“evaluasi yang dilakukan masih sederhana. Misalnya apakah jumlah paket yang kita sediakan cukup atau tidak...”53

Setiap setelah kegiatan, karyawan perusahaan yang terlibat dalam program ini selalu mengadakan evaluasi terkait program yang telah terlaksana. Setiap kegiatan memiliki jumlah target penerima manfaat sekitar 80 orang s/d 100 orang dengan jumlah persiapan paket makanan tambahan dan vitamin anak sebanyak 150 untuk kegiatan ini. Kemudian disetiap kegiatannya terdapat waktu untuk para penerima manfaat berkonsultasi dengan tenaga ahli kesehatan yang ada saat itu.

“dari 2012, yang dari 2009 itu kita caplok-caplokin, belum bekerjasama dengan puskesmas, yang terdekat aja nih”54

Pada akhir tahun 2011, pihak management CR memutuskan untuk bekerjasama dengan puskesmas pagedangan untuk menjalankan program promosi kesehatannya karena sebelumnya perusahaan bergerak sendiri dalam melaksanakan program. Kerjasama ini untuk membantu program kegiatan posyandu puskesmas pagedangan sehingga program terintegrasi dengan baik.

53

Wawancara pribadi dengan Ibu Thyenlye Sirait selaku Wakil Kepala Bagian CR, Kabupaten Tangerang, 16 Juni 2014.

54

Wawancara pribadi dengan Ibu Thyenlye Sirait selaku Wakil Kepala Bagian CR, Tangerang, 16 Juni 2014.


(61)

“kami sedang membuat program baru dimana CSR kami tuh benar -benar terukur seperti kekurangan yang sudah kita evaluasi itu. Jadi - benar-benar terukur berapa persen keberhasilannya, berapa persen kekurangannya itu belum terukur. Jadi itu yang mau kita ukur”55

Pada akhir tahun 2013, pihak management CR memutuskan mengganti kegiatan promosi kesehatan ini kearah program yang lebih preventif dan lebih adanya pengukuran keberhasilan terhadap keberhasilan program. Melalui Forum Group Discussion (FGD) pihak perusahaan dan puskesmas merencanakan kegiatan promosi kesehatan kearah program kesehatan lingkungan berupa pembuatan spiteng WC untuk para warga di daerah lingkungan perusahaan. Hal tersebut dilihat atas dasar untuk mencegah anak dengan gizi buruk dan gizi kurang akibat dari lingkungan yang kotor. Program ini sedang menunggu keputusan pimpinan perusahaan PT Asia Dwimitra Industri.

2. Model Evaluasi Sistem Analisis

Peneliti melakukan evaluasi program dengan salah satu model evaluasi, yakni model evaluasi sistem analisis. Peneliti mengevaluasi salah satu kegiatan program promosi kesehatan PT Asia Dwimitra Industri di daerah Kampung Aren, Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Kegiatan ini telah terlaksana pada tanggal 31 Desember 2013. Dalam model evaluasi ini, terdapat lima jenis evaluasi yaitu: Evaluasi Masukan (Input evaluation); Evaluasi proses

55

Wawancara pribadi dengan Ibu Thyenlye Sirait selaku Wakil Kepala Bagian CR, Tangerang, 16 Juni 2014.


(62)

52

(Process evaluation); Evaluasi keluaran (Output evaluation); Evaluasi akibat (Outcome evaluation); dan Evaluasi pengaruh (Impact evaluation).

Gambar 4.2

Model Evaluasi Sistem Analisis Program Promosi Kesehatan

Berdasarkan gambar 4.2, peneliti akan menjelaskan setiap evaluasi yang ada pada gambar diatas. Berikut ini akan dijelaskan evaluasi program dengan model evaluasi sistem analisis berdasarkan program corporate social responsibility dalam promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri.

a) Evaluasi masukan (Input evaluation). Tujuan dari evaluasi masukan adalah untuk menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan kuantitas dan Masukan (Input)

1)Rencana program 2)Perizinan program 3)Penerima manfaat, target sasaran 4)Absensi penerima manfaat 5)Sumber Daya Manusia 6)PMT dan vitamin 7)Anggaran 8)Fasilitas

9)Peralatan kesehatan 10) Tema penyuluhan

Evaluasi Masukan

Proses (Process)

1)Panduan Integrasi Promosi Kesehatan 2)Proses Penyuluhan 3)Aktivitas Melayani Penerima Manfaat 4)Proses Sinergi 5)Proses Penciptaan Nilai Tambah Evaluasi Proses

Keluaran (Output)

1)Layanan promosi kesehatan 2)Produk Program

Promosi Kesehatan 3)PMT dan vitamin 4)Kesadaran

masyarakat tentang pentingnya ASI ekslusif & mencegah demam berdarah

Evaluasi Keluaran

Akibat (Outcome)

1)Jumlah bayi yang diberi ASI ekslusif meningkat 2)Jumlah kasus DBD stabil 3)Jumlah warga melakukan pencegahan DBD meningkat 4)Kehidupan keluarga lebih sejahtera Evaluasi Akibat

Pengaruh (Impack)

1)Perubahan social 2)Perubahan kesehatan 3)Human development index meningkat 4)Social marketing Evaluasi Pengaruh


(63)

kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan program. Berikut faktor-faktor evaluasi masukan, diantaranya:

1) Rencana program dalam promosi kesehatan ini adalah memberikan penyuluhan sebagai bentuk promosi kesehatan kepada masyarakat, konsultasi kesehatan berupa tanya jawab dengan dokter, pemberian makanan tambahan untuk balita (bubur kacang hijau, susu dan telur rebus), dan pemberian vitamin untuk balita dan ibu hamil. Susunan acara terdiri dari:

i. Pembukaan

ii. Penyuluhan sebagai bentuk promosi kesehatan iii. Pemeriksa kesehatan

iv. Konsultasi kesehatan

v. Pemberian makanan tambahan untuk balita

vi. Pemberian vitamin untuk balita, ibu hamil dan lansia

Analisis peneliti berdasarkan indikator relevansi, rencana program sudah dinilai sangat relevan dengan susunan acara yang akan dilaksanakan. Sehingga akan membantu dalam melaksanakan program promosi kesehatan untuk masyarakat di Kampung Aren, Desa Cjantra, Pagedangan, Tangerang pada tanggal 31 Desember 2013.

2) Perizinan program dalam melaksanakan kegiatan ini seperti perizinan dari pimpinan perusahaan yang sudah memberi perizinan secara


(64)

54

tertulis melalui penandatanganan proposal kegiatan yang diajukan. Kemudian perizinan terhadap pemerintah daerah setempat hanya secara lisan. Peneliti tidak menemukan bukti perizinan secara tertulis dari pihak perusahaan kepada pemerintah daerah setempat akan tetapi sudah ada koordinasi dari Ibu Kepala Desa Cijantra.

“Nggak sih, saya dapat tahunya tuh dari bidan desa aja, jadi masalah kesehatan itu koordinasinya dengan bidan desa...”56

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan pasal 14 ayat (1) menerangkan bahwa pemerintah melakukan koordinasi pelaksanaan TSLP (Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan) yang dilakukan perusahaan. Analisis peneliti berdasarkan indikator upaya, ibu kepala desa cijantra selaku perwakilan pemerintah daerah setempat sudah berupaya ikut terlibat dalam kegiatan promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar yang dilaksanakan oleh PT Asia Dwimitra Industri sebagai bentuk koordinasi. Kemudian analisis peneliti berdasarkan indikator kualitas, bentuk kerjasama dengan pihak puskesmas hanya sebatas lisan sehingga dinilai cukup berkualitas.

3) Penerima manfaat dalam promosi kesehatan ini adalah warga Kampung Aren, Desa Cijantra, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten

56

Wawancara pribadi dengan Rintan Nuraini selaku Mantan Ibu Kepala Desa Cijantra, Kabupaten Tangerang, 20 Juni 2014.


(65)

Tangerang. Target sasaran program ini adalah balita, ibu hamil dan lansia. Jumlah target penerima manfaat adalah 80 orang dengan jumlah paket pemberian makanan tambahan dan vitamin yang dilebihkan dari jumlah target. Analisis peneliti berdasarkan indikator relevansi, warga Kampung Aren dinilai jarang mendapatkan penyuluhan kesehatan, sehingga diniliai sudah relevan diadakan kegiatan di daerah tersebut. 4) Absensi penerima manfaat ini dipersiapkan untuk mengetahui jumlah

penerima manfaat yang ikut serta dalam program promosi kesehatan ini. Absensi ini berbentuk lembaran daftar hadir yang nantinya di isi biodata penerima manfaat seperti nama, umur, dan berat badan. Analisis peneliti berdasarkan indikator pemanfaatan, absensi penerima manfaat dinilai sangat bermanfaat untuk mengetahui lebih dekat para penerima manfaat.

5) Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanakan kegiatan ini terdiri dari karyawan PT ADI dan tenaga ahli kesehatan. Pihak manejemen telah mempersiapkan karyawan secara terstruktur dari tahun 2009 hingga saat ini untuk terlibat dalam program promosi kesehatan untuk masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri, yakni:57

i. Ketua : Thyenlye Sirait ii. Sekretaris : Lies Fatimah iii. Koordinator : Nina Noviana

57

Gerakan Sayang Ibu PT Asia Dwimitra Industri, Profil Organisasi dan Kegiatan Tahunan 2011 (Tangerang: PT Asia Dwimitra Industri, 2011), h. 2.


(66)

56

iv. Bidang Kesehatan : Dr. Ronald Anggota : - Endang S

- Puji

v. Bidang K3 & Fasilitas : A. Wahyuningsih

Anggota : - Nursin - Rendy F

vi. Bidang Humas : Udiyati

- Atik Markifah - Paping - Mona R - Lusi - Sri Maharti - Weni - Rini - Rukiyem - Murgiati - Barmi

Kemudian tenaga ahli kesehatan dalam program promosi kesehatan ini merupakan tenaga ahli kesehatan yang bekerja di perusahaan dan bekerja di puskesmas. Tenaga ahli kesehatan untuk program ini ialah 1 dokter, 2 paramedis dan 1 bidan. Dokter dan paramedis adalah


(67)

karyawan PT Asia Dwimitra Industri yang bertugas di klinik perusahaan akan mengikuti setiap kegiatan secara bergiliran. Sedangkan bidan adalah bidan desa cijantra yang bertugas untuk puskesmas pagedangan yang saat ini merupakan mitra kerjasama dalam menjalankan program. Adanya tenaga ahli kesehatan dalam program ini merupakan bagian strategi untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara benar. Analisis peneliti berdasarkan indikator ketersediaan, program ini dinilai sudah memadai dari segi SDM untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan.

6) PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan vitamin merupakan pemberian asupan gizi kepada masyarakat sebagai penunjang untuk meningkatkan kesehatan. PMT yang diberikan berupa susu, bubur kacang hijau dan telur rebus hanya diberikan untuk balita. Terdapat 2 jenis vitamin yang akan diberikan, vitamin anak “hufalisyn” yang berfungsi untuk penambah nafsu makan. kemudian vitamin “tablet tambah darah” yang diberikan dari puskesmas untuk para ibu hamil dan lansia. Vitamin yang dipersiapkan dalam promosi kesehatan ini berjumlah 150 vitamin anak dan 10 vitamin penambah darah (isi 30 butir) dari puskesmas. Dengan rata-rata yang datang dalam kegiatan ini sekitar 84 orang, analisis peneliti berdasarkan indikator ketersediaan menilai PMT dan vitamin yang akan diberikan sudah sangat memadai.


(68)

58

7) Anggaran yang disiapkan dalam promosi kesehatan ini, yakni:

i. Vitamin = Rp 1.500.000,

(150 x Rp 10.000)

ii. Bubur kacang hijau = Rp 525.000,- (150 x Rp 3.500)

iii. Telur rebus = Rp 225.000, (150 x Rp 1.500)

iv. Susu = Rp 375.000,

(150 x Rp 2.500)

v. Plastik = Rp 25.000,- +

Total = Rp 2.650.000,-

Rincian anggaran biaya diatas diperlukan agar program dapat membantu masyarakat sekitar PT Asia Dwimitra Industri dalam pemeliharaan kesehatan. Analisis peneliti berdasarkan indikator upaya, anggaran diatas dinilai sebagai bentuk perusahaan dalam berupaya menjalankan program untuk mencapai tujuan.

8) Fasilitas dalam program promosi kesehatan ini adalah mobil perusahaan yang digunakan untuk membantu dalam proses pengangkutan makanan tambahan, dll. Rumah warga direncanakan sebagai tempat pelaksanaan program ini yang bertempat di rumah kediaman Ibu Nurjannah selaku kader posyandu yang berlokasi di Kampung Aren, RT 001 RW 05 yang saat ini dijadikan warga sebagai


(69)

posyandu. Sehubung akan diadakan di rumah warga, adanya toa (pengeras suara) juga disiapkan.

“...yang penting ada yang lebih bagus lagi sih. Jadi biar nyaman, jangan di rumah gitu”58

Analisis peneliti berdasarkan indikator efisiensi menilai tempat pelaksanaan program kurang efisien untuk para penerima manfaat dalam menerima materi.

9) Peralatan kesehatan yang disiapkan dalam program promosi kesehatan ini adalah timbangan bayi, timbangan gantung, timbangan injak, alat tensi darah dan stetoskop.

“biasanya sih timbangan bayi terus yang timbangan injak, timbangan gantung terus cek tensi darah sama stetoskop”.59 Analisis peneliti berdasarkan indikator efisiensi, peralatan kesehatan sudah melingkupi kebutuhan dalam pelaksanaan program untuk para penerima manfaat sehingga dinilai sudah efisien untuk mengetahui tingkat kesehatan penerima manfaat.

10) Tema penyuluhan dalam promosi kesehatan ini adalah penyuluhan tentang ASI ekslusif dan pencegahan demam berdarah. Tema disesuaikan dengan adanya beberapa ibu hamil dan musim hujan yang

58

Wawancara pribadi dengan Ibu Fatimah selaku penerima manfaat, Tangerang, 21 Juli 2014.

59

Wawancara pribadi dengan Bidan Titin Wiryantini selaku Bidan Desa Cijantra, Tangerang, 18 Juni 2014.


(70)

60

sedang melanda. Analisis peneliti berdasarkan indikator relevansi menilai sudah relevan dalam pemilihan tema pada kegiatan ini.

Melihat jenis evaluasi masukan (Input evaluation) berdasarkan indikator-indikator yang digunakan untuk proses evaluasi, secara keseluruhan faktor-faktor yang ada pada masukan (input) dinilai sudah baik, namun yang perlu dievaluasi lebih lanjut adalah bentuk kerjasama dengan pihak-pihak terkait dan tempat pelaksanaan program.

b) Evaluasi proses (Process evaluation). Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering menyediakan informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki. Berikut faktor-faktor evaluasi proses, diantaranya:

1) Panduan integrasi promosi kesehatan merupakan pedoman yang ditujukan terutama untuk petugas kabupaten/kota baik petugas promosi kesehatan maupun pengelola program kesehatan sebagai acuan dalam mengintegrasikan program terkait, yang pada akhirya dapat mempercepat pencapaian target program yang telah ditentukan.60 Analisis peneliti berdasarkan indikator kualitas menilai bahwa program ini berkualitas karena sudah sesuai dengan panduan integrasi promosi kesehatan peningkatan penggunan ASI dan panduan integrasi

60

Hafni Rochmah, dkk., Kata Penghantar Buku Panduan Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program-program Kesehatan di Kabupaten/Kota.


(71)

promosi kesehatan lingkungan sehat sebagai upaya meningkatkan pengetahuan cara mencegah penyakit demam berdarah.

2) Proses penyuluhan program promosi kesehatan ini memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemberian ASI ekslusif dari umur 0 sampai 6 bulan. Kemudian memberikan informasi mengenai penyebab-penyebab penyakit demam berdarah dan cara untuk mencegahnya. Penyuluhan tersebut disampaikan oleh tenaga ahli kesehatan PT ADI.

“...yang dijelaskan mengenai ASI. Bagaimana cara ibu menyusui itu memberikan ASI ekslusif untuk bayinya. Kemudian trik-trik apa saja supaya bisa memberi ASI ekslusif. Kemudian demam berdarah yaa..penyebabnya, cara pencegahannya, pengobatannya”.61

Analisis peneliti berdasarkan indikator pemanfaatan menilai penyuluhan yang diberikan telah mencapai tujuan dari program sehingga program ini cukup bermanfaat.

3) Aktivitas melayani penerima manfaat yakni diawali pelayanan penyuluhan kesehatan dengan adanya seksi tanya jawab mengenai penyuluhan yang diberikan. Kemudian para penerima manfaat yang hadir diperiksa kesehatannya dengan cara timbang berat badan dan cek tensi darah. Serta diberi waktu kepada beberapa penerima manfaat yang ingin berkonsultasi secara langsung dengan tenaga ahli kesehatan

61

Wawancara pribadi dengan Ibu Wahyuningsih selaku staff Corporate Responsibility PT Asia Dwimitra Industri, Tangerang, 16 Juni 2014.


(1)

(2)

(3)

(4)

Dokumentasi Wawancara

Wawancara Wakil Kepala Bagian CR PT Asia Dwimitra Industri:

Wawancara staff CR PT Asia Dwimitra Industri:

Wawancara Bidan Desa:


(5)

Wawancara staff kecamatan Pagedangan:

Wawancara Ibu Kepala Desa Cijantra:

Wawancara Penerima Manfaat:


(6)

Dokumentasi Observasi

(Halaman PT Asia Dwimitra Industri) (Tempat Pelaksanaan Program di Kp Aren)

(Pintu Masuk Kantor Kecamatan) (Halaman Kantor Kecamatan Pagedangan) (Halaman Bidan Desa)

(Struktur Organisasi Puskesmas Pagedangan) (Halaman Puskesmas Pagedangan)


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Corporate Social Responsibility (studi pada PT. Arun NGL, Lhokseumawe)

2 59 95

Pengalokasian Dana Corporate Social Responsibility sebagai Alternatif Biaya Pembangunan di Pemerintahan Kota Medan

2 90 101

Implementasi Program Corporate Social Responsibiliti (CSR) Oleh PT. Sorikmas Mining Di Desa Banua Rakyat

1 65 217

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility Industri Perbankan Indonesia Terhadap Profitabilitas Dan Struktur Permodalan Perusahaan Periode 2010-2012

0 35 107

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Risiko Hukum Dan Bisnis Perusahaan Tanpa Corporate Social Responsibility

6 40 154

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Program Corporate Social Responsibility dan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Korelasional Peranan Program Corporate Social Responsibility Bidang Pemberdayaan Masyarakat PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat De

1 27 152

Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa dan Citra Perusahaan(Studi Kasus Pengaruh Implementasi Program Corporate Social Responsibility Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan Citra Positif Perusahaan PT Djarum pada Mahasiswa US

4 66 121

Program Corporate Social Responsibilty (CSR) Dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) “Satu untuk Sepuluh” Terhadap Citra AQUA di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

5 38 137