CSR PT ASIA DWIMITRA INDUSTRI DALAM PROMOSI KESEHATAN PENUTUP
3. Model Evaluasi
Ada berbagai macam model-model evaluasi program, model-model tersebut merupakan alternatif-alternatif yang dipilih evaluator sesuai dengan
masalah dan tujuan evaluasi, salah satu diantaranya yaitu Model Evaluasi Sistem Analisis.
Dalam manajemen, sistem diformulasikan dalam bentuk model linier proses produksi yang terdiri dari: Masukan input, Proses process, Keluaran
output, Akibat outcome, dan Pengaruh impact. Dari model linier tersebut setiap segmen perlu dievaluasi untuk menentukan nilai dan manfaat keseluruhan
sistem. Oleh karena itu, dalam Model Evaluasi Sistem Analisis terdapat empat jenis evaluasi yaitu: Evaluasi masukan Input evaluation; Evaluasi proses
Process Evaluation; Evaluasi keluaran Output evaluation; Evaluasi akibat Outcome evaluation; dan Evaluasi pengaruh Impact evaluation. Berikut
penjelasan mengenai model evaluasi sistem analisis:
21
a. Evaluasi masukan Input evaluation. Tujuan dari evaluasi masukan adalah untuk menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan
kuantitas dan kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan program.
b. Evaluasi proses Process evaluation. Evaluasi proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering menyediakan informasi
mengenai kemungkinan program diperbaiki.
21
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, Dan Profesi, Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011 h. 109-110
c. Evaluasi keluaran Output evaluation. Evaluasi keluaran mengukur dan menilai keluaran daripada program, yaitu produk yang dihasilkan
program. d. Evaluasi akibat Outcome evaluation. Evaluasi akibat mengukur
apakah klien yang mendapat layanan program berubah. e. Evaluasi pengaruh Impact evaluation. Evaluasi pengaruh menilai
perubahan yang terjadi terhadap klien atau para pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan program.
4. Indikator Evaluasi
Dalam hubungan dengan kriteria keberhasilan yang digunakan untuk suatu proses evaluasi, Feurstein mengajukan beberapa indikator yang perlu untuk
dipertimbangkan. Indikator dibawah ini adalah sembilan indikator yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan:
22
a. Indikator Ketersediaan Indicators of Availability. Indikator ini
melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada.
b. Indikator Relevansi Indicators of Relevance. Indikator ini
menunjukan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang ditawarkan.
22
Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan,Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001, h. 130-132