3. Komponen CSR
CSR  tidaklah  sesederhana  sebagaimana  dipahami  dan  dipraktikkan  oleh kebanyakan perusahaan. CSR mencakup enam komponen utama:
28
a. The Environment Lingkungan
b. Comummity  Involvement  and  Development  Keterlibatan  Komunitas
dan Pengembangannya c.
Human Rights Hak Asasi d.
Labor Practice Praktek Ketenagakerjaan e.
Fair Operating Practice Praktek Pelaksanaan Yang Adil, dan f.
Consumer Issues Permasalahan Konsumen
4. Model CSR Di Indonesia
Menurut  Saidi  dan  Abidin  sedikitnya  ada  empat  model  atau  pola  CSR yang umumnya diterapkan di Indonesia:
29
a. Keterlibatan langsung. Perusahaan menjalankan program CSR secara
langsung  dengan  menyelenggarakan  sendiri  kegiatan  sosial  atau menyerahkan  sumbangan  ke  masyarakat  tanpa  perantara.  Untuk
menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu  pejabat  seniornya,  seperti  corporate  secretary  atau  public  affair
28
Suharto, CSR  COMDEV, h. 11.
29
Suharto, Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat CSR, h. 110
manager  atau  menjadi  menjadi  bagian  dari  tugas  pejabat  public relation.
b. Melalui  yayasan  atau  organisasi  sosial  perusahaan.  Perusahaan
mendirikan  yayasan  sendiri  di  bawah  perusahaan  atau  groupnya. Model  ini  merupakan  adopsi  dari  model  yang  lazim  diterapkan  di
perusahaan-perusahaan  di  negara  maju.  Biasanya,  perusahaan menyediakan  dana  awal,  dana  rutin  atau  dana  abadi  yang  dapat
digunakan  secara  teratur  bagi  kegiatan  yayasan.  Beberapa  yayasan yang  didirikan  perusahaan  diantaranya  adalah  Yayasan
Coca  Cola Company,  Yayasan  Rio  Tinto  perusahaan  pertambangan,  Yayasan
Dharma Bhakti Astra, Yayasan Sahabat Aqua, GE Fund. c.
Bermitra  dengan  pihak  lain.  Perusahaan  menyelenggarakan  CSR melalui  kerjasama  dengan  lembaga  sosialorganisasi  non-pemerintah
NGO LSM, instansi pemerintah, universitas atau media massa, baik dalam  mengelola  dana  maupun  dalam  melaksanakan  kegiatan
sosialnya.  Beberapa  lembaga  sosialOrnop  yang  bekerjasama  dengan perusahaan dalam menjalankan CSR antara lain adalah Palang Merah
Indonesia  PMI,  Yayasan  Kesejahteraan  Anak  Indonesia  YKAI, Dompet  Dhuafa;  instansi  pemerintah  Lembaga  Ilmu  Pengetahuan
IndonesiaLIPI,  Depdiknas,  Depkes,  Depsos;  universitas  UI,  ITB, IPB; media massa DKK Kompas, Kita Peduli Indosiar.
d. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut
mendirikan,  menjadi  anggota  atau  mendukung  suatu  lembaga  sosial
yang  didirikan  untuk  tujuan  sosial  tertentu.  Dibandingkan  dengan model  lainnya,  pola  ini  lebih  berorientasi  pada  pemberian  hibah
perusahaan  yang  bersifat  “hibah  pembangunan”.  Pihak  konsorsium atau  lembaga  semacam  itu  yang  dipercayai  oleh  perusahaan-
perusahaan  yang  mendukungnya  secara  pro  aktif  mencari  mitra kerjasama  dari  kalangan  lembaga  operasional  dan  kemudian
mengembangkan program yang disepakati bersama.
C. Promosi Kesehatan
1.
Konsep Promosi Kesehatan
Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara organisasi structural dimana tahun 1984
Organisasi  WHO  dalam  salah  satu  Divisinya,  yaitu  Division  Health  Education diubah  menjadi  Division  on  Health  Promotion  and  Education.  Dan  konsep  ini
baru  oleh  Departemen    Kesehatan  RI  tahun  2000  mulai  menyesuaikan  dengan merubah  Pusat  Penyuluhan  Kesehatan  Masyarakat  menjadi  Direktorat  Promosi
Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan.
30
Pelayanan kesehatan promotif adalah suatu kegiatan danatau serangkaian kegiatan  pelayanan  kesehatan  yang  lebih  mengutamakan  kegiatan  yang  bersifat
promosi kesehatan.
31
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk  mengontrol  dan  mengembangkan  kesehatan  mereka  dalam  rangka
30
Wahit Iqbal Mubarak, dkk., Promosi Kesehatan: Sebuah Penghantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Yogyakarta: GRAHA ILMU, 2007, h. 1.
31
Undang-undang 36 Tahun 2009
mencapai status kesehatan yang meliputi fisik, mental, kesejahteraan sosial.
32
Hal ini  berarti  promosi  kesehatan  merupakan  program  yang  dirancang    untuk
membawa perbaikan  yang berupa perubahan perilaku, baik  di  dalam masyarakat sendiri  maupun  dalam  organisasi  dan  lingkungannya,  baik  lingkungan  fisik-non
fisik, sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.
33
Sasaran  perlu  ditetapkan  agar  promosi  kesehatan  dapat  tercapai  sesuai dengan  yang  diinginkan.  Pertama,  sasaran  primer  yaitu  masyarakat  pada
umumnya  menjadi  upaya  pendidikan  atau  promosi  kesehatan.  Kedua,  sasaran sekunder yaitu para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan sebagainya.
Ketiga,  sasaran  tersier  yaitu  para  pembuat  keputusan  atau  penentuan  kebijakan baik di tingkat pusat, maupun daerah.
34
2.   Bentuk Kegiatan Promosi Kesehatan Health  Promotion  atau  peningkatan  kesehatan,  yaitu  peningkatan  status
kesehatan masyarakat, dengan melalui beberapa kegiatan:
35
a. Pendidikan Kesehatan Health Education.
b. Penyuluhan kesehatan masyarakat PKM seperti: penyuluhan tentang
masalah gizi.
32
Feyzar Maghfirah, “Konsep Dasar Promosi Kesehatan”, artikel diakses pada 6 April 2014 dari
http:feyzarpublichealthuh.blogspot.com201305konsep-dasar-promosi- kesehatan.html
33
Wahit, Promosi Kesehatan, h. 1-2.
34
Wahit Iqbal Mubarak, Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan Jakarta: Salemba Medika, 2011, h. 69-70
35
Ibid., h. 10-11
c. Pengamatan  tumbuh  kembang  anak  Growth  and  Development
Monitoring. d.
Pengadaan rumah sehat. e.
Konsultasi perkawinan Marriage Counseling. f.
Pendidikan sex Sex Education. g.
Pengendalian lingkungan. h.
Program  P2M  Pemberantasan  Penyakit  Menular  melalui  kegiatan immunisasi dan pemberantasan vektor.
i. Stimulasi  dan  bimbingan  dini  atau  awal  dalam  kesehatan  kesehatan
keluarga    dan  asuhan  keperawatan  pada  anak  atau  balita  serta penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan.
j. Program  kesehatan  lingkungan  dengan  tujuan  menjaga  lingkungan
hidup manusia agar aman dari bibit penyakit seperti bakteri, virus dan jamur serta mencegah kemungkinan berkembangnya vektor.
k. Asuhan  keperawatan  pre  natal  dan  pelayanan  keluarga  berencana
KB. l.
Perlindungan gigi Dental prophylaxis. m.
Penyuluhan untuk pencegahan keracunan.
3.   Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
a. Penyuluhan Kesehatan Tentang ASI Ekslusif
Menyusui  adalah  proses  pemberian  susu  kepada  bayi  atau  anak  kecil dengan  air  susu  ibu  ASI  dari  payudara  ibu.  Promosi  kesehatan  menyusui
merupakan  suatu  proses  untuk  meningkatkan  kemampuan  masyarakat  dalam pengetahuannya  mengenai  manfaat  menyusui,  khususnya  ibu-ibu  pasca
persalinan  agar  mengetahui  dan  mau  menyusui  anak-anaknya  segera  setelah lahir.
36
ASI  ekslusif  atau  lebih  tepat  pemberian  secara  eklusif  adalah  bayi hanya  diberi  saja,  tanpa  tambahan  cairan  lain  seperti  susu  formula,  jeruk,
madu,  air,  teh,  air  putih,  dan  tanpa  tambahan  makanan  padat  seperti  pisang, pepaya,  bubur,  susu,  biskuit,  bubur  nasi,  dan  tim.  ASI  ekslusif  adalah
memberikan  hanya  ASI  tanpa  memberikan  makanan  dan  minuman  lain kepada  bayi  sejak  lahir  sampai  bayi  berumur  6  bulan,  kecuali  obat  dan
vitamin.
37
Integrasi  promosi  kesehatan  dengan  program  gizi  masyarakat difokuskan  pada  tatanan  rumah  tangga  dan  tempat-tempat  umum  yang
36
Ibid., h. 101
37
Eva Fauziah , “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekslusif Pada
Ibu Dengan Praktek Inisiasi Menyusu Dini IMD Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara Tahun 2010
”, Skripsi S1 Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, UIN Jakarta, 2010 h. 16